DUA PULUH SATU

10.7K 827 25
                                    

Setelah pertemuan menghebohkan antara Devan dan Arlin. Setiap hari, setiap jam makan siang, Arlin akan mengunjungi Devan. Kejadian ini membuat heboh divisi CFO. Meskipun Rania sudah tidak satu divisi lagi, namun berkat grup REMPONG yang dibuat oleh Abi, Rania bisa menyaksikan seheboh apa adegan kejar mengejar yang dilakukan oleh Arlin kepada Devan bahkan setiap kata demi kata untuk saling meyakinkan satu sama lain yang berbeda keyakinan ini. Arlin dengan keyakinannya bahwa Devan adalah takdirnya. Devan dengan keyakinannya bahwa Arlin tidak akan pernah menjadi takdirnya. Jadi, mari kita saksikan bersama keyakinan siapa yang lebih kuat?

Rania menatap dengan miris setiap video dan foto yang dibagikan Abi melalui grup REMPONG. Rania juga setiap malam menjadi tempat curhat keluh kesah Devan dan Arlin. Berdiri diantara dua insan berbeda keyakinan begini juga membuat jiwa Rania galau. Ia tidak bisa memihak pada siapapun. Rania kasihan kepada dua insan itu. Urusan hati, perasaan dan cinta memang bisa dipersalahkan? Kan manusia tidak bisa mengontrol perasaan cintanya akan jatuh pada siapa.

'Ran, lo mungut kawan model begitu dimana sih?'
_Abi_

'Mungut..mungut..lo kata sohib gue pengemis'
_Rania_

'Lah memang pengemiskan? Pengemis cinta. Pengemis cintanya Devan. Ternyata ada yang lebih gila dari lo ya. Gilanya hakiki pula'
_Abi_

'Doakan cepat sembuh ya'
_Rania_

'Berhubung cantik dan imut-imut, oke deh gue doain. Semoga dapat hidayah'
_Abi_

'Nggak sekalian doain biar terpesona sama lo?'
_Rania_

'Nggak. Ngeri gue sama yang agresif gitu. Pria itu ya Ran, jiwanya senang berburu bukan diburu secara obsesif dan agresif begitu. Merinding gue. Lebih horor daripada film horor'
_Abi_

'Lebai lo'
_Rania_

Hingga tepat pada hitungan hari ke tujuh. Devan yang sebenarnya ingin menggunakan jasa security namun enggan memicu kekacauan serta kehebohan memilih untuk naik kelantai atas tempat Rania berada. Pria segagah Devan datang dengan memeluk bekal makan siangnya. Rania antara ingin tertawa namun kasihan melihat betapa mengenaskan dan memelasnya wajah tampan itu.

"Ran. Aku mau numpang makan dengan tenang dan khidmat" ucap Devan dengan wajah memelasnya.

Rania refleks langsung berdiri dan mempersilahkan Devan duduk dikursi empuknya sebagai sedikit tebusan dari rasa penyesalan yang dirasakan Rania karena telah memperkenalkan pria setampan dan sebaik ini pada Arlin yang berstatus sahabatnya.

"Ya Allah, pangeran tampan, duduk sini duduk. Kasihan amat nasibmu nak. Harap maklum. Ujian orang tampan memang berat" ucap Rania sambil kembali mempersilahkan Devan untuk duduk dikursi kerjanya. Sementara Rania beralih ke kursi yang lain.

"Ngomong-ngomong, Arlin itu tipe yang pantang menyerah ya. Jadi tolong itu CCTV dipantau ya melalui komputer kerja saya. Siapa tau Arlin naik kesini" ucap Rania sambil memperhatikan kondisi mengenaskan Devan.

"Nggak makan siang Ran?" tanya Devan sambil membuka kotak bekalnya satu persatu.

"Lagi diantar sama tukang ojek online" jawab Rania sambil memperhatikan bekal yang dibawa Rania.

"Makan bareng aja yuk. Aku bawa banyak kok" ucap Devan sambil menyerahkan sendok dan garpu lebih yang ia bawa.

Rania memperhatikan sandwich roti gandum, salad sayur serta buah-buahan yang dibawa Devan.

"Sehat benar bekalnya" ucap Rania takjub.

"Buat sendiri nih?" tanya Rania sambil menatap mata Devan yang berwarna coklat gelap.

"Iya dong, kan aku anak rantau Ran" jawab Devan.

"Anak rantau internasional. Kesukaan Arvin nih. Sandwich dan salad" timpal Rania.

PERFECT MISTAKE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang