10; Kiss hurt

57 12 4
                                        

---oOo---


Arran POV

Club.

Satu kata yang dapat menyimpulkan bagaimana pandangan manusia yang masuk ke dalam sana.

Tanpa gue kasih tau, kalian pasti udah bisa berpikir kan sifat apa yang dimiliki sama orang yang ngunjungin tempat kaya gitu.

Dan, semua tamu undangan pergi ke mini club yang udah disediakan sama pihak hotel.

Jangan tanya gimana respon gue waktu tau kalau acara ulang tahun Hana ada sesi kaya ginian. Udah tentu gue marah, namun dengan segala kelembutan nya, Hana bilang kalau ini cuma buat asik asikan aja.

Ya ya ya terserah lo.

Disaat semua tamu pergi ke dalam sana, gue lebih memilih duduk di stan makanan sambil ngabisin semua yang masih tersisa.

Tentu aja dengan Sehun disamping gue.

"Hun, kalau lo mau ikutan, masuk aja sana." Ucap gue sambil ngelahap pancake pisang plus madu diatas nya.

Kane banget borrr! Serius dah! Lebih enakan ini daripada buatan Mama. Hehe.

"Gue nggak tega ngebiarinin lo sendirian disini." Ucap Sehun

"Gue lebih nggak tega lagi ngebiarinin lo nemenin gue disini."

Sehun noleh ke arah gue, "Jadi lo nggak suka kalau gue disini?"

Gue mengangguk, "Heem! Muka lo sedih kalau disini, jadi mendingan lo masuk aja sana biar nggak sedih lagi."

"Beneran nggak apa-apa?"

"Iyaa nggak apa-apa. Selagi ada makanan, gue bakal baik-baik aja ko hehe."

Sehun sumringah, dia kegirangan dapet izin dari gue. "Yaudah kalau gitu, gue masuk kesana ya."

"Iyaa, have fun ya!"

Sehun ngangguk, dia lari ke dalam club dan ninggalin gue sendirian.

"Dasar bayi."

Saat sebuah pancake pisang masuk ke dalam perut, gue beralih mengambil cupcake coklat sama stroberi sekaligus. Bodo amat dah, mumpung sepi.

"Buset deh, enak banget nih kayanya." Gumam gue

Niat gue buat melahap dua cup cake itu sekaligus terurung karena ada orang yang tiba-tiba aja duduk disamping gue.

Sumpah! Ganggu banget.

Gue menoleh malas ke arah orang itu, namun mata gue langsung membulat ketika sadar kalau ternyata orang itu adalah...


























"Chanyeol?"

Lelaki yang lagi senyum kecil itu menoleh ke arah gue, "Hem."

"L-lo ngapain disini?"

Jangan tanya gimana perasaan gue saat ini. Ya seperti biasa, jantung gue yang berdetak lebih kencang dari biasanya, pipi gue yang berubah jadi merona, dan otak yang mulai liar.

"Duduk, kenapa emang? Nggak boleh?"

Gue menggeleng, "B-bukan nya gitu. Tapi kan semua orang ke club, ko elo nggak?"

"Gue bosen." Lelaki yang selalu mengobrak-abrik hati gue itu meneguk minuman hijau yang ada ditangan nya.

Ya Allah, mimpi apa Arran semalam.

[1] Universe; Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang