Setelah video call bersama kedua orangtuanya yang tengah berada di Kalimantan, Qinta memasang alarm. Ia tidak mau besok menjadi hari sialnya lagi.
Alarm handphone Qinta berbunyi sudah delapan kali. Qinta membuka matanya, mematikan alarm yang kedelapan.
Setelah rapih, Qinta turun untuk memesan ojek online sekaligus memakai sepatu.
Tok.. Tok.. Tok..
Ketukan pintu rumah Qinta membuatnya mengernyitkan dahi.
"Tumben ada tamu pagi-pagi gini," gumam Qinta dalam hati.Saat membuka pintu, betapa kagetnya ia dengan sosok didepannya.
"Lo!" pekik Qinta.
"Ayo, udah siap belum?" tanya Zaky.
"Kenapa lo jemput gue?" Qinta balik bertanya.
"Balas budi."
Zaky kembali menaiki motornya. Menunggu Qinta yang belum memakai sepatu.
Syukurlah, Qinta belum memesan ojek online tadi.
"Fix banget gue kena sial lagi hari ini," celoteh Qinta ketika akan menaiki motor R25 milik Zaky.
"Gak akan," balas Zaky datar.
Motor melaju meninggalkan rumah Qinta. Diatas motor, kedua insan itu hanya diam hingga sampai ke gerbang sekolah.
"Eh, bos, tumben datang pagi," sapa satpam ketika melihat motor Zaky.
Jeritan murid-murid mulai terdengar.
"Pagi-pagi udah ngegosip," desah Qinta ketika melihat sekelilingnya yang sibuk membicarakan dirinya yang datang bersama Zaky.
Zaky merangkul Qinta melewati koridor.
"Eh, apaan, sih!" protes Qinta sambil melepaskan tangan Zaky dari bahunya.
"Gue ngelindungin lo."
"Lindungin dari hongkong? Lo makin bikin sial," ungkap Qinta.
Benar saja perkataan Qinta, dari arah belakang, rambutnya dijambak seseorang. Sontak, Qinta menoleh dan meringis. Zaky juga.
"HEH CEWE JALANG! UDAH GUE BILANG JANGAN SENTUH COWO GUE!" maki Ghina.
"Ghin, lo bener-bener buat gue marah!" Zaky berkata dengan nada tinggi agak berteriak membuat Qinta kaget.
"Ky, kenapa kamu tega ngelakuin ini?" tatap Ghina. Ia sudah melepaskan jambakannya.
"Minta maaf ke Qinta," perintah Zaky.
"Buat apa? Kan dia yang salah."
"Minta maaf sekarang," perintah Zaky lagi dengan tatapan semakin tajam.
"Gak. Cewe jalang ini udah ngancurin hubungan kita!"
PLAK
Qinta yang sedari tadi diam mulai mengambil tindakan.
"Berani-berani lo sebut gue cewe jalang. Awas lo sebut kata itu lagi," ancam Qinta."Jalang."
PLAK
Qinta kembali menampar Ghina."Urus tuh, cewe gila lo," dengan nada ketus Qinta meninggalkan Zaky dan Ghina.
"Rontokin aja terus rambut gue. Udah gila. Capek-capek gue keramasin, kasih conditioner, gue sisir halus-halus, seenaknya dijambak. Dasar otak sapi," gerutu Qinta ketika berjalan kekelasnya.
"Terusin, terusin aja ngegosipnya!" bentak Qinta pada murid-murid yang menatapnya dengan saling berbisik, membicarakan kejadian antara Ghina, Zaky, dan Qinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSeorang cowo ganteng disekolah, ditaksir banyak wanita, terlihat cool dan garang diluar, ternyata dilubuk hatinya menyimpan kesedihan. Hatinya sering bergejolak. Hidupnya terlihat mewah dan menyenangkan dimata orang lain, namun dirinya tidak merasa...