❛ 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙡𝙚𝙨𝙖𝙞𝙠𝙖𝙣 ❜
yunseong kembali melirik arloji yang tersemat di pergelangan tangannya, kemudian kembali menghela napas saat di rasa cukup lama juga ia menunggu pintu di sampingnya terbuka.
punggungnya kembali ia sandarkan pada tembok, sementara lengannya kini sibuk mengotak-atik ponsel di tangannya. membuka aplikasi pesan terlebih dahulu.
kedua mata itu membulat, ketika melihat satu pesan teratas yang baru saja masuk detik itu juga.
📩bunda cantik
|yunseong, donghyun udah siuman.
10.15lantas, yunseong segera menekan icon bergambar telepon untuk menghubungi bunda donghyun.
“iya, yunseong?”
“bunda!”
di seberang sana, bunda tertawa mendengar antusuasme yunseong memanggilnya.
“semangat banget, hm?”
“donghyun gimana sekarang, bun?”
“baik-baik aja, kok. cuma agak diem.”
“agak diem gimana, bun?”
“ya, gitu. di tanya gak mau jawab, paling mentok juga cuma ngangguk sama geleng-geleng doang, itu juga bunda yang ajak ngomong.”
“kok bisa gitu? terus gimana dong, bun?”
“tenang, yunseong. kata dokter juga wajar, kok, lagian baru bangun, emang keliatan agak linglung, kamu jangan panik gitu.”
yunseong mengusap dadanya merasa lega. sementara di seberang sana, bunda sibuk mentertawakan tingkahnya.
“yunseong khawatir, bun.”
“kamu mau jenguk lagi, gak?”
ia terdiam sebentar, menimang-bimang pertanyaan bunda.
haruskah ia datang menjenguk?
bingung rasanya, kemarin-kemarin ia biasa saja karena donghyun belum siuman.
tapi sekarang? apa donghyun masih mau melihatnya?
bukannya yunseong pesimis, tapi ia tidak tahu apa yang akan terjadi kalau donghyun melihat wajahnya mengingat pertemuan terakhir mereka dapat dibilang cukup buruk.
“yunseong?”
“e-eh, anu, bun. eum.. gimana nanti, ya?”
bunda sangat paham dengan jawaban kaku yunseong.
“yasudah, bunda tutup, ya? mau lihat donghyun lagi. kamu kalo mau jenguk ke sini aja, jangan pesimis dulu.”
yunseong tersenyum tipis, bunda benar-benar peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
kalopsia, hwangkeum✔
Storie brevi[finish✓] ternyata, semembahagiakan ini mencintai seseorang.