why you miss me?

7.9K 474 11
                                    

Ibuku datang. Dia menemuiku.

"I-ibu" , suaraku bergetar kala memanggil ibuku. Terkejut dan sekaligus senang sebenarnya.

"Selamat sore adek..", suara lembut ibu mengiringi langkahnya mendekat. Ketika sudah sedekat yang ibu inginkan tangan lembut nya menangkup dan mengusap setiap inci wajahku. Jika aku tidak menahannya mungkin aku sudah menangis.

"Adek jangan capek-capek, nak? Makan yang baik tidur yang nyenyak. Adek butuh istirahat"

Tiga detik selanjutnya dekapan erat aku berikan pada ibuku. Rindu ini tidak bisa aku tahan. Aku ingin surgaku pulang.

"Adek, maafin ibu ya, nak. Ibu bikin adek jadi seperti ini..", kata 'seperti ini' dari ibu. Aku paham maksudnya.

Ibu jahat! Membiarkanku terlalu lama merindukanmu, itu keterlaluan ibu..

"Nak, jalan-jalan mau?" , pelukanku terlepas perlahan. Aku menatap ibu lekat yang masih mempertahankan senyum sayangnya padaku. Ibu juga sedikit memainkan rambut pendekku.

"Ibu mau di temenin kemana?"

"Tidak sekarang, adek butuh istirahat juga. Ibu nginep disini kok. Jadi perginya besok pagi aja ya?"

"Iya ibu. Nanti malam tidurlah bersamaku bu..", tanganku tergerak untuk menangkup tangan ibu yang masih setia di kepalaku. "Aku rindu ibu, sangat" .

Aku pikir kata-kata ku barusan cukup menghangatkan hati ibu. Terbukti saat ini ibu terlihat berkaca-kaca dan memandangku lekat. Semalam saja tidak cukup sebenarnya untuk menepis rinduku pada ibu. Aku ingin setiap saat bersamanya.

"Nak, nanti anak ibu mau makan malam apa? Adek sekarang kurus banget lho dek, makan yang banyak nak. Jangan membuat ayah dan ibu khawatir"

Aku hanya tersenyum tipis menanggapi kalimat ibu. Ibu tidak tau bahwa sampai sekarang aku tidak akan mungkin mau makan dengan baik kalau dia tidak ada disampingku.

"Ibu, pulanglah". Permohonanku itu sebenarnya sudah harusnya aku katakan dari dulu, kan? Sungguh terlambat.

"Nak, ini rumah Ara, rumah adek. Ibu memang harus pergi karena ini bukan rumah ibu lagi. Sekarang ini ibu tidak satu rumah dengan Ara, tapi kasih sayang dan doa ibu tidak pernah putus untuk Ara. Ara paham kan?"

Aku mengangguk pelan. Kata manis dari ibu sebenarnya sudah aku dengar berjuta kali di telfon. Aku sudah bosan mendengarnya bagiku itu terkesan memaksakan aku untuk menerima keadaan ini.

Baiklah aku tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan ini. "Ibu, malam ini aku akan memakan apapun yang ibu masak. Aku janji akan menghabiskannya dengan cepat ibu". Aku tertawa jenaka berharap itu bisa menepis kenyataan yang terjadi di tengah keluarga kami. Menghilangkan kesedihan yang sudah aku ciptakan karena pertanyaan bodohku barusan.

"Baiklah, tapi adek istirahat saja dulu ya?"

Aku mengangguk. Dengan segera aku merapikan tumpukan kertas dan buku di meja dan meletakan tasku kembali di lemari kecil.

"Ibu.." panggilku dengan lembut sambil memeluknya dari belakang. Sebelum ibu memutar kenop pintu. Dengan segera ibu membalik badannya dan menangkup wajahku.

Little Sister || End || PROSES TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang