⚠️this is so cringe and full of cheese
"Ke rumah sakit sekarang ya? Udah sembilan bulan lewat 2 jam ay, aku takut kenapa-napa." ajak Jaehyun kesekian kalinya.
"Belum ada tanda-tanda mau lahir Jae, nanti kalau perutku sakit aku pasti bilang kok." balasmu. Setelah insiden kontraksi palsu dua pekan lalu, Jaehyun semakin waspada memperhatikanmu 24/7.
"Telpon mama aja sana." perintahmu yang diangguki Jaehyun. Jaehyun menempelkan ponselnya ditelinga dan memberitahu Ibu dan Ayahmu. Setelah panggilan terputus, Jaehyun pun meletakkan ponselnya diatas meja dan kembali fokus padamu.
Kamu sedang asik menonton film animasi sebelum perutmu terasa sakit. Kamu mencengkram kuat lengan Jaehyun disampingmu dan berusaha untuk mengeluarkan suara walau kesakitan.
"J-jae."
"Sayang?! Perut kamu sakit?!" tanya Jaehyun panik melihat ringisan diwajahmu serta satu tanganmu yang meremas lengannya.
"M-mobil, siapin mobil." ucapmu terbata dan mengerang. Dengan tergopoh Jaehyun menggendongmu keluar rumah.
"Gimana bukanya?!" kata Jaehyun frustasi bagaimana caranya ia membuka pintu mobil. Karena tidak ingin terjadi apa-apa padamu, akhirnya Jaehyun menahan badanmu menggunakan pahanya dan membuka pintu mobil dengan tangan kanannya.
"Tahan ya sayang, kita ke rumah sakit sekarang." kata Jaehyun dan membagi fokusnya antara mengemudi dan keadaanmu.
Setelah tiba disana, Jaehyun berjalan cepat menuju kamar bersalin. Kamu dinaikkan keatas ranjang berjalan untuk sampai ke ruangan. Jaehyun ikut berlari mendampingimu yang terbaring lemah. Telapak tangannya tak lepas darimu.
Oleh karena kamu akan melahirkan normal, Jaehyun diperbolehkan masuk dan menyemangatimu. Jaehyun tak henti-hentinya mengecup dahimu dan mengusapnya. Ia juga senantiasa membisik-bisikkan kalimat penyemangat dan penenang ditelingamu.
"Can you hear me? Trust me, i know you can. I love you, and always love you my wife."
Kamu terus mengejan dengan seluruh tenagamu. Akhirnya setelah perjuangan antara hidup dan mati, sebuah tangisan pecah mengisi ruangan bersalin. Kamu tersenyum tipis dan pandanganmu mengabur. Jaehyun mengucapkan terima kasih berulang kali dan menghujani dahimu dengan kecupan. Ia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya, begitu juga kamu.
Seorang perawat menyerahkan bayi kalian dan meletakkannya disampingmu. Kamu tersenyum tatkala melihat putra kalian yang begitu sehat dan menggemaskan. Wajahnya masih merah dan sedikit terusik karena Jaehyun terus menyubit pelan pipinya.
"Ganteng, kayak aku. Lucunya kayak kamu." gumam Jaehyun. kini jarinya menusuk-nusuk pipi putra pertama kalian.
"Iya. Jung Woojae jadi anak yang pinter ya nak ya." kamu ikut mengelus pipi bayi mungil itu.
Tiba-tiba kamu teringat sesuatu. "Jae, kamu udah kabarin mama sama mami belum??"
Jaehyun menepuk jidatnya. "Astaga, aku lupa. Bentar," buru-buru Jaehyun mengirimkan pesan untuk ibu dan mertuanya.
Perlahan kamu menegakkan punggungmu, Jaehyun membantumu dan mengecup sekilas bibir pucatmu. "Love you." katanya.
Kamu gantian mengecup pipinya. "Too." bisikmu sambil tersenyum.
Jaehyun duduk kembali dikursi sebelah ranjangmu dan memperhatikan bayi kalian. Namun tiba-tiba bayi itu menangis dan menggerak-gerakkan kaki serta tangannya. Jaehyun bingung harus melakukan apa dan hanya menggumam sambil menepuk nepuk paha bayi kalian.
Kamu terkekeh dan mengangkat bayi kalian dengan hati-hati. Beruntungnya melahirkan normal adalah kamu masih bisa tetap bergerak walau dengan berhati-hati. Jaehyun terus menatap bayi kalian yang kini tengah kamu gendong.
Kamu membuka dua kancing bajumu dan mulai menyusui bayi kalian. Jaehyun meringis melihat betapa hausnya bayi itu.
"Sakit?" tanya Jaehyun. Kamu menggeleng.
"Biasa, namanya juga lidah bayi. Aw." ringismu. Jaehyun tertawa pelan.
Pintu ruangan terbuka dan muncullah orangtua serta mertuamu. Raut wajah mereka sulit untuk dideskripsikan, nampak khawatir dan cemas diwaktu bersamaan.
Ibumu dengan cepat menghampiri. Mengelus puncak kepalamu yang sedikit berkeringat dan menatap bayi ditanganmu.
"Maaf ya nak, mama gak nemenin. Habisnya tadi mama nungguin dirumah kamu eh ternyata udah disini." ucap Ibumu sedikit menyesal. Kamu menggeleng dan berkata bahwa semuanya baik-baik saja.
"Mami boleh gendong anaknya gak? Lucu banget gemes," tanya Ibu mertuamu. Kamu tertawa dan menyerahkan bayi itu dari gendonganmu.
"Sssss, hidungnya mirip Jaehyun dulu pas bayi. Alisnya juga. Eh liat liat nih ada lesung pipinya juga gemes deh." gumam Ibu mertuamu.
"Mulutnya mirip mamanya dong, ya nak ya." timpal Ibumu tak mau kalah. Dua orang Ibu itu sibuk dengan bayimu dan Jaehyun. Sedangkan kamu hanya mampu tersenyun menyaksikan mereka.
"Namanya siapa nih?" tanya Ibumu penasaran dan meletakkan bayi itu setelah puas menggendongnya.
"Jung Woojae." balasmu.
"Bagus namanya, semoga sikapnya bagus juga." kata Ibu Jaehyun. Kamu dan Jaehyun mengamini ucapan ibu mertuamu.
Suasana ruangan menghangat dan keluargamu berbincang-bincang membicarakan berbagai hal.
"Kamu nanti tidur dimana?" tanyamu. Malam ini kamu menginap dirumah sakit, dengan Jaehyun tentunya. Sore tadi kerabat-kerabatmu dan Jaehyun berdatangan untuk menjenguk lahiran pertama dikeluarga kecil kalian berdua.
"Tidur disofa." balas Jaehyun dan mengusap pipimu. Bayi kalian diletakkan didalam box transparan disamping ranjangmu.
"Nanti badan kamu pegel pegel, gapapa?" katamu lagi. Jaehyun tersenyum dan menggeleng.
"Udah gapapa. Gih tidur, udah malam." kata Jaehyun dan menepuk-nepuk pelan bokongmu agar cepat tertidur.
"Selamat malam, Ayahnya Woojae."
Cup
"Selamat malam juga, Bundanya Woojae. Sleep well and love you."
#####
Akhirnya lahir juga wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Marriage Life : with Jaehyun
Fanfictionft. nct jaehyun [17+] ⇛ BAHASA ↬Jaehyun bisa jadi manja dan dewasa diwaktu yang sama. ⚠cheesy & cringe ©2019 by dyna-ssi