SATU

26.7K 997 10
                                    

Rania membuka matanya secara terpaksa setelah risih dibombardir dengan bunyi alarmnya. Alarm pertanda ia harus segera bangun dan pergi kerja. Diraihnya handphone yang tergeletak di meja kecil disamping tempat tidurnya. Dimatikannya alarm tersebut.

Rania memeriksa pesan masuk dihandphonenya. Beberapa pesan dari grup dan sebuah pesan dari Devan. Tanpa membuka pesan tersebutpun, Rania tau isi pesan pria berkebangsaan Pakistan itu.

'Good morning, princess. Have a nice day'

_Devan_

Rania tersenyum membaca pesan tersebut. Sebelum pergi mandi, wanita itu membalas pesan Devan.

'Good morning too for you. Have a nice day, prince'

_Rania_

~~~

"Pagi semua" sapa Rania sebelum duduk di kubikelnya.

"Pagi juga. Tumben bahagia" balas rekan kerjanya, Lioni.

"Lah, lalu aku harus nangis guling-guling gitu dipagi yang cerah ini?" Jawab Rania sambil menatap Lioni dengan tawa singkatnya.

"Iya ya, betul juga" jawab Lioni.

Rania membalas ucapan Lioni dengan senyuman. Wanita itu mulai menghidupkan komputernya dan menyusun laporan keuangan proyek pembangunan ruko yang saat ini sedang ditangani perusahaan tempatnya bekerja.

"Abi belum datang, Yon?" Tanya Rania pada Lioni.

"Abi disini umi. Umi rindu?"

Sosok yang dicari-cari oleh Rania muncul dan langsung menduduki kubikelnya yang lokasinya tepat didepan kubikel Rania.

"Jijik dengarnya" ucap Rania sambil memasang ekspresi mual.

"Kenapa kamu nyari-nyari kalau bukan karena rindu?" Abiyu memberikan tatapan mautnya pada Rania.

"Mau minta data" jawab Rania sambil membalas tatapan maut Abi.

"Data diri?"

Rania mengangguk atas pertanyaan Abi.

"Mau dibawa ke KUA?" Tanya Abi lagi.

Rania menggeleng "Nggak. Mau dibawa ke kantor polisi biar kamu ditahan di lapas"

"Ebuset apa salah kakanda, duhai adinda?" Tanya Abi mendramatisir keadaan.

"Salah kamu cuma satu, Bi. Kamu telah mencuri cinta aku" ucap Rania sambil memasang ekspresinya drama banget.

Abi tertawa dan dengan wajah tampannya ia berkata "Memang susah menjadi pria idaman semua wanita" dengan angkuhnya.

"Huek" Rania berpura-pura ia sedang mual dengan rasa mual amat dahsyat.

"Cepatan ah, minta data yang kamu survei lapangan kemaren" ucap Rania sambil menyerahkan flashdisknya.

"Ran. Dicariin bos ganteng tuh" ucap Shaza yang baru saja keluar dari ruangan kepala pimpinan mereka.

"Hah? Kenapa?" Tanya Rania dengan wajah panik.

Jantungnya mulai berdegup kencang. Rania sempat berpikir apakah ini cinta? Namun wanita itu menepis kegilaan tak masuk akal itu. Jantungnya berdebar karena bos tampannya itu terlalu mengerikan.

"Ya mana aku tau, Ran. Si bos tampan cuma bilang gini 'panggilkan Rania. Sekarang' si bos nggak bilang alasannya memanggil Rania" ucap Shaza.

Mendengar kata 'sekarang' membuat Rania secara otomatis langsung ngacir keruangan bos tampannya.

Rania menarik nafasnya sebelum mengetuk ruangan bos tampannya yang mirip Lee Min Ho versi kecut.

"Masuk" ucap suara berat berkarisma itu.

Rania masuk dengan hati-hati sambil memasang senyum sopannya. "Bapak memanggil saya?"

Bos tampan itu memberikan tatapan maut yang tak bersahabat pada Rania.

"Kamu perbaiki lagi ini" ucapnya dingin tanpa ekspresi sambil menyerahkan laporan yang dikira Rania telah selesai.

"Baik pak" ucap Rania pasrah. Ia menerima laporan tersebut dan berjalan tanpa semangat menuju pintu agar ia bisa segera keluar dari ruangan terkutuk ini.

"Rania"

Satu kata dari bos tampannya langsung menghentikan langkah Rania. Wanita itu berbalik setelah dirasa sanggup untuk tidak melotot kearah bos nya.

"Nanti malam lembur bersama saya. Kedua laporan keuangan dari proyek yang berbeda itu harus selesai sebelum pagi" ucapnya yang membuat Rania terperangah karena sudah 3 hari berturut-turut ia pulang lebih tragis dari Cinderella. Selama 3 hari ini, Rania selalu pulang diatas jam 01.00. Cinderella sih mending ketemu pangeran nah dirinya? Malah ketemu pak bos nyebelin.

"Baik pak" ucap Rania pada akhirnya.

Rania berjalan ke kubikelnya dengan langkah gontai.

"Kenapa?" Tanya Lioni.

"Disuruh menemani malam si bos yang sepi" jawab Rania kesal. Sementara Abi, Lioni dan Shaza tertawa bahagia.

"Si Bos kayaknya suka deh sama kamu Ran" timpal Shaza.

Rania menghela nafas "Iya, suka. Suka nyiksa!" Ucap Rania kesal.

Shaza, Lioni dan Abi tertawa lagi mendengar ucapan Rania.

"Bagus tuh kayak dinovel-novel. Kan lagi hits tuh cerita bos dan karyawan. Ntar judulnya 'The Nights with Boss' atau 'Semalam bersama Bos' eh nggak ding. Rania kan lemburnya bermalam-malam bukan semalam. Jadi judulnya 'Bermalam-malam bersama si Bos'. Lalu kalau kalian nikah dibuat season dua nya. Judulnya 'Setiap malam bersama si Bos'" Ucap Abi sambil terkekeh geli membayangkannya.

"Asem lu" rutuk Rania.

"Manis gue" kilah Abi.

"Horor banget tuh cerita" Rania kembali bergidik.

Abi tertawa bahagia melihat ekspresi Rania "Romance ini genrenya. Bukan horor. Si bos manusia bukan setan"

"Eh tapi ada loh setan main film romantis. Ganteng pula setannya" timpal Lioni.

"Hah? Apa judulnya?" Tanya Shaza mulai penasaran.

"Twilight. Edward Cullen kan tampan luar biasa. Yang setuju angkat tangan" jawab Lioni dengan nada ceria.

Mendengar jawaban Lioni, anggota yang lain langsung memasang muka datar dan kembali menekuri komputer kerjanya masing-masing.

Rania melirik handphonenya ketika benda yang selalu ia bawa-bawa itu menampilkan notifikasi pesan masuk.

Devan Hail
Mengirim pesan

PERFECT MISTAKE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang