Kakaknya Zahra gila
Dia punya dua ibu
Apa keluarganya sudah gila
Kasian dia pasti menderita
Ini benar-benar karma karena dia selalu menjadi yang unggulan di sekolah
Gosip ini lagi, jangan khawatir aku sudah terbiasa mendengarnya. Aku juga tidak tau ternyata ayahku sepopuler itu. Keluarga Mahendra. Kakekku.
Hari ke 14, aku tinggal dengan mereka, masih ingat bukan tanpa aku sebutkan. Hari yang begitu panjang dan membuatku muak. Satu minggu sudah kakak ada di rumah sakit jiwa, kakak korban pemerkosaan dan bukan pecandu. Kakak juga korban kehancuran orang tua kami.
Zahra Mahendra, kau adalah kebanggaan ayah dan ibu. Ayo tegarkan dirimu, kakakmu juga begitu ketakutan, beri semangat padanya.
Sejak satu minggu yang lalu, perpustakaan menjadi tempat baruku untuk beristirahat. Bukan belajar tapi melarikan diri dari hujatan teman-teman. Apakah anak kelas satu SMP harus menghadapi ini semua? Kurasa aku bisa beruban sebelum waktunya jika begini.
"Jangan sedih terus Ara".
Cewek ini.. Saras. Temanku. Selain satu tempat les bimbel aku dan Saras juga satu sekolah, meski beda kelas."Ngga"
"Selalu kayak gini. Kamu pinter bersandiwara Ara"
Aku meremat pulpen yang aku pegang "Terus kamu mau aku kayak gimana?" aku menoleh ke Saras yang ternyata dari tadi menatapku lekat. Sedikit terkejut karena itu bukan tatapan ceria Saras biasanya. Apa dia kasihan padaku?
"Ara, aku temen kamu. Tolong izinin aku bikin kamu ceria lagi" Saras menggenggam tangan ku yang masih meremat pulpen "Ayo hadapi ini sama-sama. Temen-temen ga akan gangguin kamu kalo kita sama-sama"
"Aku ga percaya, menjauh dari aku Saras!"
"Aku ga mau Ara!"
"Aku sekarang punya dua ibu!"
"Aku ga peduli"
"Saras aku di katain sama temen-temen, kakakku korban perkosaan ayahku punya dua istri !!"
"Kamu temen aku Ara, selamanya begitu"
"Aku ga percaya. Menjauh. Lupain pertemanan kita!" . Kugeser kursiku melangkahkan kakiku dari sana.
"Aku ngerti kamu cuma pengen ngelindungin aku Ara, tapi ga kayak gini caranya, aku tetep pengen jadi temen kamu"
"Ibu dulu bilang kayak gitu Saras. Tapi ibu akhirnya meninggalkan kami!"
Saras harus punya temen yang lebih baik selain aku.
Jangan kalian kira aku akan langsung ke kelas. Tidak.. Aku ke ruang BK, untuk pertama kalinya.
"Zahra, ibu tidak pernah melihat kamu menjadi seperti ini nak, ingat kamu sebentar lagi akan diikutkan di olimpiade mewakili sekolah ini, dan catatan merah ini bisa menjadi pertimbangan para guru untuk tidak meloloskan kamu kesana". Bu Ane, guru dan wali kelasku.
"...."
"Zahra, ibu wali kelas kamu dan ibu punya hak untuk mendapat jawaban atas apa yang ibu tanyakan padamu?" Bu Ane benar-benar pandai membuat muridnya merasa bersalah.
"Silahkan gantikan saya dalam olimpiade itu Bu, saya tidak peduli"
"Zahra, kamu yakin, bukankah kamu menunggu olimpiade ini sejak lama?"
Semua yang ingin aku bahagiakan dengan menjadi juara di olimpiade itu sudah hancur Bu Ane, untuk apa lagi.
"Saya tidak berminat lagi Bu". Jawabku dengan menundukan kepalaku di hadapan beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Sister || End || PROSES TERBIT
Ficción GeneralRumah yang seharusnya untuk pulang menjadi tempat yang kubenci...