[23] Prediction

19.4K 1.8K 75
                                    

⚠️this is so cringe

Time flies. Kini kandunganmu tlah menginjak usia delapan bulan lebih.Tidak mudah bagimu dikeadaan hamil tua seperti ini. Kamu semakin harus berhati-hati dan lebih sering bergerak. Tetapi justru perut besar ini membuatmu tidak leluasa dalam mengerjakan hal apapun.

"Pelan-pelan" intruksi Jaehyun sambil membantumu menaiki tangga masuk rumah sakit. Kamu memegang perutmu agar tidak bergerak kesana-kemari saat mengangkatkan sebelah kakimu.

Kalian masuk kedalam pintu putih bertuliskan 'dr. Lee Taeyong' yang memang merupakan orang kepercayaan kamu dan Jaehyun. Jaehyun menggeser kursi untukmu dan membantumu untuk mendudukkan diri disana. Setelah itu Jaehyun lantas duduk disampingmu.

"Selamat pagi," sapa Taeyong ramah. Kamu dan Jaehyun membalas sapaannya sembari mengumbar senyuman.

"Apakah ibu sering berjalan pagi akhir-akhir ini seperti yang saya anjurkan?" tanya Taeyong.

Kamu mengangguk, "Iya dok, setiap pagi saya rutin mengelilingi rumah." balasmu.

"Baik. Ibu bisa berbaring disana untuk memulai pemeriksaan hari ini" Taeyong menunjuk kasur rumah sakit diruangannya. Kemudian ia pergi menyiapkan alat-alat medis yang ia butuhkan.

"Ayo" dengan telaten Jaehyun membantumu naik dan membaringkan tubuhmu disana. Tak lama Taeyong kembali dengan alat pemeriksa tekanan darah.

"Tensi ibu normal, baik" kata Taeyong sambil mencopot alat yang melingkar dilenganmu.

Jaehyun memperhatikan dengan seksama. Sedari tadi ia mengusap pucuk kepalamu tanpa henti. Kamu merasa nyaman dan terlindungi dengan pergerakan tangannya.

Tak lama kemudian Taeyong memoleskan gel diperut buncitmu dan mengarahkan alat USG disana. Tangannya mengitari seluruh permukaan perutmu dan berhenti diposisi kiri agak kebawah.

"Nah itu bayinya," kata Taeyong memperhatikan layar monitor kecil yang terhubung dengan alat dipermukaan perutmu.

Kamu dan Jaehyun bahagia sekaligus terharu. Janin yang selama ini kalian rawat dan kalian jaga bersama tumbuh dengan baik. Layaknya tanaman, kamu dan Jaehyun memupuknya dengan telaten serta penuh kasih sayang. Kini kalian tinggal menghitung hari untuk menuainya.

"Kira-kira kapan ya dok dedeknya keluar?" tanya Jaehyun yang masih menatap takjub anaknya dilayar monitor.

Taeyong berpikir sejenak, "Saya tidak tau persis kapan ibu akan lahiran, tapi menurut perkiraan saya jika lahir lebih awal berarti sekitar tiga minggu kedepan. Namun jika mundur, kurang lebih satu bulan lagi" jelas Taeyong.

Kamu mengangguk tanda mengerti begitu juga Jaehyun. Setelah itu Jaehyun membantumu turun dari kasur. Kalian berpamitan pada Taeyong karena check up telah selesai.

"Terima kasih dokter, kami pergi dulu."

"Tentu, hati-hati!"

"Jaehyun kamu ngapain?" tanyamu penasaran dan berjalan menghampiri Jaehyun yang sedang berjongkok didepan lemari pakaian. Ia mengeluarkan tas berukuran lumayan besar dan memasukkan beberapa helai baju kedalam tas itu.

"Lagi nyiapin perlengkapan kamu sama dedek buat lahiran nanti" jawabnya tanpa menoleh kearahmu. Kini ditangannya terdapat dua botol sabun mandi bayi yang sebelumnya telah kalian beli.

