:Twenty-Three:

64.3K 2.8K 74
                                    

Theo keluar dari ruang barista. Dia menghampiri Ella yang tengah sibuk mengaduk-aduk minumannya sedari tadi. Terlihat wajaj frustrasi di sana sebab sudah berapa kali Theo perhatika Ella menghela napas kasar. Seperti banyak sekali beban gadis itu.

Theo menghampiri Ella dan duduk di sebelahnya.

"Ada apa?" tanya Theo. Kali ini tak terdengar menuntut.

Ella menoleh. Dia merebahkan kepalanya dibahu pria itu. Kepalanya terlampau penat memikirkan masalah perjodohan sialan itu.

"Gue sudah tahu lo jodohin dari Dara," kata Theo, pelan.

Ella hanya menoleh. Tapi tidak mengatakan apa-apa. Dirinya terlalu lelah.

"Lo mau menikah sama pilihan nyokap lo itu?"

Ella menggeleng. "Bukan tipe gue."

"Memang lo suka yang kayak gimana?" Theo mengambil minuman Ella dan menenggaknya.

"Yang suka dugem," sahutnya asal.

Theo terkekeh. "Gue dong."

Ella berdecih. "Nggak lucu! Gue itu lagi pusing banget! I need tequila or vodka. Temenin gue yaa," pinta Ella. Matanya memelas, memohon pada Theo.

Theo membalas dengan dengusan. "Jangan kebiasaan dikit-dikit alkohol. Kopi aja, kopi," kata Theo.

"Ck! Insomnia gue yang ada kopi mulu," sungut Ella.

"Alkohol nggak bagus buat menghilangkan masalah. Cuma nimbun penyakit dibadan lo," ujar Theo.

Ella mengangkat kepalanya. "Dulu lo sering. Dan lo juga yang ngenalin gue ke alkohol. Kenapa mendadak lo jadi suci?"

Theo menatap Ella. Dia berharap semoga saja adiknya yang satu ini mengerti.

"Bukan mendadak suci. Tapi karena gue sudah kena efek buruknya."

"Apaan efeknya?" tanya Ella.

"Sering kecapekan aja sih. Kemarin pas cek ke dokter ternyata gue anemia sampai harus minum obat penambah darah gitu. Itu baru efek ringannya kata dokter. Gue juga jadi sering kecapekan, padahal usia gua sekarang masih masuk usia produktif. Gue nggak mau pas usia 30-an malah sering sakit terus tabungan gue abis cuma buat penyakit yang gue undang sendiri," kata Theo.

Sepertinya pria itu sudah benar-benar bertobat.

"Kok lo bisa lepas dari alkohol?" tanya Ella lagi.

"Banyakin kegiatan aja. Semakin sibuk, semakin nggak sempat ke club. Makanya gue berencana buka cabang di luar kota," ucap Theo.

Ella mengangguk paham. "Biar makin sibuk?"

"Biar makin banyak duit dong, adikku sayang." Theo tersenyum dan mengundang Ella berdecak. Gadis itu bahkan melempar gumpalan kertas yang ia ambil sebagai struk dari minuman yang dia beli tadi.

Theo malah terkekeh melihat Ella kesal.

"Oke, balik ke topik. Gue nggak mau nemenin lo minum dan gue nggak mau dipaksa," kata Theo, tak ingin dibantah.

"Fine! Awas aja lo nanti ketahuan gue lagi minum wine atau whiskey." Ella menarik gelasnya yang sudah berpindah ke hadapan Theo.

"Jadi sebenarnya lo dijodohin sama siapa sampai berat banget kayaknya hidup lo?"

Lagi. Theo pura-pura tak tahu. Dia ingin mendengar langsung dari kedua sahabatnya mengenai masalah mereka.

"Lo nggak akan nyangka," kata Ella, mulai frustrasi.

Because Of You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang