⚠️this is so cringe and full of cheese
Daun - daun berguguran disepanjang trotoar jalan dan menutupinya. Kamu menolehkan kepalamu kesamping dan tersenyum melihat Jaehyun yang sedang mendorong kereta bayi. Pagi hari dimusim gugur yang kalian manfaatkan untuk berjalan-jalan.
Jaehyun menyadari gerak kepalamu dan bertanya. "Kenapa?" tanya Jaehyun.
Kamu menggeleng dan terus tersenyum, Jaehyun yang melihat itu sedari tadi akhirnya ikut tersenyum. Kalian terlihat seperti sepasang kekasih yang baru saja jatuh cinta, namun bedanya kalian telah menikah dan memiliki anak.
"Kamu ganteng." pujimu pada Jaehyun.
Sebelah tangan Jaehyun merangkulmu dari samping dan kini ia mendorong kereta Woojae hanya dirimu dengan satu tangan.
"Gantengnya aku kan punya kamu." kata Jaehyun sambil tertawa. Kamu memeluknya dari samping dan ikut membantu Jaehyun mendorong kereta Woojae.
Kalian tiba ditaman dan mengambil tempat untuk duduk disalah satu kursi yang ada. Kamu mengarahkan handuk kecil ke dahi Jaehyun dan sekitaran lehernya. Mengelap butir keringat yang membasahi wajah Jaehyun.
"Kamu juga keringetan." kata Jaehyun disela-sela kegiatanmu. Jaehyun mengambil handuk ditanganmu dan balik mengelap wajahmu.
"Keringat sehat." balasmu.
Jaehyun merogoh saku kereta bayi Woojae dan mengeluarkan sebotol air minum dari sana. Jaehyun membuka tutup botol itu dan menyodorkannya padamu.
"Nih minum dulu." kata Jaehyun. Kamu menerimanya dan meneguknya sedikit.
"Tumben hari ini sepi." katamu sambil menatap sekeliling. Tidak biasanya taman ini sedikit pengunjung, ditambah lagi hari ini adalah hari libur.
"Sayang, Woojae bangun tuh." kata Jaehyun. Kamu mengalihkan pandanganmu kepada kereta bayi didepan kalian. Dan ternyata benar, Woojae bergerak tidak nyaman diatas sana. Kamu mengangkat tubuh bayi itu dan memangkunya.
"Woojae kenapa?" tanya Jaehyun sambil mendekatkan dirinya padamu.
"Minta diangkat, kebiasaan sering digendong sih. Ditaro bentar nangis." katamu dan menatap Jaehyun seolah memberikan ucapan 'kamu sih'.
"Hehe, ya maaf yang." ucap Jaehyun dengan cengirannya.
Hari berikutnya, Jaehyun kembali bekerja dan kamu tetap melaksanakan kewajibanmu seperti biasanya. Setelah selesai memandikan Woojae, kamu menyusuinya dan tak lama bayi itu itu pun tertidur. Memang harus seperti itu, jika tidak, kamu tidak akan bisa melakukan pekerjaan rumah.
Tidak seperti biasanya, rumahmu terasa lebih kotor dan berantakan. Yang menyebabkan waktu berkemasmu menjadi dua kali lebih lama. Ditambah lagi baju kotor yang menumpuk, kamu tidak yakin dapat menyelesaikan semua itu dalam waktu sekejap.
Akhirnya dengan niat, kamu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan rumah tepat pada pukul sebelas siang. Kamu telah membereskan diri dan bersiap untuk membaringkan tubuhmu disamping Woojae. Namun bayi itu tiba-tiba terbangun dan langsung menangis kencang.
Kamu panik dan dengan cepat menggendongnya. Ternyata bukan tanpa sebab Woojae menangis, bayimu itu kehausan setelah sekira tiga jam an tertidur saat kamu berberes rumah.
Dengan mata terpejam juga tangan dan kakimu yang terasa sakit, kamu menyusui Woojae. Sebagai seorang ibu, kamu tidak tega membiarkan anakmu menangis begitu saja sekalipun tubuhmu terasa sangat tidak nyaman.
Setelah cukup lama Woojae menyusu, kamu bernapas tenang saat melihat ia kembali terlelap. Yang harus kamu lakukan sekarang hanyalah satu, beristirahat. Kamu harap pegal dan sakit pada tubuhmu dapat hilang ketika kamu terbangun nanti.
"Astaga! Jam empat sore." kamu terkejut saat terbangun dari tidurmu. Kamu melirik Woojae disampingmu dan tenyata bayi itu sudah terbangun lebih dahulu. Yang Woojae lakukan hanyalah terdiam sambil bola mata beningnya bergerak kesegala arah. Untung saja bayi itu tidak menangis.
"Woojae belum mandi lagi. Ayo nak kita mandi." kamu bangkit dari tidur namun seketika kepalamu terasa pening dan berputar.
Kamu menutup dan membuka matamu bergantian, berusaha meredakan rasa pening itu. Namun yang kamu rasakan sekarang malah semakin parah. Daripada beresiko karena memilih tetap untuk bangun, kamu akhirnya membatalkan niatmu. Setidaknya hanya untuk hari ini Woojae mandi satu kali sehari.
"Sayang, udah tidur?" sebuah suara bariton mengisi ruang kamarmu. Jaehyun masuk dan mendapatimu sedang terbaring disebelah Woojae.
Kamu menoleh pada Jaehyun tanpa mengeluarkan suara. Kepalamu masih terasa pening, kamu juga tidak tahu apa penyebabnya. Bahkan karena hal itu kamu tidak memasak untuk makan malam.
Jaehyun menyampirkan jas kerjanya diatas bangku dan duduk menghampirimu. Sebelah tangannya menyingkirkan rambutmu kebelakang dan sebelah tangannya lagi ia usapkan diatas kening Woojae.
"Ayah pulang. Kangen ayah gak?" bisik Jaehyun ditengah-tengah antara kamu dan Woojae.
Kamu tersenyum sambil terpejam akibat ulah Jaehyun. "Kangen nih, hehe. Ayah bawa makanan gak?" tanyamu masih dengan mata tertutup.
Jaehyun mengecup bibirmu sekilas. "Gaada. Kamu kok merem terus?" tanya Jaehyun bingung.
Kamu tertawa dan menggeleng. "Sedikit pusing aja. Maaf ya aku gak masak, Woojae juga belum mandi sore tadi. Pasti dia gerah banget, tapi kepala aku bener bener gabisa dibawa untuk berdiri Jae." ucapmu sedih.
Jaehyun merasa bersalah telah meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini. Pantas saja perasaannya tidak enak sejak siang tadi, ternyata itu semua tidak terjadi tanpa alasan.
"Huft, maaf ya. Kamu pasti kecapean. Bentar." ucap Jaehyun sebelum beranjak keluar kamar.
Kamu membuka mata dengan berat saat sesuatu yang basah menempel didahimu, ternyata Jaehyun sedang mengompresmu. Jaehyun juga membuatkanmu segelas teh hangat. Benar-benar suami yang pengertian.
Setelah selesai mengompresmu, Jaehyun mengelap tubuh Woojae dengan tisu basah. Juga mengganti popok Woojae dan memberikan sedikit bedak diwajah dan badan Woojae. Baru setelah itu Jaehyun beranjak untuk menidurkannya."Masih pusing?" tanya Jaehyun setelah menjatuhkan tubuh yang berbalut piyama tidur disampingmu. Tangannya memelukmu erat dan mengusap-usap kepalamu sambil sesekali memijatnya.
"Lumayan reda, makasih ya sayang." kamu mengecup bibir Jaehyun lama tanpa pergerakan.
"Sebenarnya malam ini aku mau minta itu. Tapi kamu lagi sakit, besok dan seterusnya aku pulang jam tujuh. Kamu sama Woojae itu prioritasku, aku gamau kalian kenapa-napa dirumah tanpa ada aku disamping kalian."
Kamu mengangguk dan membenamkan wajahmu didada Jaehyun. Menghirup dalam-dalam aroma mint yang membuat hatimu nyaman dan aman diwaktu bersamaan.
"Good night and have a nice dream, my queen. I love you." ucap Jaehyun kemudian menempelkan bibirnya dibibirmu.
####
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Marriage Life : with Jaehyun
Fanficft. nct jaehyun [17+] ⇛ BAHASA ↬Jaehyun bisa jadi manja dan dewasa diwaktu yang sama. ⚠cheesy & cringe ©2019 by dyna-ssi