Kabar Ghina menampar Qinta sudah tersebar ke penjuru sekolah. Akun berita SMA Kejora juga sudah memposting berita tersebut.
"Tamparan telak untuk anak baru dari Ghina, sang pacar most wanted boys"
Pagi ini, Qinta kembali terlambat. Suatu kemajuan, ia datang 10 menit setelah pintu gerbang ditutup. Kemarin 20 menit.
Ia mencoba membujuk satpam yang berdiri didalam pagar.
"Pak, ayolah. Saya ada pelajaran guru galak. Bapak mau liat saya dimarahin guru?" tatap Qinta nanar membujuk satpam.
"Neng, saya tuh udah gak mempan. Udah banyak yang bujuk saya. Saya tetep berpendirian kuat. Gak boleh ada yang masuk kalo belum dibolehin Pak Daus."
Qinta cemberut, ia gagal menjalankan misi.
Beberapa menit kemudian, seorang laki laki tinggi, menarik lengannya menjauh dari gerbang saat satpam lengah.
"Aduh, sakit. Anjir, siapa, sih?" ucap Qinta saat ditarik menjauhi gerbang. Ia mencoba melepaskan diri, tapi kekuatan orang ini lebih besar.
Qinta menoleh ke orang yang menariknya sedari tadi.
"Astaga, lo lagi!" pekik Qinta.
"Lepasin, gak! Lepasin! Lepasin!" Qinta memukul lengan Zaky memakai tangan yang satunya.
"Woy gue gak mau berurusan sama cewe lo, nih! Udah, dong. Lepasin!" seru Qinta.
Zaky memberhentikan langkahnya. Ia menatap Qinta. Tangannya masih memegang erat lengan Qinta.
"Cewe gue gak kenal lo," ucapnya datar lalu kembali menarik Qinta tidak tau kemana.
"Iya, kemaren kenalan. Kenalannya pake tangan langsung. Dasar cewe gila. Lo udah, ish, lepasin!" Qinta berteriak, memaki, pokoknya ia berusaha dilepaskan.
"Jangan-jangan lo mau nyulik gue, ya?!!" seru Qinta menduga-duga.
Zaky berhenti lagi. Menoleh.
"Lo mau gak sih, diselamatin? Biar gak dihukum sama Daus? Gue tau jalan."
Ia kembali berjalan. Qinta kembali mengomel.
"Kalo lo tau jalan, kenapa kemaren gak ngasih tau gue?! Pake segala gak bantuin apa-apa di aula. Masih dendam gue. Kalo lo kasih tau jalannya kemaren kan, gue gak perlu bersihin aula. Ish, rese banget, sih. Mana dari kemaren ketemunya lo mulu pula. Ditambah cewe gila lo itu. Untung gue gak ikut gila kemaren. Sumpah, lo tuh, nge--"
Zaky berhenti secara tiba-tiba, memeluk dan membekap mulut gadis itu.
"Bawel."
Qinta terperangah akan tindakan Zaky yang tiba-tiba itu. Ia pun terdiam cukup lama. Mukanya memerah namun berusaha ia sembunyikan.
Melihat Qinta yang sudah diam, Zaky pun kembali menarik lengan Qinta hingga mereka sampai didekat semak-semak yang didepannya terdapat tembok kokoh.
"Mana jalan rahasianya? Jangan-jangan lo bohong. Lo mau nyulik gue beneran, ya?!"
Zaky diam saja. Ia mendekati semak-semak, mengambil tangga kayu yang tersembunyi disana. Ia menyandarkan tangga itu ke tembok kokoh.
"Lo pake daleman, kan?" tanya Zaky ketika selesai berurusan dengan tangga kayu.
"HEH, ANJING! LO BENERAN MAU NYULIK GUE, YA? LO MAU APA-APAIN GUE, YA?!!" teriak Qinta yang terperangah akan pertanyaan Zaky.
Qinta berusaha melarikan diri. Ia sudah takut Zaky akan bermacam-macam dengannya. Disitu juga sepi. Qinta menduga bahwa dibalik tembok itu ada ruangan dan Zaky akan membekapnya, lalu Qinta akan dijadikan semacam cewe murahan disana. Qinta tidak mau itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
JugendliteraturSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...