Part 26: An Attack (2)

640 146 15
                                    

"Aku sudah memperingatkanmu bukan, Reporter Kim?"

Badan Sohyun menegang. Gadis itu tidak berani menggerakkan kepalanya sedikitpun saat tahu benda yang ada dilehernya adalah sebilah pisau.

"Kau siapa?"

Pria dengan pakaian serba hitam itu menarik Sohyun untuk berdiri lalu memojokkannya ke sebuah pohon besar. Jangan lupakan pisau yang kini bermain-main di wajahnya

"Terlalu banyak yang kau ketahui, Sohyun-ssi, dan aku tidak suka itu."

"Tau apa? Soal apa?"

Sohyun berusaha untuk tidak takut. Tangan kanannya berusaha menggapai ponsel yang ada di saku long Coat yang ia kenakan. Ia sembarang menekan layar ponselnya, berharap ada seseorang yang berhasil ia telepon,

Siapapun itu.

"Aku juga tau banyak soal dirimu. Jadi jangan sepele kan ancamanku."

"Apa kau pembunuh berantai itu?" Sohyun membalas tatapan tajam yang diberikan pria itu

Pria itu malah tertawa, sesaat ia mengarahkan gagang pisau untuk menggaruk keningnya, "Aku? Hmm..ntahlah. Aku cuma mau membuat mereka merasakan ganjaran dari perbuatan mereka. Apa aku salah?"

Sohyun terdiam, matanya tetap fokus pada pria itu sementara jarinya bermain dibalik saku longcoat nya

"Ah majja! Kau pasti menganggap ancamanku main-main. Selama ini aku kesulitan untuk membunuhmu karena kau mirip seperti dia."

Lagi-lagi, pria itu mengarahkan pisaunya ke leher Sohyun, "Tapi sekarang tidak lagi. Aku ucapkan selamat ting-"

Pain ~ You made me a, you made me a believer, believer~🎶

"Aish!"

Pria itu menurunkan pisaunya. Ia mengambil ponsel yang ada di saku jaketnya dan menjawab panggilan yang tidak tau situasi itu

"YAA! Datang saja dan lakukan tugasmu, s*alan!"

Tugasmu? Rekan?

Pembunuhnya tidak hanya satu?

Melihat pria itu lengah, Sohyun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia harus berlari menuju Minimarket Lights saat pria itu sibuk dengan teleponnya. Ia sudah memperkirakan apa yang harus ia lakukan untuk kabur dari sini. Namun-

"AARGH!"

Sohyun meringis kesakitan saat pria itu menariknya dan langsung memeluknya dari belakang. Tidak lupa pula pisau yang ia letakkan secara kilat menciptakan goresan sepanjang 3 cm di leher Sohyun. Cairan kental berwarna merah itu mengalir dilehernya.

"Oh, kena ya? Maafkan aku. Siapa suruh kau kabur?!"

Air mata gadis itu lolos begitu saja. Rasa sakit akibat goresan dan juga ketakutan karena hidupnya akan berakhir disini membuatnya meneteskan air mata

"Kau menangis? YAA! Itu hanya goresan kecil! Belum sampai memutus nadimu!" Ejeknya

Siapapun, tolong jawab panggilanku dan segera datang!

Siapapun, tolong jawab panggilanku dan segera datang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"10.01" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang