┋10

2.8K 678 457
                                    

❛ 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 ❜

setelah bel istirahat berbunyi, donghyun lekas pergi menuju kamar mandi, berniat mencuci tangan dan sedikit melihat penampilannya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah bel istirahat berbunyi, donghyun lekas pergi menuju kamar mandi, berniat mencuci tangan dan sedikit melihat penampilannya hari ini.

ia mulai menghidupkan keran, membasuh tangannya yang kotor karena noda pensil di tangannya sungguh mengganggu.

setelah selesai, ia tak lekas pergi, malah untuk memperhatikan dirinya pada pantulan cermin, kemudian tersenyum ketir.

wajahnya kelihatan buruk hari ini. lingkaran hitam di bawah matanya terlihat sangat jelas pada kulit putihnya.

ini semua karena donghyun tidak bisa tidur semalam, ia melakukan banyak hal yang sekiranya mampu membuat dia lupa hari-hari kemarin. walau kenyataannya sangat membuatnya makin kesulitan.

donghyun merasa sangat bersalah pada eunsang karena tidak bisa terbuka pada sahabat baiknya itu. sementara eunsang terus mengkhawatirkan kondisnya hari ini.

ia bahkan tidak menceritakan apapun tentang hubungannya dan yunseong yang sudah berakhir pada eunsang.

sesulit itu dia untuk terbuka meski pada sahabat dekatnya sendiri.

“donghyun!”

ia sedikit berjengit ketika eunsang menyusulnya, datang dengan napas tersenggal mungkin karena habis berlarian.

“kenapa, sang?"” tanyanya.

“ikut aku ke taman belakang sekarang!”

eunsang meraih tangan donghyun, kemudian menariknya.

“emang ada apa?”

“kak yunseong dipukulin!”

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬


bugh!

“mati lo bangsat!”

yunseong tersungkur, setelah menerima pukulan yang entah ke berapa kalinya. wajahnya terluka, begitu banyak lebam biru bersarang di sana.

meski begitu, yunseong sama sekali tidak melawan, membiarkan tubuh dan wajahnya menerima semua rasa sakit itu.

yunseong, bahkan mencegah hangyul dan junho untuk membantunya, melarang mereka berdua untuk menarik yunseong dari amukan lelaki bersurai caramel itu.

“gue gak terima lo mainin adek gue ya!”

yunseong diteriaki, tepat di depan wajahnya dengan emosi yang menggebu-gebu.

“gue hidup buat jagain dia, dan lo beraninya nyakitin dia! bajingan!”

lagi-lagi, pukulan telak yunseong terima, kini di bagian rahangnya.

“seneng kan lo sekarang? seneng?!”









































kalopsia, hwangkeum✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang