❛ 𝙥𝙖𝙥𝙖 ❜
“ini yang namanya keum donghyun?”
sang pemilik nama, tersenyum sedikit gugup, kemudian membungkuk sopan.
“iya, calon yunseong.”
yunseong merangkul bahu donghyun, sambil memasang raut sedikit bersombong ria pada lelaki berumur kepala empat dengan jas dokter di hadapannya.
biasanya, donghyun akan melakukan sesuatu seperti mencubit atau memukul yunseong jika yang lebih tua mulai menyebalkan seperti ini.
tapi, donghyun tak bisa. ia sedang dihadapkan dengan sang kepala keluarga hwang yang baru ia temui pertama kali ini.
“oh.”
lelaki tua itu menurunkan arah pandangnya, menatap ke arah pergelangan tangan kecil lelaki manis itu.
sebuah senyum samar tertoreh kala mata menangkap gelang familiar yang tersemat di sana.
“yang bikin kamu jarang ada di rumah?”
donghyun menunduk mendengar seruan papa yunseong di hadapannya.
“lebay banget sih, pa. yunseong kan emang jarang ada di rumah.”
sang papa mengangkat kedua alisnya sambil mengangguk-anggukkan kepala.
“iya juga. tapi bagus, deh. jadi budak cinta keliatannya lebih berfaedah dari pada jadi tukang tawuran.”
“dibahas terus!” gumam yunseong, lebih ke mencibir namun dengan suara yang rendah.
papa yunseong mendengarnya, tapi tak ambil pusing. lelaki tua itu mengalihkan kembali atensinya pada donghyun, kemudian mengulas senyum lembut khas sosok seorang ayah.
“donghyun? kata yunseong gigi kamu sakit?”
donghyun lantas segera mengangkat kepalanya, kemudian mengangguk.
“iya, pak dokter.”
papa yunseong terkekeh, yunseong sendiri ikut terkekeh. gemas mendengar donghyun menyerukan panggilan pak dokter dengan intonasi yang lugu.
“panggil pak aja, atau om? kamu manggil istri saya tante, kan?”
“iya―”
“atau panggil papa juga boleh.”
mama yunseong benar, seperti apa yang dikatakannya, ayah yunseong tak jauh berbeda sikapnya dengan yunseong sendiri.
sebuah realita dari pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
“ngebet banget mau dipanggil papa,” celetuk yunseong.
“kenapa? katanya calon kamu? harus manggil papa, dong?”
KAMU SEDANG MEMBACA
kalopsia, hwangkeum✔
Cerita Pendek[finish✓] ternyata, semembahagiakan ini mencintai seseorang.