"Bawa yang mana ya? Biru atau oren?" gumam Jaehyun sambil memperhatikan satu persatu botol dikedua tangannya. Kamu menggelengkan kepala dan meraih salah satu botol dari tangannya.

"Sama aja, Jaehyun" katamu dan memasukkan botol yang kamu ambil tadi. Namun tiba-tiba Jaehyun menahannya.

"Ett, kamu kok masukin yang oren? Biru aja" Jaehyun menukarnya dan bersorak senang. Kamu menaikkan alis bingung melihat tingkahnya. Terkadang ia bisa berubah seperti balita polos dengan tawanya itu.

"Kamu kayaknya seneng banget, sampai udah disiapin gitu perlengkapannya" katamu dengan ringisan diakhir kalimat akibat tendangan dari dalam perutmu.

"Kamu kenapa?" tanya Jaehyun. Kamu menggeleng dan tersenyum disela-sela ringisanmu.

"Aduh, anak kamu nih nendang nendang mulu." kamu berjalan perlahan menuju kasur. Dengan sigap Jaehyun memapahmu kesana. Akhir-akhir ini ia begitu siap siaga membantumu kesana kemari.

"Udah, aw" kamu merasakan sebuah tendangan yang lumayan keras dari dalam sana. Tangan Jaehyun terulur untuk mengusap perutmu begitu kamu memekik tertahan akibat ulah anak kalian.

"Anak ayah jangan nakal sama bunda dong, nanti kalo gede gak ayah ajak main nih" kata Jaehyun sambil terus mengusap tonjolan diperutmu.

"Jaehyun ngomongnya!"

"Ngajak ngomong anak itu yang bener. Jangan ngancem gitu," sambungmu. Jaehyun nampak menyesal karena ucapannya tadi. Ia buru-buru menundukkan kepalanya kedepan perutmu.

"Maafin ayah ya nak, hehe. Jangan didenger omongan ayah tadi, anggep aja suara cacing bunda" katanya diakhiri dengan kecupan disana. Kamu tertawa geli akibat permintaan maaf Jaehyun kepada janin didalam perutmu.

"Jaehyun" panggilmu sambil menyisir surai tebal Jaehyun.

"Iya?" balas Jaehyun singkat. Ia masih sibuk menciumi perutmu dan menggesek-gesekkan hidung mancungnya disana.

"Kamu pengen anak berapa?" tanyamu. Jaehyun menghentikan aktivitasnya dan meraih dagumu kemudian menyatukan bibir kalian.

"Sebelas, tiga cewek"

Kamu terbelalak, "Aku serius Jaehyun."

Jaehyun tertawa dan menggigit pipi chubby mu. "Berapapun yang tuhan kasih aku terima," balasnya. Kamu mengangguk.

"Kalau beneran sebelas gimana?" tanyamu lagi. Jaehyun menghela nafasnya sebelum meraih tengkukmu dan menciummu lebih intens.

Tak lama ia pun melepaskan ciuman kalian akibat kamu yang memberontak. "Nanya mulu sih, bikin gemes aja itu bibir." kata Jaehyun. Kamu mendengus.

"Kalaupun sebelas aku terima, lumayan kan bisa bikin grup sepak bola sendiri. Nanti aku sama kamu jadi wasitnya, hehe" Jaehyun mencolek-colek pipimu berniat merayu.

Namun kamu bersikap jual mahal walau sebenarnya jauh didalam dirimu kamu tertawa akibat jokes Jaehyun yang tidak lucu sama sekali.


####

Mau nanya, menurut kalian alurnya kecepatan kah? Atau enggak?

Tenang aja, buku ini gak bakal tamat gitu aja pas dedek lahiran:"

Tenang aja, buku ini gak bakal tamat gitu aja pas dedek lahiran:"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Marriage Life : with JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang