Part 9: A Chef and His Daughter

886 180 15
                                    

Kantor Kepolisian Seoul

Kantor Kepolisian Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK~

"SIAPA YANG MELAKUKAN HAL KEJI INI PADA PUTRI KAMI?!"

Pria berumuran sekitar 45 tahun itu melempar semua berkas yang ada di meja petugas dengan wajah penuh amarah

"Aigoo, putriku tidak mungkin meninggal seperti ini! Hiks...dia anak yang baik dan tidak memiliki masalah dengan siapapun. D..dia bahkan masih menelpon kami 2 kemarin siang." tangis wanita paruh baya yang ada dipelukan sang suami

"Kami sedang dalam penyelidikan tuan, nyonya. Jadi kami mohon agar anda bersabar selagi kami melakukan penyelidikan." Minhyun berusaha menenangkan pasangan suami istri tersebut

Mata pria itu semakin memerah, nafasnya mulai terengah-engah, "ARGH!! SAYA TIDAK MAU TAU! PEMBUNUH ITU HARUS DIHUKUM MATI! Apa salah Sana-ku sampai dia menghabisinya seperti itu? Dia datang ke Korea hanya untuk belajar seperti anak lainnya. Dia b...bahkan tidak tega membunuh semut seka-"

BRUK!

"YEOBO!!"

Sepersekian detik, tubuh pria paruh baya itu tumbang setelah ia merasakan nyeri di dadanya

"CEPAT PANGGIL AMBULANS!" Teriak Minhyun pada opsir yang ada disana

"Baik!"

Keadaan kantor polisi sangat kacau karena untuk pertama kalinya, korban berada di kota Seoul. Tentu saja para polisi merasa bersalah karena gagal menyelamatkan nyawa seseorang. Orang tua Sana yang sejak pagi mengamuk di kantor polisi kini hanya bisa pasrah menerima keadaan putri semata wayangnya pergi begitu saja. Untung saja ada Minhyun yang mencoba menenangkan keluarga korban karena Namjoon dan Jennie pergi ke rumah sakit untuk proses autopsi.

Sementara di meja ujung, Dahyun tidak henti-hentinya menangis sambil menyalahkan dirinya. Ia bahkan tidak mau pergi ke sekolah. Yoongi kasihan melihat adiknya seperti ini. Siapapun yang menjadi saksi dalam suatu pembunuhan pasti jiwanya akan terguncang seperti Dahyun saat ini

"Hiks...ini...salahku....salahku..."

"Ssttt...ini bukan salah Dahyun." Sohyun memeluk gadis itu sambil mengelus kepalanya. Sejak pagi, Dahyun tidak mau ditinggalkan sendirian. Ia selalu saja menempel pada Sohyun atau Yoongi

Selagi melihat Sohyun berupaya menenangkan adiknya, Pria itu terlihat sangat stress. Walaupun ekspresinya biasa saja, namun Sohyun tau saat ini pria itu pasti menyalahkan dirinya. Apalagi setelah Sohyun tahu soal Yoongi yang sempat bertemu mobil pembunuh itu tadi malam.

"B*jing*n! Jika aku bertemu dengannya, akan langsung aku bunuh dia!" Yoongi mengepalkan tangannya

Bagaimana Yoongi tidak kesal, ia dan beberapa anggota kepolisian sudah menelusuri apartemen Sana, namun tidak ada bukti apapun yang mereka dapatkan. Bahkan tidak ada CCTV disana, sehingga semakin mempersulit para detektif

"10.01" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang