JISOO (COMPLETED)

Chapter 33

"Ka, lo gapapa?  " Tanya chanu yang dari tadi sudah pulang lebih dulu dari promnight, sedangkan jisoo baru saja pulang.

Jisoo pergi kedapur dan membuka kulkas untuk mengambil air.

Sambil menuangkan air ia berkata " Gapapa" Dengan muka yang sudah pucat pasi, belum lagi satu tangannya yang mati matian menahan darah keluar dari dekat jantungnya.

"Ka lo beneran gapapa?, itu... Itu darah ka" Chanu mulai panik karna melihat darah yang menetes ke lantai.

Jisoo sudah tidak bisa menahannya lagi, pandangannya buram, kepalanya pening, belum lagi sakit yang ia tahan sedari tadi karna peluru yang menyarang di dekat jantungnya.

Brukkkk

"KAKAAAA.... "

Flashback

Sepulang dari promnight niatnya jisoo langsung pulang ke mansionnya, tadinya bobby ingin mengantar jisoo tapi jisoo dengan cepat melarangnya.

Jisoo menyetir mobilnya menuju mansion, rasanya ia ingin cepat pulang dan mengganti semua bajunya dengan kaos, karna yang ia rasakan sekarang adalah panas dan tidak betah dengan dressnya.

Dorr
Dorr

Jisoo sedikit kaget karna mobilnya yang tembaki seseorang.

Ia langsung menambah kecepatan mobilnya, begitupun dengan mobil yang dibelakangnya yang ikut terus mengejar mobil jisoo.

Sampai di pertigaan yang lumayan sepi, mobil jisoo langsung di cegat oleh mobil yang mengikutinya tadi.

Mau tidak mau jisoo keluar dan mengambil topeng dengan pistolnya.

"Mau apa kau" Ucap jisoo

Dorr

Tepat sasaran, peluru dari pistol orang tersebut langsung menyarang ditubuh jisoo dengan darah segar yang langsung keluar.

"Shit " Umpat jisoo

Dorr
Dorr

Jisoo menembaki orang yang juga memakai topeng itu sampai akhirnya peluru yang ia miliki habis.

Jisoo membuang sembarang pistolnya setelah melumpuhkan orang itu, dan lanjut menghajar dengan membabi buta.

Bukk
Bukk

Jisoo langsung membuka topeng pria tersebut yang barusan menembaknya , cukup terkejut dan ia tak segan langsung membunuhnya.

"Mr.gerald " Ucap jisoo dengan senyum devil nya.

Sungguh permainan yang tidak terduga, dalam sekejap sudah bisa membunuh satu manusia.

Jisoo langsung pergi ke mobilnya kembali dan menjalankannya menuju mansion meninggalkan gerald yang sudah tidak bernyawa.

"What's wrong with you mr gerald? " Ucap jisoo sembari mengumpat kesal.

Sambil menyetir sebelah tangannya ia tahan agar darahnya tidak terus mengalir, tapi tetap sama saja, bahkan sekarang darahnya sudah merembes ke sebagian dress hitamnya.

Diraut wajah jisoo sama sekali tidak terlihat kesakitan, justru ia terus memikirkan sebenarnya ada apa sampai mr gelard mencoba menghabisinya.

Flashback off

Chanu yang sangat panik sedari tadi sedang menunggu dikursi tunggu rumah sakit.

Ia menunggu dokter keluar yang sedang memeriksa kakanya.

"Lo sebenernya kenapa si ka " Ucap chanu sedikit terisak karna takut sekaligus panik.

"CHAN... " Teriak jenni dari lorong rumah sakit yang langsung berlari menuju chanu.

"Jisoo kenapa,ada apa sebenernya? " Tanya jeni

Chanu hanya menggeleng lemah dan menatap datar kedepan dengan tatapan kosong.

Jenni langsung duduk di samping chanu, menenangkannya.

"Ka jisoo pernah cerita sesuatu ke lo? " Tanya chanu sementara jeni hanya menggeleng.

"Kenapa dia sangat tertutup, bahkan gue yang adenya sekalipun gak tau tentang dia " Ucap chanu prustasi

Tiba-tiba dokter yang memeriksa jisoo keluar dan chanu langsung berlari.

"Gimana kaka saya dok? " Tanya chanu

Dokter itu tersenyum kecil "pasien atas nama jisoo mengalami koma, ada peluru yang bersarang di dekat jantungnya "

Ucapan dokter barusan membuat bahu chanu merosot seketika.

Untuk yang kedua kalinya ia merasa dunianya kembali hancur.

Chanu menangis sejadi jadinya, jenni yang melihat langsung mendekat dan membawa chanu ke pelukannya.

Jenni sangat merasa tidak tega, ia sendiri juga sebenarnya sangat sakit waktu mendengar ucapan dokter tadi, tapi setidaknya ia masih mempunyai harapan kalau jisoo pasti akan sadar.

"Jisoo pasti bangun, dia cuma koma, lo gak boleh kaya gini " Ucap jeni menenangkan.

Chan masih diam dengan isakannya, di dunia ini ia sudah tidak punya siapa siapa lagi selain jisoo, dan sekarang kaka satu-satunya itu sedang koma antara hidup dan mati.

Maap tidak greget.

See you.