!!keju!!
"Semua barang Woojae ada ditas tadi ya, Ma!" katamu dan menundukkan sedikit tubuhmu, menyetarakan tinggimu terhadap Woojae digendongan Ibumu.
"Bunda sama ayah pergi dulu ya nak, jangan nakal." ucapmu setelah mencium berkali-kali wajah Woojae.
Giliran Jaehyun, ia melakukan hal yang sama denganmu. Setelah itu Jaehyun mencium tangan Ibumu, berpamitan sekaligus menitipkan Woojae untuk beberapa hari kedepan.
"Salam buat Krystal, semoga lancar." pesan Ibumu.
Jaehyun menganggukkan kepala. "Pasti Jaehyun sampein. Ayah sama Bunda pergi, dah sayang!" kata Jaehyun dan kalian berdua pergi dari pekarangan rumah orang tuamu.
Jadwal penerbangan pukul 9 pagi, sedangkan sekarang masih pukul setengah sembilan. Kamu dan Jaehyun terbang ke USA dalam rangka acara pernikahan kakak kandung Jaehyun, Krystal.
Sebenarnya kamu sedikit terkejut ketika mendapatkan undangan pernikahan Krystal saat itu. Kamu masih ingat betul perkataan Krystal bahwa ia belum memikirkan tentang meniti rumah tangga. Namun dapat kamu tebak, Krystal pasti terus dipojokkan oleh keluarganya tentang hal itu.
Kamu dan Jaehyun rasanya tak sampai hati karena harus meninggalkan Woojae diusia kedelapan bulannya ini. Mengingat anak laki - laki kalian itu sedang dimasa aktifnya, perasaanmu sedih karena harus berpisah walau sebentar darinya.
Jaehyun berulang kali menenangkanmu dengan mengusap punggungmu. Ia juga tak kalah khawatir, namun harus bagaimana lagi. Kalian tidak mungkin absen dalam acara sakral yang hanya terjadi satu kali ini. Terlebih itu adalah pernikahan kakak kandung Jaehyun.
"Jangan sedih dong, sayang." kata Jaehyun, lagi. Kini pandangannya terfokus padamu sebab lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah didepan sana.
Kamu memutuskan untuk berhenti dari kegiatan melamunmu. Setidaknya anak kalian sedang bersama orang tuamu, kamu tidak perlu khawatir.
Kamu menolehkan kepalamu dan tersenyum pada Jaehyun. Ketika kamu hendak memberi sebuah kecupan dipipinya, Jaehyun terlebih dahulu menyambar bibirmu. Hanya sekilas namun begitu intens, hingga kamu dapat merasakan americano buatanmu tadi pagi yang melekat dibibirnya.
"Ngeliat kamu kaya gini aku jadi makin sedih." kata Jaehyun lirih.
"Denger, kita pergi bukan tanpa alasan. Woojae pasti baik-baik aja sama mama. Kamu percaya aku kan?" kata Jaehyun lagi. Kamu membalasnnya dengan anggukan.
Jaehyun tersenyum teduh mengacak pucuk rambutmu. Pada saat itu juga lampu berubah menjadi hijau. Disepanjang jalan menuju bandara, Jaehyun terus - menerus mengusap punggung tanganmu dan sesekali memiringkan kepalanya hanya untuk melihat wajahmu.
"Selamat kak Krys! Akhirnya nikah juga sama kak Jongin. Kalian cocok!" ucapmu sambil memeluk tubuh Krystal yang berbalut gaun putih panjang. Disampingnya berdiri Jongin yang mengenakan tuxedo hitam.
Krystal tersenyum manis. "Thank you udah datang. Kalian cuma berdua?" tanya Krystal pada kamu dan Jaehyun.
Jaehyun terkekeh dan mengangguk. "Kasian Woojae kalo dibawa pergi jauh-jauh kesini." balas Jaehyun.
"Iya juga. Woojae gimana?" tanya Krystal.
"Woojae udah besar. Udah punya gigi dua," balasmu antusias.
"Pasti lucu banget. Kan sayang?" balas Krystal dan menatap Jongin disampingnya. Jongin menjawab 'iya' sambil terkekeh geli.
"Makanya kak, cepetan nyusul." ucap Jaehyun mengompori.
"Bang," panggil Jaehyun sambil memberi kode pada Jongin. Seketika dua pria itu tertawa lepas, sedangkan kamu dan Krystal hanya saling bertukar pandang menyaksikannya.
"Kita beneran 3 hari disini Jae?" tanyamu. Jaehyun yang sedang menatap layar ponselnya mendongak. "Iya. Resepsi nya kan besok sayang, masa kita langsung balik gitu aja." balas Jaehyun.
Kamu menghela nafas panjang. Tahan, hanya dua hari lagi dan kalian akan bertemu Woojae. Entah mengapa, kamu sangat merindukan anakmu.
"Mau vidcall sama Woojae ga?" tawar Jaehyun. Matamu berbinar dan dengan cepat mengangguk.
Jaehyun tertawa kecil lalu memulai video call. Tak lama kemudian terdengar suara ibumu dari sebrang sana.
"Halo, gimana ma? Woojae rewel gak?" tanyamu setelah mendudukkan diri disamping Jaehyun yang menyandar di sandaran kasur.
"Engga kok. Ini lagi mau tidur, capek habis main sama kakeknya." balas Ibumu sambil terkikik. Lalu kamera ponselnya diarahkan pada Woojae yang sedang terlelap sambil menyusu formula.
Sejujurnya kamu tidak setuju jika Woojae menyusu botol. Namun ketika bayi itu tumbuh besar, pasokan ASI yang kamu berikan menjadi semakin banyak. Bahkan terkadang Woojae merasa tidak puas hanya karena menyusu badan. Hingga akhirnya ibumu menyarankan untuk menyelingi dengan susu formula juga makanan bayi.
"Syukur deh kalau gak rewel. Lusa aku sama Jaehyun pulang." katamu.
"Iya terserah kamu aja. Jangan cepet - cepet pulang kalau kalian masih mau jalan disana. Itung itung honeymoon lagi kan?" rayu Ibumu.
"Astaga honeymoon apaan sih ma. Yaudah aku tutup dulu," balasmu terkekeh dan memutuskan panggilan video.
"Jae."
"Apa sayang?" Jaehyun merapatkan tubuhnya padamu.
"Kamu gak sedih apa ninggalin Woojae? Kamu gak sayang ya sama Woojae?" katamu tiba-tiba.
Jaehyun membaringkan tubuh kalian. Perlahan menaiki tubuhmu dan menyelipkan suraimu kebelakang telinga. Jaehyun menatapmu dan menggeleng atas pertanyaanmu barusan.
"Aku sedih. Ayah mana yang happy happy aja ninggalin anaknya?..."
Kamu bergeming. Mendengarkan kalimat selanjutnya yang akan lolos dari bibir Jaehyun.
"...mungkin kamu udah bosan dengar kalimat ini. Aku sayang kamu dan Woojae melebihi diriku sendiri."
"Kalian berdua itu segalanya buat aku. Jangan pernah ngomong kaya gitu lagi, ya?"
Kamu mengangguk dan tersenyum. Jaehyun membalas senyumanmu dan perlahan menyatukan bibir kalian.
"Kamu cinta aku karena apa?" tanyamu begitu bibir kalian terpisah.
Jaehyun memutuskan untuk membungkam kembali bibirmu sebagai jawaban atas pertanyaan random darimu. Disela-sela ciuman itu Jaehyun bergumam, "Aku cinta kamu tanpa alasan."
####
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Marriage Life : with Jaehyun
Fanfictionft. nct jaehyun [17+] ⇛ BAHASA ↬Jaehyun bisa jadi manja dan dewasa diwaktu yang sama. ⚠cheesy & cringe ©2019 by dyna-ssi