Part 2

3K 163 8
                                    

~❤️❤️❤️~

5 Tahun, dia telah banyak berubah. Kini dia lebih tinggi dari Leilah. Leilah sampai harus mendongak walau hanya ingin menatap matanya. Tubuhnya kini tegap dan berotot. Dulu dia memiliki tinggi yang sama dengan Leilah tubuhnya juga tidak sepadat sekarang. Dia berbeda.

Namun tatapannya pada Leilah masih sama seperti dulu. Hangat dan menenangkan. Dominic memiliki iris mata yang sulit Leilah tebak warnanya, matanya di dominasi warna coklat namun ada sedikit bayangan abu-abu yang hampir terlihat biru di iris matanya. Sangat indah, Leilah bisa menghabiskan waktunya hanya dengan melihat dan menebak warna mata Dominic.

Dominic tersenyum dan Leilah lupa bahwa ini adalah malam hari karena betapa cerahnya senyuman Dominic.

Dominic memiliki rambut berwarna hitam kecoklatan seperti ibunya, bibi Sarah. Rambutnya yang sedikit panjang berantakan seperti ia baru saja mengacaknya dengan tangannya. Itu adalah kebiasaan Dominic sejak dulu. Ia akan menyisir rambutnya dengan tangan tanpa sadar dalam keadaan apa pun. Saat ia bahagia, takut, gugup, marah, yah hampir semua perasaannya.

"Aku juga rindu padamu, Leilah." Kata Dominic sambil melepaskan Leilah dan membiarkan Leilah berdiri dengan kakinya sendiri.

"Kapan kau sampai?" Tanya Dominic girang.

"Tadi siang." Jawab Leilah.

Bibir Dominic sedikit mengkerucut seperti merajuk.
"Kenapa kau tidak memberitahuku? Aku bisa menjemputmu di bandara." Keluhnya.

Leilah terkekeh dengan sikapnya yang masih tak berubah. Ia masih Dominic yang Leilah kenal dulu. Sedikit kekanakan.
"Aku ingin memberi kalian semua kejutan." Kata Leilah girang.

"Kau benar-benar mengejutkan semua orang." Dominic tertawa renyah. Tawanya masih sama seperti dulu. Leilah suka mendengar suara tawa Dominic.

"Apa rencanamu besok?" Tanya Dominic

Leilah menggeleng. "Sekolah mulai nanti lusa. Jadi aku belum punya rencana."

"Apa kau mau pergi jalan-jalan denganku besok? Kita bisa pergi ke danau tempat kita biasa bermain waktu kecil. Piknik seperti dulu? Bagaimana?" Tanya Dominic antusias.

"Ya. Tentu saja. Sempurna." Jawab Leilah sama antusiasnya.

Menghabiskan waktu dengan Dominic, tentu saja menjadi prioritas Leilah.

"Baiklah. Um.. Aku akan menjemputmu jam 10 besok pagi?" Tanya Dominic lagi.

"Ok." Jawab Leilah cepat.

"Ok. Um... Sampai ketemu besok. Sebaiknya kau segera masuk, dingin di luar sini." Kata Dominic sambil menyisir rambutnya dengan tangannya.

Lihatkan! Kebiasaannya masih sama!

Leilah tak dapat menahan senyum agar tidak mengembang di wajahnya.

"Ok." Kata Leilah lalu berbalik untuk memasuki rumah.

"Leilah." Seru Dominic, dan Leilah segera berbalik menatapnya.

"Aku senang kau kembali." Dominic tersenyum cerah.

Leilah sangat menyukai senyum Dominic, mengingatkan Leilah akan sinar mentari yang hangat.

"Aku juga." Kata Leilah sambil mengangguk.

"Mimpi indah." Dominic melambaikan tangannya pada Leilah.

Leilah mengangguk. "Selamat malam, Dominic." Leilah juga melambai sambil berjalan mundur ke arah rumah.

"Selamat malam." Sahut Dominic, ia masih setia berdiri di tempat dimana Leilah meninggalkannya.

Leilah menutup pintu dan bersandar pada pintu. Menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

Complicated {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang