SEBELAS

10.8K 744 11
                                    

"Saya mau ketemu sama Arvin Aksavaro"

Seluruh mata diruangan anak buah Arvin itu tertuju pada sosok wanita super cantik layaknya model papan atas. Badan indah, wajah indah, rambut panjang yang terawat dan tergerai indah, duh baik para kaum wanita maupun para kaum pria bakal menatap dengan tatapan terpesona.

"Pak Arvin nya ada. Kalau boleh tau mbak siapanya Pak Arvin ya?" tanya Abi sambil mulai melancarkan jurus tebar pesonanya.

"Saya calon istri Arvin" ucap wanita itu tenang dan mantap.

Seluruh manusia diruangan itu hening. Terkejut dan takjub.

'Ternyata selama ini Arvin tidak jomblo saudara-saudara dan ternyata selera Arvin levelnya tinggi dan kalau sekece ini sih wajar aja diumpetin sama yang punya, takut diambil orang mungkin' begitulah kira-kira isi pemikiran Rania, Abi, Shaza dan Lioni.

"Ran antarin gih calon bini pak bos keruangannya" titah Abi.

Sementara Rania langsung melotot kesal dan tanpa suara mulut Rania berucap 'Kok gue sih?'

Meskipun protes, Rania tetap saja berdiri dan melempar senyum manisnya pada calon bini pak bos "Ayo mbak saya antar keruangan pak Arvin"

Wanita cantik itu mengikuti langkah Rania. Rania mengetuk pintu ruangan pak bosnya.

"Masuk" ucap Arvin seperti biasa.

"Permisi pak. Saya bawa calon istri bapak" ucap Rania hati-hati karena Arvin sedang fokus pada komputer kerjanya.

Arvin mendongak menatap Rania "Hah? Siapa kamu bilang" tanya pria itu dengan wajah bingung.

"Calon istri bapak. Masa bapak nggak kenal sama calon istri sendiri sih. Ntar jadi calon suami durhaka loh" ucap Rania yang ikutan mulai bingung.

Arvin masih menatap Rania dengan kerutan bingung. Acara tatap-tatapan itu terinterupsi oleh suara merdu dan desahan manja.

"Sayang~~~" calon istri Arvin tanpa permisi langsung memasuki ruangan Arvin. Rania merasa tidak enak dengan wanita cantik itu, pasti dia kelamaan nunggu diluar dan sudah tidak sabar untuk melepas rindu dengan calon suaminya.

Wanita itu dengan manjanya langsung duduk dipangkuan Arvin sambil melingkarkan tangannya di leher Arvin. Rania yang melihat kejadian itu langsung salah tingkah dan berusaha mengalihkan tatapannya kearah yang lain.

"Apaan sih? Ini dikantor tau nggak?" ucap Arvin dengan nada risih dan sejalan dengan tindakan pria itu yang berusaha melepaskan rangkulan tangan wanita cantik itu dilehernya.

"Kalau gitu saya permisi pak" ucap Rania mulai menyadari bahwa ia tak seharusnya disini.

"Eh...kamu mau kemana?" ucapan Arvin menghentikan langkah Rania yang sudah berada diambang pintu keluar.

"Mau lanjut kerjalah pak" ucap Rania bingung. Biasa juga Arvin ngomel-ngomel kalau Rania menyia-nyiakan jam kerjanya dengan kata-kata 'kamu itu dibayar perusahaan buat kerja bukan buat yang lain'.

"Kamu yang bawa makhluk ini keruangan saya. Kamu harus tanggung jawab untuk membawa makhluk ini keluar dari ruangan saya" ucap Arvin kesal.

Rania berdiri dengan ekspresi bingung sekaligus ikut kesal karena kenapa pula tiba-tiba Arvin jadi marah dengannya?!

"Apaan sih pak? Sama calon istri kok jahat gitu? Lalu...dia kan calon istri bapak, kenapa malah saya yang bapak suruh tanggung jawab? Udah ah, saya permisi" ucap Rania sambil segera keluar dari ruangan itu dengan wajah masam.

"RANIA!" panggil Arvin dengan setengah berteriak. Namun panggilan itu diabaikan Rania. Wanita itu tetap saja berjalan keluar dari ruangannya.

Rania duduk kembali ke meja kerjanya dengan wajah kesal. Abi yang lokasi meja kerjanya didepan Rania tersenyum jail.

PERFECT MISTAKE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang