DUA PULUH SEMBILAN

17.7K 791 44
                                    

"Abiiiiii" panggil Rania riang saat memasuki ruang divisi CFO.

"Apa sayangku?" jawab Abi sambil tersenyum jahil.

"Eh, yang sopan ya sama calon istri pak bos" tegur Shaza berniat bercanda dengan mereka berdua.

"Ihhh, mbak Shaza apa sih? Ran kan jadi malu" ucap Rania sambil tersipu.

"Selama janur kuning belum melengkung masih boleh dong ditikung" canda Abi.

"Elo mah janur kuning udah melengkung juga elo hantam aja" timpal Rania.

"Kalau janur kuning udah melengkung dicabut aja, Bi" timpal Lioni.

"Ran, lo hobi banget ya ngehancurin harga diri gue" balas Abi pada Rania.

"Sip. Pintar lo,Lion" balas Abi sambil mengacungkan jempolnya kepada Lioni.

Rania tertawa mendengar ucapan Abi. "Gue baru tau lo punya harga diri"

"Minta dipeluk banget ya lo, Ran" ucap Abi sambil berdiri dan hendak melangkah ke arah Rania.

"Berani kamu nyentuh Rania, kamu saya pecat" ucap suara berat nan dingin yang sudah lama tak mereka dengar. Arvin berjalan mendekati Rania.

"Wanita ini milik saya dan tidak boleh ada yang menyentuhnya kecuali saya dan orangtuanya" ucap Arvin sambil memeluk pinggang Rania dengan posesif.

"Ihhh...Pak Arvin so sweet banget sih" ucap Shaza dan Lioni secara bersamaan sambil menatap penuh gemes pada lengan Arvin yang memeluk pinggang ramping Rania.

"Bapak ih malu...belum sah juga" ucap Rania berusaha melepaskan tangan Arvin yang memeluk pinggangnya.

"Saya nyariin kamu diatas, ternyata kamu disini" ucap Arvin.

"Oh saya mau memberikan ini ke Abi" ucap Rania sambil menyerahkan setumpuk surat undangan untuk seluruh pekerja diperusahaan ini.

"Bi, kata lo kan beberapa bulan yang lalu mau bantu gue nyebar undangan. Nih undangannya udah jadi" ucap Rania bangga.

"Kok undangan ulang tahun lo mewah benar, Ran?" timpal Abi pura-pura tidak tau.

"Ihhh apaan sih, kan udah gue bilang ulang tahun gue udah lewat. Itu undangan nikahan gue" jelas Rania dengan raut bahagia.

"Undangan nikahan kami" ralat Arvin yang tidak terima pada penyebutan bermakna tunggal yang diucapkan Rania. Rania tertawa melihat sikap Arvin.

"Lo tuh ya, pacarannya sama Devan nikahnya sama Arvin ckckck"

Rania tertawa mendengar ucapan Abi. "Bi, pacaran lama-lama juga nggak ngejamin pacar lo bakal jadi jodoh lo. Apalagi gue sama Devan yang pacarannya cuma bohongan alias settingan"

"Buset...udah macam artis papan atas ibukota aja lo" timpal Abi sambil tertawa keras.

"Ngomong-ngomong Devan, kemana itu pria tampan? Tumben makan siang gini nggak muncul" Rania melirik ruangan Devan.

"Oh, dia lagi makan siang sama pacarnya. Pacarnya bule cuy, cantik pakai banget" Abi mulai sesi menggosipnya.

"Bule asli apa bule-bulean. Kan di Indonesia banyak tuh bule istrinya pakle" tanya Rania yang membuat Abi kesal.

"Itu bulek dengan 'k'. Bule asli, ya kali sekelas Devan pacaran sama emak-emak" jawab Abi kesal.

"Wow....selama berbulan-bulan gue nyiapkan pernikahan ternyata gue ketinggalan gosip penting nih" timpal Rania.

"Lo sih, keenakan berdua-dua dilantai atas dengan Arvin. Hati-hati digoda setan lo" timpal Abi.

"Kan setannya elo" jawab Rania santai.

PERFECT MISTAKE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang