14. Jogging

44 2 0
                                    

Hari minggu, ia bangun, mencuci muka dan sikat gigi.

Qinta duduk-duduk sebentar dikasurnya, bermain game.

Pukul 6.10, tanpa mandi, ia mengganti bajunya dengan legging abu-abu dan jaket, menyelipkan uang dikantong jaket. Ia menguncir rambutnya. Ia turun untuk meminum segelas susu. Ia memasang headset ditelinganya dan menggunakan sepatu sport merk Nike. Setelah itu, ia pergi ke taman dengan berjalan kaki.

Jalan kaki ke taman membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Setelah sampai di taman, ia melakukan peregangan otot  sebentar sebelum melakukan jogging.

Cukup lama ia memutari taman yang luas itu sampai sekujur tubuhnya dipenuhi keringat.

Lelah berkeliling, ia pun berhenti dan duduk disalah satu bangku taman. Ia meraih handphone yang ada disaku jaketnya, mengganti lagu.

Sebelum pulang, Qinta berniat membeli makanan untuk sarapannya dirumah nanti. Ia pun melihat-lihat gerobak-gerobak yang ada disekitar taman. Ia memutuskan untuk membeli bubur ayam sebagai sarapannya dirumah.

"Bang, bubur ayam satu dong, kacangnya dikit aja," ucap Qinta sesampainya disebelah gerobak bubur ayam.

"Bentar ya, neng. Duduk dulu aja," balas penjual bubur ayam yang sedang sibuk meracik pesanan beberapa pelanggan yang lain.

Qinta pun duduk menunggu.

Sebuah motor dengan knalpot besar menghampiri tukang bubur yang sama.

"Bang, dua ya, biasa," kata seseorang dengan suara berat.

Qinta seperti familiar dengan suara itu. Ia pun menengok kearah pemilik suara tadi.

"Putra?" tanya Qinta.

"Loh, Qinta?" balas Putra.

"Yaampun, kok lo ada disini?" tanya Qinta.

"Ini tukang bubur langganan gue."

Qinta ber 'oh' ria.

"Lo abis olahraga?" tanya Putra yang melihat Qinta berkeringat.

"Iya, gue abis jogging."

"Pulang bareng, yuk," ajak Putra.

"Eh, gak usah."

"Kenapa? Lo sama temen? Atau sama Zaky?" tanya Putra sambil menoleh kanan kiri mencari teman Qinta.

"Gue sendirian."

"Yaudah, bareng aja."

Qinta pun mengangguk.

Setelah pesanan mereka selesai dibuat, mereka membayar, lalu pergi. Putra mengantar Qinta dengan motornya.

"Thanks, Put," ucap Qinta ketika diturunkan didepan rumahnya.

"Besok-besok kalo lo mau olahraga di taman ajak gue aja."

Qinta mengangguk. Motor Putra melaju.

Qinta masuk kedalam rumahnya lalu bergegas mandi. Badannya sudah lengket akibat keringat. Ia berendam di bath up cukup lama. Ia memanjakan dirinya sendiri.

Keluar dari kamar mandi dengan rambut dibungkus handuk, ia mengambil kaos dan celana pendek.

Ia turun kebawah untuk memakan bubur yang tadi dibeli.

Selesai makan, ia mengangkat baju-baju yang sudah kering dijemuran, menyetrikanya.

Qinta kembali ke kamar, melepas handuknya, lalu menyisir rambutnya dan memberikan vitamin rambut.

Sejak bangun tidur, ia tidak menyentuh handphonenya. Ia turun kelantai satu, lalu menyetel televisi. Ia memakan kue yang ada dimeja depan sofa sambil menonton.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang