Part 2 : Style

1.1K 198 31
                                    

"NOONA! BOTOL MINUMKU YANG WARNA HIJAU DIMANA?!"

"Pakai saja yang lain." Teriak Sohyun yang sedang membuat bekal.

"ITU BOTOL KEBERUNTUNGANKU, AKU HARUS MEMAKAINYA HARI INI!"

Sohyun berusaha menahan emosinya, ia berjalan menuju rak piring dan mencari wadah minum yang Yohan mau.

"Ini! Keselip di rak paling bawah. Makanya tadi malam tu semua perlengkapan disiapkan! Giliran pagi baru sibuk!" Ceramahnya pagi-pagi.

Yohan masih sibuk dengan tas besarnya. Ia juga memasukkan pakaian yang akan ia kenakan pas pertandingan kedalamnya. Saat ini, Yohan mengenakan seragam sekolahnya berwarna biru tua.

"Noona pasti datang kan? Atau aku harus cedera dulu baru noona datang?" Ancamnya.

"Dasar bodoh! Kalau kau sampai cedera, akan aku bakar semua seragam taekwondomu! Jangan sampai terluka, oke?"

Sebenarnya Sohyun tidak setuju adiknya menjadi atlit taekwondo, karena ia tidak mau pria itu terluka. Tapi bukan Yohan namanya kalau patuh begitu saja. Diam-diam dia selalu mengikuti pertandingan taekwondo sehingga ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di SMA Produce 101, gudang para murid berprestasi baik bidang akademik maupun non akademik.

Mana bisa Sohyun menentang apa yang telah menjadi tekad orang lain, karena setiap orang berhak memutuskan jalan hidupnya, bukan?

Sohyun mengacak gemas rambut laki-laki yang lebih tinggi darinya, "Pergi sana dan bawakan medali emas untukku, oke?"

Sohyun mengacak gemas rambut laki-laki yang lebih tinggi darinya, "Pergi sana dan bawakan medali emas untukku, oke?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siap!" ia memberikan hormat pada kakaknya, membuat Sohyun tertawa geli.

Baru saja Yohan sampai di dekat pintu, ia malah berhenti dan melihat kearah Sohyun yang sedang bersiap-siap untuk bekerja.

"Noona?"

Sohyun menoleh, "Hm? Apa ada yang ketinggalan?"

"Cuma manggil, hehehe." cengirnya dengan ekspresi menyebalkan.

"Dasar anak kurang ajar!"

Sohyun kembali menyusun berkas laporan yang telah ia kerjakan ke dalam tas, namun lagi-lagi Yohan memanggilnya.

"Noona!"

Sohyun melihat kebelakang, "Apa?"

Lagi-lagi ia tertawa, "Enak juga ngerjain noona ya."

Hampir saja Sohyun mengeluarkan makiannya pagi ini, namun ia masih bisa bersabar menghadapi pria yang 'dewasa sebelum waktunya' seperti Kim Yohan.

"Sohyun noona!"

Sohyun meniup poninya dengan wajah kesal, "APA LAGI KIM YOH-"

"Aku menyayangimu, noona!"

"10.01" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang