[21] Chance Card : Anything You Want

18.3K 1.8K 30
                                    

⚠️this is so cringe and full of cheese








Cuaca semakin hari semakin membeku. Tidak ada orang yang berani keluar rumah disuhu yang se ekstrem ini. Hanya beberapa dan mereka keluar dengan maksud bekerja atau hal penting lainnya. Bahkan sekolahan-sekolahan pun meliburkan siswanya.

Tak ada alasan Jaehyun untuk memberi cuti musim dingin kepada pekerja dikantornya. Perusahaan Jaehyun sedang menjalankan proyek besar. Tidak mungkin Jaehyun menyuruh libur begitu saja. Sebagai gantinya, diseluruh ruangan kantor disediakan masing-masing satu penghangat ruangan. Makan siang mereka pun diantar langsung oleh pengelola kafetaria.

Kamu memejamkan matamu dan mengeratkan selimut yang menutupi tubuhmu. Sepertinya Jaehyun lembur dan kamu memutuskan untuk tidak menunggunya. Selain karena kondisi tubuhmu yang belum terlalu fit, Jaehyun juga berpesan untuk jangan menunggunya pulang.

Jika saja flu mu telah hilang, pastinya saat ini kamu tengah menyibukkan diri hanya untuk sekedar mengulur waktu. Namun kembali lagi, matamu terasa sangat perih jika terus-terusan terbuka.

Ibumu telah pulang tadi sore, sebenarnya beliau menolak untuk pulang dan terus berada disana menemanimu. Namun kamu meyakinkannya bahwa kamu tidak apa-apa. Hanya perlu tidur dan tidak mengerjakan apapun, kamu yakin sebentar lagi akan lebih baik.

Belum lama kamu memejamkan mata, terdengar pintu kamar yang terbuka dan tertutup. Tanda bahwa seseorang baru saja masuk kedalam kamar.

"Jaehyun?" katamu dengan mata yang sudah terbuka.

Tidak ada respon, kamu dapat mendengar suara jas yang dilempar begitu saja diikuti ranjangmu yang sedikit bergerak.

"Jaehyun?" panggilmu sekali lagi.

Tiba-tiba seseorang memelukmu dari belakang. Lengan kekarnya melingkar diperutmu yang memberikan sensasi dingin. Deru nafasnya menyentuh lehermu.

"Aku pulang" bisik Jaehyun.

Kamu mendesah lega dalam hati. Kamu pikir orang itu bukanlah Jaehyun.

"Urusan kantor udah selesai?" tanyamu yang kini mulai menutup mata kembali.

Jaehyun mengusap perutmu. "Udah, besok hari terakhir sebelum kantor libur. Capek juga lama-lama ngurus karyawan yang pada sakit karena kantor gak libur"

Kamu memegang pipinya yang berada diceruk lehermu. "Gapapa, kamu udah kerja keras. Maaf ya disaat kayak gini aku malah sakit" katamu penuh penyesalan.

"Hm, lain kali kalau dikasih tau itu yang nurut. Ya?" Jaehyun bergumam dengan suara rendahnya.

"Iya"

Suasana kamar hening kembali setelah percakapan kalian tidak berlanjut. Namun telapak tangan Jaehyun masih setia mengusap perutmu.

Kamu membuka mata saat menyadari usapan Jaehyun mulai berpindah tempat. Kamu mencekal tangannya yang telah berada dipangkal pahamu.

"Sir, what are u doing?"

Jaehyun tertawa dan memindahkan tangannya dari sana. Ia membalikkan badanmu dan menghujanimu dengan kecupan-kecupan.

"Ketawa aja terus. Istrinya lagi sakit gaada kasian kasiannya apa" katamu merajuk, namun malah membenamkan kepala didada Jaehyun. Ia masih mengenakan kemeja kerjanya tanpa jas.

"Sayang jangan ngambek, nanti dedek bayinya ikutan ngambek juga"

Kamu menjauhkan kepalamu dari dada Jaehyun dan menatap wajahnya.

"Gaakan. Yang ada dedek bayinya ngambek kalo kamu minta jatah terus." ucapmu dan beralih melepaskan dasi yang sedikit mengganggu Jaehyun.

Jaehyun hanya memperhatikanmu tanpa berniat membalas perkataanmu tadi. Setelah kamu berhasil melepaskan lilitan dasi dikerah baju Jaehyun, kamu membuka satu kancing teratasnya.

"Ya? Kamu gak kasian sama dia?" katamu sambil melirik perut besarmu.

Jaehyun menghela nafas. "Kalau itu aku gak bisa janji" katanya.

Kamu memukuli lengannya sedangkan Jaehyun berusaha menghindar sambil tekekeh kecil. Akhirnya kamu berhenti dan berbalik memunggungi Jaehyun.

"Tidur diluar sana" kamu melempar bantal kebelakang.

Jaehyun dalam hati tertawa, kamu terlihat sangat menggemaskan ketika marah. Ck

Jaehyun belum menyerah begitu saja, ia merangkak keatas tubuhmu dan membuatmu menghadapnya.

Kamu berusaha mengalihkan pandangan mata agar tidak menatap Jaehyun. Namun Jaehyun memegang dagumu untuk membalas tatapanya.

"What should i do? Should i use one my chance card?"

Kamu merutuki diri dalam hati. Sial, kamu lupa bahwa Jaehyun masih memiliki dua kartu itu. Kamu mulai was was jika saja Jaehyun meminta sesuatu padamu dengan tameng kartu itu.

"Kamu mau apa?" katamu pasrah.

Jaehyun tersenyum menang dan membaringkan tubuhnya kembali disampingmu. Sedangkan kamu hanya menatapnya penuh tanya.

"Sini" Jaehyun memberikan kode supaya mendekat padanya.

Dengan ragu kamu menggeser tubuhmu dan seketika Jaehyun memelukmu erat.

"Aku cuma mau peluk sampai besok malam" katanya sambil menyisir rambut hitam panjangmu.

Kamu bernapas lega dan membalas pelukannya tak kalah erat. Namun tidak sekencang itu, kalian masih ingat jika dibawah sana ada satu lagi nyawa buah cinta kalian. Kamu tidak mungkin membuatnya terjepit.

"Sure" balasmu dan tersenyum. Begitu juga Jaehyun.

Kalian memejamkan mata setelah saling mengucapkan selamat tidur satu sama lain. Udara dingin diluar sana seakan tidak dapat menerobos seberapa hangatnya suasana kamar kalian.

#####

#####

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Marriage Life : with JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang