Zuanita, mama Zaky, menangis tersedu di sofa rumah. Zachary, atau yang biasa dipanggil Zaky itu pergi keluar rumah.
"Mau kemana kamu?!" teriak seorang lelaki berbadan tegap, agak sedikit buncit, namun tetap terlihat berwibawa. Itu adalah ayah Zaky. Ia berdiri dekat dengan mama Zaky dengan wajah setengah murka.
Zaky tidak menjawab pertanyaan Rizal, ayahnya. Ia segera pergi dengan mengendarai motor R25 miliknya.
Selang beberapa menit berkendara, ia pun sampai ditempat tujuannya.
"Woy, nongkrong lu," sapa salah satu temannya yang sudah berada di Warung Mamang, tongkrongan cowo - cowo hits SMA Kejora di pagi, siang, sore, maupun malam hari.
Zaky memarkirkan motornya, kemudian duduk disebelah Nazer, salah satu teman dekatnya.
"Kenapa lo? Diem doang, bisu apa," ledek Nazer.
Zaky berdiri, tak mengindahkan omongan Nazer. Ia memesan secangkir cappucino ala Mamang, si empunya warung.
Zaky dan beberapa temannya menghabiskan malam itu di Warung Mamang. Ada Nazer, Arga, Bobbi, Putra, dan beberapa cowo hits SMA Kejora lainnya.
Zaky dengan muka dinginnya meneguk minuman yang telah ia pesan. Pukul 10 malam, tongkrongan itu menjadi sepi. Personilnya bubar satu persatu.
Sesampainya dirumah, Zaky tidak melihat ada tanda - tanda kehidupan, berarti keluarganya telah terlelap semua.
Zaky menaiki anak tangga hingga sampai kedepan kamarnya. Saat ia hendak membuka pintu kamar, papanya keluar dari pintu kamar yang ada disebelah kamarnya.
"Pulang malem terus, anak siapa kamu?"
Zaky hanya diam dan masuk ke kamar.
"Hey, kamu anak durhaka!" hardik papanya.
Zaky terdiam dikamar. Ia sudah terbiasa akan sikap papanya.
**Besoknya, ia sekolah seperti biasa.
"Ma, Zaky pamit, ya."
Zaky menyalami mamanya yang tengah menghabiskan sarapannya. Papanya sudah pergi sejak setengah jam yang lalu. Katanya, ia ada rapat dan harus datang on time.
"Misha, jangan telat kamu," ucap Zaky kepada Misha.
"Iya, bang. Pak Kumis udah didepan. Misha bentar lagi selesai sarapan langsung berangkat. Abang duluan aja," jawab Misha yang masih mengunyah makanan.
Zaky pun keluar rumah. Hari ini ia memilih untuk membawa motor bukannya mobil.
Zaky dan Misha memang bersekolah ditempat yang sama. Zaky di gedung SMA sedangkan Misha di gedung SMP. Namun, mereka tidak pergi dan pulang bersama. Zaky lebih suka bebas dengan membawa motor atau mobil, pulang sesuka hati, nongkrong kesana-kesini, dan ia tidak mau Misha mengikuti jejaknya. Makanya Misha diberikan supir pribadi, Pak kumis.
Tidak jauh letak sekolah Zaky dari rumahnya, ia pun sampai dengan cepat.
"Woy," teriak Nazer yang juga baru turun dari motor.
"Hm?" bales Zaky.
Mereka berjalan bersamaan ke kelas. Mereka sahabat karib yang sama-sama ganteng, cool, banyak yang naksir, jago basket, kekar, tinggi, dan tukang berantem. Pokoknya, Nazer adalah versi arab dari Zaky. Zaky adalah versi Indonesia dari Nazer.
"Lo kemaren diem aja di warung. Ada masalah pasti, nih, bos besar," ucap Nazer yang sadar ada keanehan pada sahabatnya tadi malam.
"Geli lo sok perhatian."
Nazer pun tertawa.
**"Kantin!" seru Putra, salah satu anggota basket juga, anak hits SMA Kejora.
Putra, Bobbi, Nazer, Zaky, Arga, dan beberapa teman lainnya yang sesama anak hits itu turun ke kantin. Muka - muka sangar bin cool mereka bikin seluruh perempuan berdebar - debar melihatnya.
"Zaky!" panggil seorang perempuan berambut panjang ketika ia sampai dikantin bersama kawanannya.
"Kenapa, Ghin?" tanya Zaky halus.
Ghina adalah pacar Zaky. Mereka baru sebulanan menjalani hubungan. Kelas Ghina ada disebrang kelas Zaky.
Ghina, perempuan cantik berambut coklat ditembak Zaky setelah teman - teman Zaky menyomblangi mereka. Sebenarnya Zaky antara mau dan tidak mau dengan Ghina. Cantik, iya. Menyayangi Zaky, iya. Tapi hatinya masih belum bisa menempatkan Ghina. Ia tidak terlalu mencintainya.
"Aku laper," kata Ghina sambil memegangi perutnya.
"Yaudah, kenapa gak makan dari tadi?" tanya Zaky.
"Gue mau makan bareng temen-temen gue," ujar Zaky.
"Bareng, dong," pinta Ghina sambil mengaitkan tangannya ke lengan kekar Zaky.
"Lo kan, punya temen deket sendiri, Ghin," balas Zaky. Ia masih sabar menghadapi sikap Ghina yang manja.
"Yaudah, deh."
Ghina menghentakkan kakinya seperti meminta dimanja dan mengomel kepada Zaky. Ia pun pergi dengan muka cemberut.
Hari ini, Zaky sedang tidak berniat untuk berpacaran. Hatinya sedang acak-adul akibat rumahnya yang kurang harmonis semalam.
TERIMAKASIH YA UNTUK TEMAN TEMAN YANG UDAH MEMBACA. TOLONG KLIK TOMBOL BINTANG BUAT VOTE CERITA INI. JIKA ADA KRITIK DAN SARAN MOHON DITULIS DICOMMENT DENGAN BAHASA YANG HALUS❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...