25. Terbakar Cemburu

31 1 0
                                    

Bel pulang berbunyi, didepan kelas sudah berdiri Zaky. Putra baru saja akan ke tempat Zaky.

Putra berdehem agar Zaky tahu ada seseorang disebelahnya.

Zaky menoleh dan mengangkat satu alisnya seakan bertanya, "ngapain?"

"Luna bilang pulangnya mau sama gue," ucap Putra.

"Luna? Maksud lo Qinta?"

Putra mengangguk.

"Lo udah akrab banget sama Qinta-Luna lo itu?" tanya Zaky.

Setidaknya jika Qinta tidak mau memberikan jawabannya, ia akan mulai bertanya pada Putra.

"Ehm.. Penasaran, ya?" ledek Putra.

"Buru jawab," perintah Zaky dengan wajah dinginnya.

"Dia bener bener penasaran," batin Putra.

"Kenapa lo sepengen tau itu?" selidik Putra.

"Karena gue--" belum sempat Zaky menyelesaikan pembicaraannya, gadis yang ditunggu pun keluar kelas.

"Ogiiii," sapa Qinta lalu mendekatkan diri pada Putra.

"Lun, jadi pulang bareng gue atau Zaky?" tanya Putra.

Qinta hanya menatap sekilas Zaky lalu membuang wajahnya.

"Ogi aja."

"Ky, sorry dia maunya sama gue," ucap Putra. Putra menggenggam tangan Qinta dan berjalan. Namun, langkahnya terhenti. Dibelakangnya, Zaky sedang menahan lengan Qinta.

"Apa, sih, Ky?" tanya Qinta dengan wajah juteknya.

Kini Zaky sudah tidak bisa menahan amarahnya yang ia coba simpan sejak kemarin. Rasa penasaran yang sampai sekarang belum terjawab pun menjadikannya membabi buta memukuli Putra ditempat. Bahkan ia lupa Putra adalah sahabatnya.

Bugh
Satu pukulan dilayangkan Zaky pada Putra.

"OGI!" teriak Qinta panik.

Putra menatap Zaky sekilas lalu menatap Qinta. Ia tersenyum ke Qinta lalu pukulan lagi-lagi didapatkannya dari Zaky. Tanpa berniat membalas, Zaky terus memukulinya.

Nazer, Kevin, Bobbi dan Arga yang baru keluar dari kelas langsung menuju kedepan kelas Qinta berhubung kelas mereka bersebelahan. Mereka menahan dua sahabatnya itu. Qinta dengan wajah paniknya hendak menangis. Namun ia berusaha menahannya. Jantung dan otaknya sudah tidak karuan. Ia tidak tega melihat Putra dihabisi tapi disatu sisi ia yakin masalahnya bermula karena Qinta yang memilih Putra dan Zaky cemburu alias Zaky menyukainya. Namun tidak mungkin kan Qinta berjingkrak disaat seperti ini?

Salsa mengelus pundak Qinta.

Pergulatan berhasil dihentikan oleh Nazer, Kevin, Bobbi, dan Arga. Kevin, Bobbi, dan Arga berada di sisi Zaky menahannya agar tidak semakin tersulut emosi. Nazer berada di sisi Putra untuk menolongnya. Nazer sempat berbisik pada Putra dan Putra balas dengan senyuman. Entah apa yang ada dipikiran lelaki itu daritadi hanya tersenyum.

Qinta menghambur kearah Putra. Digenggamnya tangan Putra, "ogii," rengek Qinta. Matanya sudah berkaca-kaca.

Sementara disebrang mereka, Zaky tengah memberontak karena cemburu. Tangannya mengepal.

"Ky, sadar!" tegas Kevin yang melihat Zaky seperti kesetanan. Dia tahu sahabatnya tengah cemburu. Kevin juga bingung entah apa yang ada diotak Putra bisa bisanya ia mendekati Qinta.

"Udah tinggalin aja mereka berdua dulu. Entar kita omongin baik-baik bareng bareng," ucap Arga yang kini berubah bijak.

"Ets, boy, tumben bijak," celetuk Bobbi yang dihadiahi tatapan tajam Arga dan Kevin.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang