┋15

2.6K 656 199
                                    

❛ 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 ❜

setelah turun dari motornya dan lekas masuk ke dalam gedung rumah sakit besar itu, yunseong berlari di sepanjang koridor dengan perasaan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah turun dari motornya dan lekas masuk ke dalam gedung rumah sakit besar itu, yunseong berlari di sepanjang koridor dengan perasaan khawatir.

ucapan hangyul pagi tadi di telepon terys aja terngiang di telinga, membuat perasaannya makin resah pada sosok donghyun saat ini.

“waktu dijalan dia sempet sesek napas, mulutnya gak berenti berbusa, gue udah kaya orang gila bawa mobil gak tau aturan gara-gara sihoon nangisin donghyun terus.”

“vvip 1219...”

yunseong terus bergumam, mencari ruangan yang sudah hangyul beritahukan padanya. sesekali ia bertanya pada para perawat dan meminta arah, sebelum kembali mencari.

dan, dari jarak kurang lebih 5 meter dari posisinya, ia dapat melihat sihoon dan hangyul terududuk di bangku tunggu, di depan ruangan yang ia yakini ruang rawat donghyun.

yunseong lekas berlari menghampiri keduanya, sebelum sihoon sadar akan keberadaannya di jarak satu meter ia hampir sampai, lelaki manis itu menghalangi jalannya.

“ngapain lo disini, sialan?!”

sihoon, masih marah padanya, dan tak akan berlangsung sebentar sepertinya.

“please, hoon. gue pengen ketemu donghyun, gue mau liat―”

“gue gak izinin! enak ya lo nampakin wajah brengsek lo lagi di depan donghyun!”

“sihoon udahlah, yunseong cuma mau liat donghyun.”

hangyul menghampiri sihoon, sedikit menarik bahu lelaki mungil itu agar tak menghalangi jalan yunseong.

“engga, ya. oh, ini pasti kamu yang ngasih tau dia, iya kan?!”

“iya, dan yunseong emang harus tau, sihoon. keterlaluan kalo dia gak jenguk donghyun.”

“sihoon gue mohon.”

yunseong frustasi, dia hanya ingin melihat donghyun, dia cemas. yunseong bahkan rela meruntuhkan harga dirinya dengan menggenggam kedua tangan sihoon dan berlutut di hadapannya.

hangyul yang melihat sahabatnya seperti itu merasa sangat iba. tapi sihoon masih saja menampilkan wajah kerasnya.

“gue gak akan luluh cuma karena lo mohon-mohon gini, hwang yunseong.”

“sekali aja, sihoon.”

yunseong tak menyerah, masih terus memohon bahkan ketika hangyul mencoba untuk membujuknya berdiri.

“gak, hwang―”

“ada apa ribut-ribut? yunseong? kamu ngapain?”

bunda donghyun, keluar dari ruangan anaknya setelah mendengar keributan kecil di depan ruangan.

kalopsia, hwangkeum✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang