Qinta terbangun pukul 10 pagi. Ia memasak hidangan untuk dirinya sendiri. Ia melahap makanan buatannya itu sambil menonton televisi. Setengah jam kemudian, ia mencuci baju-baju kotornya, lalu menjemurnya. Ia juga membereskan rumah, menyapu, mengepel. Semua ia lakukan seorang diri.
"Fiuh.. Selesai juga," ucap Qinta. Tubuhnya sudah berkeringat karena mondar mandir sana sini mengurus rumah sebesar itu.
Ia melihat kearah jam dinding.
"Astaga udah jam setengah 1!" teriaknya. Ia baru ingat ajakan Zaky semalam.Qinta buru-buru kekamar untuk mandi. Seharusnya hari libur seperti hari Sabtu ini adalah hari dia merawat diri, salah satunya dengan berendam di bath up. Tapi apa boleh buat, ia sudah mengiyakan ajakan Zaky untuk menemani membeli kado.
Qinta mengobrak-abrik lemarinya. Ia mencari pakaian yang cocok untuk pergi bersama Zaky.
"Duh, yang ini gue jelek gak ya?"
"Warnanya butut, deh, yang ini."
"Aduh, gue pake yang mana."
"Rok apa celana, ya?"
"Baju hitam kali, ya?"
"Putih?"
"Pake apa gue yaampun."Tiba-tiba ia berhenti dan seakan baru tersadar kembali.
"Gue tuh, kenapa, sih? Kayak orang lagi jatuh cinta aja. Ngapain susah-susah nyari baju. Baju gue segambreng."
Ia memarahi dirinya sendiri.
Pilihannya pun jatuh kepada tanktop hitam beserta kemeja dengan warna cerah. Ia juga mengenakan rok hitam selutut dan membawa slingbag.
Bunyi klakson mobil yang berhenti didepan rumahnya membuatnya kaget. Qinta yang sedang menggunakan lipcream pun menjadi berantakan hingga ke pipi.
Ia berdecak kesal. Disaat seperti ini, keadaan Zaky tetap menjadi pembawa sial.
Ia membersihkan noda di pipinya lalu menyelesaikan polesan makeupnya. Ia tidak tampak menor.
Qinta keluar dari pagar rumah. Zaky sudah berada didepan pintu mobilnya dengan jaket denimnya.
"Yuk," ucap Qinta.
Zaky yang tengah bengong itu pun menoleh kearah Qinta. Matanya meneliti setiap inci dari tubuh Qinta. Ia menyunggingkan senyum. Manis sekali. Qinta membalas dengan senyuman juga.
Zaky membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Qinta masuk. Setelah itu, ia juga masuk. Mobil pun melaju menuju sebuah mall besar.
"Cantik," gumam Zaky pelan tapi masih terdengar samar oleh Qinta.
"Apa?" tanya Qinta ketika melihat mulut Zaky bersuara namun pelan.
Zaky hanya diam.
Merasa bosan beberapa menit tidak berbicara apapun, Qinta pun memecahkan suasana.
"Nyokap lo mau ulang tahun?" tanya Qinta.
Zaky mengangguk.
"Kapan?" tanya Qinta lagi.
"Hari Rabu minggu depan," jawab Zaky.
"Lo mau beliin kado apa?" tanya Zaky.
"Gak tau."
"Nyokap lo sukanya apa?" tanya Qinta.
"Hmm.. Banyak," jawab Zaky.
"Oya, ngomong-ngomong, lo punya adik atau kakak?" tanya Qinta lagi. Ia tidak mau kehabisan topik dan kembali diam karena ia akan bosan.
"Gue punya adik."
"Cewe atau cowo?" tanya Qinta lagi.
"Cewe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...