Zaky benar-benar menepati omongannya kemarin. Buktinya, sekarang ia sudah berdiri didepan pintu rumah Qinta. Sudah 5 menit lebih Zaky mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Ia mencoba menelepon Qinta tapi sia-sia.
Tak henti-hentinya Zaky mengetuk pintu rumah bercat putih itu sampai seseorang membukakannya.
"Nyari siapa, ya?" tanya wanita yang kelihatan sudah tua itu.
"Qintanya ada?" tanya Zaky.
"Ini pacarnya? Non Qinta daritadi dibangunin gak bangun-bangun. Sekarang malah badannya dirapetin semua kedalem selimut."
Itu adalah asisten rumah tangga yang tadi malam baru saja kembali datang dari kampungnya, Bi Sari.
"Kamu mau bangunin?" tanya Bi Sari.
"Boleh, nih, Bu?" tanya Zaky salah tingkah.
"Panggil bibi aja jangan ibu. Boleh, kok. Kamu pasti pacarnya," ucap Bi Sari. Ia pun membawa Zaky kekamarnya berharap dengan cara ini Qinta akan bangun.
"Bibi tinggal dulu, ya. Lagi masak didapur. Oya, maaf kalo tadi udah lama ngetuknya. Bibi gak denger, daritadi oseng-oseng tempe orek," kata bibi itu lalu meninggalkan Zaky yang sudah berada didepan pintu kamar Qinta.
Knop pintu dibuka oleh Zaky. Ia mendekati Qinta, berdehem namun tidak ada jawaban. Ia pun menyingkap selimut yang menyelimuti seluruh tubuh Qinta. Pemandangan didepan matanya sungguh membuat ia gemas.
Qinta tertidur dengan posisi yang entahlah harus disebut posisi apa itu, dengan rambut menutupi sebagian mukanya.
"Hey, bangun."
Tak ada jawaban.
"Bangun, Qinta."
"Bangun."
"Sekolah udah telat ini, woy!"
Qinta mencoba membuka kedua kelopak matanya. Mengucek-ucek. Zaky sedang berdiri didepannya. Apa dia tak salah lihat?
Ia berkali kali mengucek matanya hingga tangan Zaky memegang tangan Qinta.
"Jangan dikucek terus, nanti luka mata lo."
Qinta menelan ludah, dihadapannya benar-benar Zaky.
"AAAAAA LO NGAPAIN ADA DIKAMAR GUE!!!!" teriak Qinta membuat Zaky harus menutup telinga.
Qinta buru-buru menutupi seluruh badannya didalam selimut. Ia malu sekaligus memeriksa apakah pakaiannya masih utuh.
"Buruan sekolah, kita udah telat," perintah Zaky.
"Lo keluar dulu, tunggu dibawah. Awas lo berani masuk-masuk ke kamar gue," ucap Qinta dari balik selimut.
"Gak pake lama," perintah Zaky lalu ia keluar.
Qinta mengintip dari balik selimutnya. Setelah aman, ia pun menghela napas.
"Udah bikin gila pagi pagi," protes Qinta. Ia segera bercermin. Betapa malunya ia melihat rambutnya seperti singa, lebat dan acak acakan. Mukanya beler.
"Ih, bisa ilfeel dong dia," keluh Qinta.
Seketika itu juga ia menampar pelan pipinya sendiri, "kok gue mikirin? Bodoamat lah dia mau ilfeel mau engga."
Qinta segera bersiap.
10 menit kemudian Qinta turun dan melihat Zaky tengah mengobrol dengan Bi Sari. Mereka terlihat akrab.
"Bi, kok dia bisa masuk kamar aku?" tanya Qinta dengan muka kesal bercampur malu. Ia menunjuk lelaki disebelah Bi Sari yang sekarang sedang meneguk secangkir susu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...