"Caramel satu sama pie lemon," kata seorang pelanggan tepat ketika orang didepannya pergi.
Theo dengan cepat mencatat pesanan tersebut di mesin khusus.
"48 ribu rupiah, mau tunai atau debit?" tanya Theo, ramah.
Pelanggan tadi sibuk dengan dompetnya lalu dia mengeluarkan uang kertas berwarna biru.
"Wira?" Theo setengah terkejut mendapati siapa pelanggan barusan.
"Ini kafe lo?"
Theo mengangguk. "Baru buka. Eh, ini selesai pembayarannya dulu ya, kita lanjut ngobrol lagi nanti. Nggak enak sama antrean di belakang."
"Oke, oke."
Theo menerima uang tersebut lalu saat selesai mencatat pesanan, dia meminta salah satu pegawainya untuk menggantikan dirinya di meja kasir. Theo melangkah ke tempat Wira duduk di dekat jendela.
"Apa kabar? Lama banget kita nggak ketemu, gue pikir lo sudah pindah kewarganegaraan," kata Theo.
Wirawan Antonius, senior dulu di kampus Theo—hanya tersenyum mendengar gurauan pria itu. Wira adalah seorang mahasiswa aktif yang berprestasi, biarpun fakta tersebut menempel dijidatnya, tetap saja ia tak lepas dari bahan bully kating lain. Wira dan Theo saling mengenal ketika Theo membantu Wira saat sedang digencet oleh para kating dulu. Keduanya menjalin pertemanan walau usia mereka terpaut dua tahun.
"Indonesia tetap dihati," kata Wira.
"Gimana New York?" tanya Theo.
"Good. Biasa aja sih, pada akhirnya gue tetap kangen sama rendang dan opor," gurau Wira.
Theo terkekeh. "Lidah Indonesia nggak bisa bohong ya."
"Lo sendiri gimana? Sudah buka kafe aja sekarang, kayaknya dulu lo adalah mahasiswa paling madesu yang pernah gue kenal," kata Wira membuat Theo tergelak.
"Banyak hal yang bikin gue jadi kayak sekarang," sahut Theo.
"Wanita masih menjadi salah satunya?"
Theo mengangguk disertai senyuman jahil khas dirinya.
"Hidup pria tanpa wanita itu, bagaikan bubur tanpa kacang. Nggak enak," kata Theo.
"Ya, tapi nggak banyak juga kali wanitanya. Satu cukup," ujar Wira.
"Gue bukan lo kali yang seumur hidup cuma mengharapkan satu wanita. By the way, lo sudah move on?" goda Theo.
Wira berdecak sambil memalingkan wajahnya. Dia sendiri juga bingung apakah sudah move on atau belum dari cinta lamanya.
"Kayaknya belum ya?" timpal Theo.
"Shit! Kenapa jadi bahas percintaan gue? Move on atau belum, hidup gue tetap bahagia kok," kata Wira.
"Lo bisa bilang begitu sekarang. Lihat aja kalau lo sudah ketemu sama dia. Gue jamin, nggak bakal bisa move on seumur hidup lo," ujar Theo.
![](https://img.wattpad.com/cover/164269216-288-k58972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ✅
RomanceKeduanya telah melewati batas takdir. Deva dan Adara harusnya hanya terlibat dalam hubungan pekerjaan, tetapi rasa penasaran membawa mereka berjalan lebih jauh hingga melibatkan perasaan. Tak mudah untuk bertahan kala masalah terus menghadang. Akank...