Qinta mendapati notifikasi masuk di handphonenya sesaat setelah Bu Nani keluar kelasnya. Qinta sedang merapikan bukunya dan akan ke kantin bersama ketiga sahabatnya.
Zaky berlari dari rooftop kekelas gadis kesayangannya --kelas Qinta. Sekarang ia berada didepan kelas gadis itu.
Qinta berjalan keluar dengan tiga sahabatnya dan bertemulah dia dengan Zaky.
Qinta hanya menatap sekilas lalu menaikkan salah satu alisnya seakan bertanya, "mau apa?"
"Sal, lo sama temen-temen lo jalan duluan aja ke kantin. Gue mau berdua sama Qinta," izin Zaky pada Salsa. Wow, tumben-tumbenan seorang Zaky meminta izin untuk melakukan sesuatu pada orang lain.
"Gak usah izin kali," ledek Salsa.
"Bye pasangan labil!" ledeknya lagi dan meninggalkan Qinta dengan Zaky. Wendy dan Naufal mengikuti dibelakangnya. Naufal sempat memberikan tatapan tajam kepada Zaky yang dapat diartikan, "sampe lo bikin Qinta nangis atau sakit hati, lo bakal mati ditangan gue." Zaky pun tersenyum pada Naufal. Wow, sekali lagi fenomena yang jarang dilihat, Zaky tersenyum. Dia sungguh-sungguh berubah setelah mendengar penuturan Putra tadi.
"Lo mau ngapain, sih?" tanya Qinta sinis. Qinta sedang pms.
"Sorry, Qin. Gue mau ajak lo makan berdua dikantin sekalian ngomong sesuatu."
"Hm, yaudah."
Mereka berjalan dan Qinta tidak mempermasalahkan dirinya dirangkul Zaky. Selama dikoridor, Zaky tersenyum tipis tapi Qinta tidak bisa melihatnya karena Zaky lebih tinggi.
"Duduk sini sayang. Mau makan apa?" tanya Zaky lembut ketika mereka telah duduk disalah satu meja kantin hanya berdua.
Pipi Qinta memerah karena ucapan Zaky.
"Gak usah begitu mukanya," ledek Zaky menoel pipi Qinta yang seperti tomat segar.
Qinta pun segera merubah ekspresi wajahnya menjadi garang, "eh sayang mending yang tadi," pinta Zaky rada ketakutan.
Pipi Qinta kembali dibuat merah karena ucapan "sayang" dari Zaky. Apa dia sedang dipermainkan Zaky?
"Ish, buruan laper nih!" ucap Qinta kembali garang. Sungguh, Zaky dibuat bingung dengan sikap Qinta yang berubah-ubah tiap detiknya.
"Iyaiya. Mau apa?"
"Terserah."
Zaky benar-benar harus sabar akan sikap Qinta.
Zaky menarik lengan adik kelas yang sedang berjalan disebelahnya dan menampakan muka garangnya.
"Heh, beliin cewe gue makanan. Apa aja. Terserah. Kalo sampe dia gak suka, lo yang gue hajar. Nih, duitnya," ucap Zaky galak kepada adik kelasnya. Adik kelas dengan name tag dibajunya bertuliskan "Deno" itu mengambil uang yang disodorkan Zaky dengan gemetar. Ia tidak paham perintah Zaky.
"M--mak--maksud kakak? S--saya b--bel--beliin apa?"
"Lo gak denger gue ngomong apa? Gue bilang beliin makanan apa aja asal cewe gue suka!" bentaknya.
Qinta angkat bicara, "dek, gak usah. Uangnya balikin aja. Sana pergi aja, aku beli sendiri aja."
Bak malaikat, Qinta membantu Deno lepas dari siksa kubur.
"Gue beli sendiri aja," ucap Qinta ketus karena tidak suka dengan perlakuan Zaky kepada adik kelas yang semena-mena.
Qinta berjalan meninggalkan mejanya membuat Zaky menatap gusar. Sepertinya ia salah menampakkan wajah dingin serta kegarangannya dihadapan Qinta meski hal itu tidak ditujukan untuk Qinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...