Universe - Part 47; Diary

49 7 0
                                        








Hal pertama yang gue lihat bukanlah wajah ceria Chanyeol, ataupun sosok Chanyeol yang lagi meluk gitar.

Bukan.

Melainkan...
































Sosok Chanyeol yang tengah berciuman panas dengan Rose.

Sakit? Tentu.

Ya mungkin kalian tau kalau gue selalu bilang kebahagiaan Chanyeol adalah hal yang utama, ya itu benar. Tapi mungkin sebagai sesama wanita, kalian juga ngerti sama apa yang lagi gue rasain sekarang.

"Yeol..." suara pasrah yang keluar dari mulut Rose bikin pertahanan gue hancur.

Benar benar hancur.

Gue engga bisa terus terusan disini, gue harus pergi.

Dengan perlahan, gue tutup pintu ruangan studio. Bener bener pelan sampai engga ada suara sedikitpun, ya gue engga mau mengganggu mereka.

Gue engga mau ada hal kecil yang mengganggu mereka.

Hari ini, gue putuskan untuk pulang. Ngelupain sejenak soal project yang selalu menghantui pikiran gue.

"Arran!" itu Hana yang manggil. Kita papasan pas gue baru aja keluar dari ruangan studio.

Gue mengangkat kepala supaya bisa melihat Hana, dan tentu aja Hana terkejut ketika melihat mata serta pipi gue yang basah karena air mata.

"Lo nangis?!" Pekik nya

"Shuuutt," gue ngelirik pintu ruangan Studio, memastikan kalau yang ada didalam sana engga ngedenger pekikan nya Hana, "Jangan berisik."

Hana panik, dia pegang kedua pundak gue. "Lo kenapa?"

"Jangan ngomongin disini, engga enak,"

Hana bingung, "Engga enak sama siapa? Disini kan sepi,"

"Kita ngomong di ruang OSIS aja ya."

Hana mengangguk, dia membopong tubuh gue yang sebenernya baik baik aja. Karena jujur, hati gue yang sepenuhnya sakit, bukan fisik.




🌱🌱🌱




"Jadi, kenapa lo nangis?"

Kalian sadar ga sih, setiap kalian ditanya kenapa nangis pasti tangisan kalian malah makin jadi. Kan?

Sama, gue juga gitu. Bahkan sekarang gue nangis kaya orang yang bener bener kesakitan, engga jarang juga gue ngeluarin erangan yang bikin Hana ketakutan.

"Arran, cerita sama gue. Lo kenapa?" Tanya nya sembari memegang kedua pundak gue

"Hika.... aaaarrgghhhhh... Hanaaa...."

"Kenapa, Arran?! Cerita sama gue!" Hana jadi panik

"Sakit naaa...."

"Dada lo sakit?" Hana jadi ikutan berkaca kaca

Gue menggeleng lemah, "Enggaa..."

"Terus kenapa Arran, jangan bikin gue panik napa!"

Gue tarik nafas sedalam mungkin, dan mencoba untuk menceritakan semua nya sama Hana.

"Tadi....." tapi ternyata gue engga bisa. Ngebayangin nya aja udah bikin dada gue tambah sesak.

[1] Universe; Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang