Qinta terdiam dikamar. Sedari tadi ia hanya diam. Seenak jidat Zaky berbicara dan menjadikannya pacar tanpa persetujuan. Itu menembak atau memaksa? Entahlah, ia memikirkan kejadian dimobil sejak tadi.
"Terus besok gue harus jadi pacar dia?"
"Terus gue harus gimana?"
"Ah boongan dia kan suka becanda ngeledek."Qinta bermonolog.
***
"Non, bangun. Itu pacar, non udah nunggu dari 10 menit yang lalu."Qinta tak bergerak. Ia masih tertidur pulas. Bi Sari sudah kehabisan akal. Ia pun turun.
"Itu non Qinta masih tidur."
"Aku boleh bangunin gak, bi?" tanya Zaky.
"Boleh, biasanya sama pacar lebih ampuh," ucap Bi Sari.
Zaky berjalan ke kamar Qinta. Ia memasuki kamar gadis yang sekarang telah menjadi pacarnya.
"Qin," panggil Zaky dengan mengelus rambut hitam yang terurai itu.
"Qinta," panggilnya lagi.
Ia duduk dipinggir kasur Qinta lalu tersenyum melihat Qinta yang masih memejamkan mata. Seketika moodnya yang tadi malam hancur kini kembali tenang dan senang karena melihat Qinta.
Zaky mengelus pipi Qinta yang terasa lembut. Ia berbisik ditelinganya, "udah telat, mau dihukum Pak Daus?"
Qinta merasa ada yang berbicara ditelinganya lantas ia mengerjapkan mata.
Setelah matanya melek sempurna, ia melihat orang didepannya.
"LO?!" pekiknya.
"GILA!!!!" teriaknya lagi.
"Ayo buruan udah mau telat ini. Lo mau dihukum Pak Daus?" celoteh Zaky tak memedulikan teriakan Qinta.
"KENAPA LO ADA DIKAMAR GUE LAGI?!!!"
"Makanya bangun pagi."
"Buru," perintah Zaky. Ia segera keluar kamar.
**
Sejak tadi hingga sampai di parkiran sekolah, Qinta tak berbicara pada Zaky. Ia tak tahu harus bersikap seperti apa setelah kejadian ditembak secara paksa, ditambah paginya ia dibangunkan oleh orang yang sama.
"Makasih," ucap Qinta ketika turun dari motor. Ia berjalan meninggalkan Zaky.
Zaky berhasil menyusul Qinta yang sedang berjalan dikoridor. Tangannya ia sampirkan di bahu Qinta.
"Udah dong ngambeknya," pinta Zaky.
"Turunin, ih, tangannya."
"Biarin," balas Zaky.
"Kan lo bukan siapa-sia--"
"Kan gue udah jadi pacar lo sejak semalem," tukas Zaky.
"Kan gue belum jawab iya atau engga."
"Gak butuh," balas Zaky yang menyulut emosi Qinta. Ini pacaran macam apa, pikirnya.
Qinta pun membiarkan Zaky merangkulnya hingga ke kelas.
"Belajar yang rajin, nanti gue anter pulang. Gak perlu kabur," ucap Zaky. Ia mengelus pucuk kepala Qinta diambang pintu kelas yang membuat semua orang menjerit melihatnya. Wajah Qinta memerah.
"Gak usah ngefly gitu," ledek Zaky.
Entah angin apa yang tiba tiba merubah kepribadian Zaky dari dingin menjadi seperti ini dihadapan Qinta. Tapi Qinta... menyukai kepribadian Zaky yang ini.
"Qin anjir kok Zaky bisa makin deket sama lo?" tanya Salsa yang melihat kejadian diambang pintu kelas tadi.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...