i hate this!

18.5K 977 35
                                    

Waktu berlalu cepat tapi tidak dengan sakit dan lukanya. Ini hari ketiga orang asing itu tinggal di rumah dan hari ini adalah hari pertama sidang cerai Ayah dan Ibu.

Beribu penjelasan Ayah berikan kepadaku dan kakak supaya kami mengerti dan itu omong kosong.

Jika mereka sayang padaku dan kakak, bukankah seharusnya Ayah dan Ibu mempertahankan hubungan mereka dan mengusir orang asing itu?

Yep. Selamat kuucapkan pada orang asing yang sudah mengacaukan kebahagiaan kami. Terdengar jahat memang. Tapi jujur saja sebenarnya Aku tidak tau mana yang harus Aku salahkan.

Seperti yang Aku katakan hari ini adalah sidang pertama perceraian Ayah dan Ibu. Aku rasanya tidak mau datang. Duduknya Aku disana nanti akan semakin membuatku bertanya-tanya masihkan Ayah dan Ibu pantas Aku idolakan? Mengapa mereka begitu tega? Apa yang ada di fikiran orang dewasa sebenarnya? Atau, Aku yang masih terlalu kecil untuk paham?

Siang ini saat jam istirahat, Aku berjalan menuju kelas kakakku yang berada di lantai dua. Saat menyusuri koridor sekolah Aku tidak sengaja mendengar gosipan teman-teman.

Orang tua Zahra katanya bercerai

Zahra kasihan sekali hidup dengan ibu tiri

Zahra anak broken home

Semoga ini jadi awal kehancurannya

Zahra di asuh ibu tiri dan katanya dia punya Abang

Aku tidak tau Zahra punya berapa ibu sekarang

Sakit telingaku. Tapi Aku berusaha untuk tuli.

Aku mencoba mencari kakak, dikelasnya, tapi dia tidak ada disana. Setauku kakak tidak ada pelajaran olahraga kali ini dan sebentar lagi bel masuk berbunyi, tak mungkin kakak tidak ada dikelas.

"Ehm.. Permisi kak, boleh Aku tanya sesuatu. Kak Laras dimana, ya? Aku adiknya, Zahra" sopanku kepada salah satu teman sekelas kakak.

"Tadi, dia sakit, dek. Dia udah dijemput sama Abang kamu ke rumah. Aku kira kamu udah tau"

Kakak sakit. Abang?

Sejak siang tadi, Aku tidak bisa berfikir jernih. Kakak sakit, orang asing itu yang menjemput, sidang perceraian Ayah dan Ibu. Semua ini membuatku muak.

Ingin rasanya, Aku ijin saja dari pelajaran yang saat ini sedang berlangsung dan melihat kondisi kakak. Kakak saat ini di rumah bersama orang asing itu. Lantas apa yang akan terjadi pada kakakku?

Sidang perceraian Ibu dan Ayah, kuharap ini bukan kehancuran ke dua untuk keluargaku.

Sore ini hujan lebat, tak sedikitpun mengerutkan niatku untuk datang ke persidangan Ayah dan Ibu meskipun sidang mereka sudah selesai satu jam yang lalu. Salahkan hujan yang membuatku susah mendapatkan kendaraan online dan salahkan kemacetan yang semakin memperlambat jalanku.

Sudah satu jam berlalu tapi Aku masih melihat Ayah dan Ibu disana. Ayah yang berdiri dan Ibu yang duduk menunduk. Aku tidak tau apa yang terjadi tapi kakiku begitu sulit untuk kugerakan. Bukankah memang tujuanku datang kemari?

"Aku ngga mau anak-anak tertekan, biarkan Laras dan Ara ikut sama Aku, Mas!" tegas Ibu, yang sejujurnya Aku tak pernah melihat Ibu yang sabar sepertinya setegas itu.

"Kamu dengar sendiri keputusan hakim, hak asuh mereka ada di Aku, Ayah mereka. Aku juga ngerti kamu Ibu mereka. Aku ngga akan memisahkan kalian, Aku ngga akan kasih aturan ini itu kalau kamu mau ketemu sama mereka. Ingat komitmen kita, walaupun kita pisah, kita masih tetep orang tua Laras sama Ara". Ayah masih tetap bijaksana walau terdengar menyakitkan.

Little Sister || End || PROSES TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang