[35] Complicated

16.3K 1.5K 58
                                    

⚠️this is so cringe and full of cheese



Huekkk

Kamu memutar kran air pada wastafel dan menarik secarik tissue untuk membersihkan mulutmu. Ini bukan yang pertama kalinya kamu memuntahkan isi didalam perutmu, melainkan sudah kesekian kalinya kamu berbolak-balik kamar kecil.

Sore ini rumah terasa sepi. Jaehyun pamit membawa Woojae bermain ditaman sekitar komplek perumahaan. Kamu menolak ajakan Jaehyun dengan alibi pekerjaan rumah yang menumpuk. Lagipula, tubuhmu memang terasa meriang dari seminggu yang lalu, tepat ketika kalian pulang dari pernikahan Doyoung di New York, ditambah lagi dengan rasa mual yang terus menghujammu. Untungnya, Jaehyun tidak menaruh curiga sedikitpun. Kamu takut ia akan khawatir jika mengetahui keadaanmu yang kurang baik belakangan ini.

Setengah jam berlalu, kamu hanya menghabiskan waktumu dengan merajut sebuah sweater kecil untuk Woojae. Setelah selesai, kamu melipatnya dengan rapi disusunan baju-baju Woojae lainnya. Hingga pintu kamarmu tiba-tiba terbuka tanpa suara. Ternyata Jaehyun berdiri disana dengan Woojae digendongannya yang sedang tertidur. Perlahan Jaehyun meletakkan Woojae diatas kasur.

Kamu menghampiri Woojae dan mengusap rambut tipisnya. "Mata Woojae kenapa bengkak kayak gini?" tanyamu pada Jaehyun saat menyadari ada yang berbeda dengan kelopak mata Woojae.

Jaehyun menghela nafasnya. "Sepedanya direbut sama anak jalanan." balas Jaehyun kemudian menatapmu. Kamu hanya memberikan tatapan 'lalu?'

"Udah aku nasehatin nanti beli yang baru tapi malah nangis. Bukannya apa sayang, aku gak tega liat anak jalanan itu. Kalau cuman sepeda mah kita masih mampu beli lagi." jelas Jaehyun.

Kamu mengangguk setuju akan penjelasannya dan tersenyum. Meraih tubuh Jaehyun mendekat dan memberikannya sebuah pelukan. Jaehyun memelukmu balik sambil mengecup puncak dahimu sebelum melepaskan pelukan singkat kalian. Ia menatap matamu dalam.

"Bentar, kamu kok pucat?" tanya Jaehyun lalu menempelkan telapak tangannya didahimu. "Gak panas." ucapnya.

Kamu menggeleng dan tersenyum. "Aku gapapa, Jaehyun." balasmu sambil mencubit kedua pipi chubby nya.

"Beneran?" tanya Jaehyun khawatir. Kamu mengangguk dan berjinjit untuk melayangkan kecupan dibibirnya.

Jaehyun menarik pinggangmu mendekat padanya. Kedua tangannya bergerak naik menangkup pipimu, memperdalam ciuman kalian. Mata kalian berdua tertutup. Saling menyesapi rasa favorit dari masing-masing bibir. Tak selang lama Jaehyun memutuskan tautan bibir kalian. Ia menempelkan dahinya pada dahimu dan menggesekkan hidung kalian.

"Kalau kamu ga mampu ngurusin semuanya sendirian, bilang sama aku. Aku nikahin kamu buat senang dan susah sama-sama, sayang." lirih Jaehyun.

Kamu tertawa kecil dan mengangguk. Tiba-tiba Jaehyun memegang bibir bawahmu. "Nah, udah gak pucat lagi." ucap Jaehyun memegang bibir bawahmu sambil mengedipkan sebelah matanya.




Malam harinya, kamu kembali merasakan mual yang menyerang perutmu. Cepat-cepat kamu menyingkap selimut dan berjalan cepat kekamar mandi. Kamu mengeluarkan semua isi didalam perutmu dan meremas pinggangmu, kali ini rasanya dua kali lipat lebih sakit dari sebelumnya. Kamu meringis merasakan gejolak diperutmu.

Begitu kamu menuntaskan masalah perutmu, kamu berjalan gontai keluar kamar mandi dan membaringkan tubuhmu kembali disebelah Jaehyun. Suamimu itu sangat nyenyak dalam lelapnya. Kamu menelusupkan lenganmu ditubuhnya dan membenamkan kepalamu didada Jaehyun.

Untuk saat ini, kamu hanya ingin memejamkan matamu dan memeluk hangat tubuh Jaehyun. Namun tiba-tiba sebuah jemari besar terasa mengusap rambut belakangmu. Jaehyun menjalankan jemarinya dengan teratur pada helaian rambutmu.

[✓] Marriage Life : with JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang