Kim Sohyun, reporter yang memiliki ketertarikan dalam dunia kriminal, dipertemukan kembali dengan seorang detektif berwajah 'dingin' yang pernah berhubungan dengan masa lalunya untuk menghadapi suatu kasus pembunuhan berantai '10.01' yang terkenal d...
Hitomi memberikan sebuah kardus kecil yang dilapisi bungkusan kertas berwarna putih kepada Seokjin.
"Terimakasih."
Hitomi mengangguk, lalu bergegas keluar dari kamar Seokjin.
"Hitomi, tunggu."
Seokjin mengeluarkan sebuah amplop dari laci meja lalu memberikannya kepada Hitomi.
"Aku titip ini. Tolong berikan surat ini kepada seseorang pada tanggal 10 Desember nanti. Ah, satu lagi! Aku akan pergi ke luar negeri pagi ini, jadi tolong jaga Raline. Aku akan meninggalkan uang di brankas, kamu bisa memakainya untuk kebutuhan rumah ini."
"Tuan mau pergi berapa lama?"
Seokjin mengedarkan pandangannya, "Hmm, aku tidak tau pasti. Intinya, jika aku tidak pulang ke rumah ini pada tanggal 9, kau bisa memberikan surat itu di tanggal 10 pada orang itu. Jangan berikan pada orang lain."
Hitomi mengangguk mengerti, lalu meninggalkan kamar Seokjin.
Setelah gadis itu pergi, Seokjin membuka bungkusan paket yang diterimanya. Sebungkus serbuk putih yang ada di dalam kardus kecil itu kini berada dalam genggamannya. Pria itu berdiri di depan cermin full body dengan frame hitam yang ada disamping tempat tidurnya. Ia menarik candle stick berbentuk kepala naga yang ada disamping cermin, sehingga cermin itupun terbuka layaknya pintu masuk.
Seokjin melangkahkan kakinya ke dalam sebuah ruangan movie theater bernuansa hitam merah, tempa dimana ia mengawasi semua orang termasuk kantor polisi dan juga pusat tahanan Seoul, tempat dimana ia menyimpan potongan jari manusia dan foto-foto korban yang berlumuran darah. Jangan lupakan ada foto seorang gadis dibawah bunga wisteria merah mudah terpampang cantik diatas toples berisi jari tangan para korbannya.
"Maafkan aku, sebenarnya aku tidak mau melakukan ini." Seokjin menatap bungkusan serbuk putih di depannya, "Tapi aku tidak mau kau menggagalkan rencanaku sampai aku menjadikan Kim Taehyung sebagai korban terakhirku."
Seokjin membuka tirai yang menutup foto Jisoo dan tersenyum, "Pada peringatan kematianmu yang ke-5, aku akan membawa orang yang selalu ingin kamu lindungi...
...dan kita akan berkumpul bersama untuk memberikannya hukuman,Soo-ya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pusat Tahanan Seoul
12.00 KST
Seorang pria dengan baju tahanan bernomor 210 sejak tadi pagi tidak beranjak dari depan mejanya. Ia tetap duduk disana dengan pandangan kosong sambil memikirkan pilihan yang harus ia ambil.
Iya, hari ini Min Yoongi akan datang menemuinya, dan meminta jawaban mengenai pelaku pembunuhan berantai 10.01 yang telah terjadi selama hampir 1 tahun ini, sementara ia masih belum mengambil keputusan karena ia masih 'berperang' dengan pikirannya sendiri.