"Aduh, pake baju apa, ya?"
Sekarang pukul 6.30, Qinta sedang berada dikamarnya, tepatnya didepan lemari pakaiannya. Ia hanya membungkus badan dan kepalanya dengan handuk. Ia mengobrak-abrik pakaian yang ada dilemarinya.
"Kenapa baru bilang makan di hotel? Hotelnya pasti highclass," gerutunya.
Flashback on
"Thanks," ucap Qinta didepan rumah."Qin, nanti malem jam 7 gue jemput naik mobil. Dandan jangan menor, gue suka lo apa adanya. Pake baju jangan ketat nanti cowo cowo lain pada liatin lo. Lo ikut surprisein mama gue di hotel. Ada makan malem. Pake sepatu yang bunga-bunga waktu itu," perintah Zaky.
Qinta hanya menganga. Setelah panjang berbicara, Zaky pergi dari pandangan beserta kendaraannya.
Qinta hanya bisa menggerutu dan merutuki dirinya sendiri sedari pulang sekolah hingga sekarang.
Flashback off
"Ih, kok gue nurut-nurut aja sih sama dia," gerutu Qinta lagi.
Setelah berpuluh-puluh pakaian ia porak porandakan, hati kecilnya pun menjatuhkan pilihan kepada dress yang tone warnanya mirip dengan flatshoes bunga - bunga pemberian Zaky.
Setelah dress itu terpasang rapi ditubuhnya, ia menyisir rambutnya dan membiarkannya terurai bergelombang. Ia letakkan jepitan dibelakang rambutnya agar tidak terlalu acak-acakan. Ia menggunakan body lotion serta parfum. Lalu, ia memakai flatshoes pemberian Zaky. Ia juga membawa tas mungil berisi dompet dan handphone serta sepatu yang akan ia berikan ke mama Zaky.
Ia melangkahkan kaki ke lantai bawah.
"Non, cantik banget malem ini," puji Bi Sari.
"Eh tapi non selalu cantik tiap hari, tapi malem ini luar biasa cantiknya makin makin!" puji Bi Sari lagi.
Qinta hanya tersenyum manis mendengar pujian itu. Ia meneguk segelas air mineral lalu berjalan ke sofa sambil menunggu Zaky.
Klakson mobil berbunyi didepan pagar rumah Qinta.
"Itu pasti Zaky," gumamnya dengan suara kecil.
Ia segera bangkit dari duduknya dan berpamitan pada Bi Sari.
"Bi, aku pergi sama Zaky, ya. Mau ke acara ulang tahun mamanya," pamit Qinta.
"Oh, pantes makin cantik gini auranya. Mau ketemu Zaky, toh," ledek Bi Sari.
Qinta berjalan kedepan pagar rumahnya. Zaky sudah berdiri didepan pintu mobil. Ia hendak masuk kedalam rumah Qinta tapi orang yang dicarinya itu sudah keluar terlebih dahulu.
"Lo cantik banget malem ini," pujinya dengan senyuman tipis.
"Lo tuh belajar senyum yang bener, deh. Jangan setengah setengah kalo senyum," balas Qinta dengan agak galak karena ia menutupi rasa malunya setelah dipuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Fiksi RemajaSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...