𝐂𝐚𝐧 𝐰𝐞? ✔

[16]

(CIEEE SIDEERR)

Hati-hati dengan Typo yang
bertebaran.

---------------------------------------------------------
Selamat membaca💕
---------------------------------------------------------

Yeri turun didepan gedung putih yang biasa disebut dengan 'Rumah Sakit'

Yeri pun menuju ke ruangan Dokter Ahn.

Yeri sdh sangat hafal dengan seluk beluk Rumah sakit ini.

"Hei, Yer. Apa kabar?" Ucap seseorang didalamnya ketika Yerim membuka Pintu Ruangannya.

"Aku .... seperti yang Dokter lihat."

Yerim pun duduk di depan Dokter itu.

"Ada apa Yerim? Tidak biasanya kau mengunjingiku. Kau libur?" Ucap Dokter Ahn.

"Iya. Obat ku juga habis. Makanya aku kesini untuk meminta Obat itu. Jangan lupa dengan Takaran dosis Obatku yang susah didapatkan diApotik yah, Samchon." Ujar Yeri.

Dokter Ahn pun menghela Nafasnya kasar.

"Yerim, kau tahu kan? Apa manfaat obat ini?"

"Tahu kok. Aku sangat mengerti apa yang Samchon khawatirkan. Tapi, aku tidak mungkin mengambil pengobatan diluar negeri. Samchon pasti Sudah tahu alasanku kan?"

"Iya. Sangat malahan. Sudah tidak ada fungsinya lagi aku mengatakannya. Tapi, kau harus memikirnya baik-baik Yerim. Kau tau Penyakit mu itu--"

"Methemoglobinemia, ialah gangguan darah yang terjadi ketika terlalu sedikit oksigen yang dikirimkan ke sel-sel tubuh.

Biru metilen, yang digunakan untuk mengobati bentuk parah MetHb, dapat menjadi tidak aman bagi orang-orang yang memiliki atau berisiko terkena penyakit yang disebut defisiensi G6PD.

Kasus-kasus MetHb berat dapat menyebabkan syok, kejang, dan bahkan kematian.

Dan yang menjadi masalah adalah Biru Metilen, sang obat penawar penyakit ini sangat jarang di Produksi. Sehingga sulit untuk mendapatkannya.

Bagaimana? Apa aku benar?" Ujarnya setelah menjelaskan penyakitnya secara Rinci.

"Tepat sekali.
Kau mendapatkan penyakit itu dari bawaan Ibumu. Adik-adik mu sama sekali tidak memiliki Penyakit ini.

Dan sebagian keluarga yang mengetahui penyakitmu itu, mulai menjauhimu karena penyakit keturunan yang membuat almarhum kakak ku yang menjadi Ibumu meninggalkan dunia."

"Ya. Kau benar, Samchon. Aku justru bahagia karena adik ku semua tidak ada yang terkena penyakit ini. Aku tidak tahu harus bagaimana kalau mereka yang merasakannya." Lirih Yerim

"Tapi, kau benar-benar tdk ingin menghilangkannya? Aku bisa membawamu keluar negeri untuk konseling genetik dari ahlinya. Dan mendapatkan obatnya"

"Aku tidak apa-apa Samchon.
Kalau memang aku akan Meninggal, Aku akan menjagamu dan keluarga dari atas sana bersama Ibu.

Lagi pula, biaya yang harus dikeluarkan akan sangat mempengaruhi biaya sekolah adik-adikku. " Ungkap Yeri dengan senyumnya.