Part 6

2.2K 172 5
                                    

~❤️❤️❤️~

Pernahkah kau merasa ingin ada di suatu tempat namun juga tak ingin berada di sana?

Itulah yang dirasakan Leilah.
Entah bagaimana, Leilah sangat, sangat, sangat sial hari itu.

Pertama Viviane mendorongnya pagi tadi. Lalu tiba-tiba saja, kunci lokernya macet dan tak bisa dibuka. Lalu dia diceramahi guru saat jam pelajaran dengan alasan karena Leilah terlambat karena loker sialannya. Saat jam kedua Leilah kembali dimarahi guru karena Viviane, yang sialnya sekelas dengannya pada kelas kimia, yang melaporkan Leilah pada guru dengan alasan Leilah tak memperhatikan pelajaran dan hanya memandangi Dominic, yang juga sekelas dengan Leilah.

Leilah menghela napas lelah. Ia memandangi cafetaria yang mulai ramai saat jam istirahat makan siang. Dia tidak begitu lapar dan hanya mengambil sekotak susu sebagai makan siangnya.

Leilah melirik meja Dominic yang telah penuh dengan teman-temannya dan tentu saja ada Viviane dan teman-temannya juga.

Leilah berjalan melewati meja mereka dan sempat melirik Dominic yang meliriknya sekilas lalu membuang muka. Leilah kembali menghela napas lelah.

Leilah mencari keberadaan Nana namun dia tak kunjung menemukannya.

Dimana Nana?

Bukannya Nana, Leilah malah melihat Steve, murid laki-laki yang di ganggu oleh teman Dominic kemarin. Ia duduk sendirian di meja paling sudut di cafetaria, ia makan dengan kepala tertunduk.

Leilah menghampirinya.
"Hai." Sapa Leilah ramah.

Steve tersentak dan mengangkat wajahnya.

"Bolehkah aku duduk di sini?" Tanya Leilah padanya.

Leilah sedikit bingung saat Steve hanya menatapnya dan tidak merespon pertanyaannya.

"Boleh?" Tanya Leilah sekali lagi.

Steve tersentak sadar, lalu mengangguk dengan kencang. "I.. iya."

Steve kaget ada yang mau duduk bersamanya. Mengingat ia selalu di bully oleh Dominic dan teman-temannya, jadi tak ada yang mau berteman atau bahkan hanya berbicara dengannya.

Leilah tersenyum padanya lalu duduk dihadapannya.

"Aku Leilah." Leilah mengulurkan tangannya pada Steve.

Steve sedikit ragu namun akhirnya mengambil uluran tangan Leilah

"Aku steve. Kita sekelas di kelas Aljabar dan Kimia." Kata steve malu-malu. Dia terlihat sangat manis. Steve memiliki mata hazel yang indah. Dengan rambut pirang yang di potong rapi. Ia berperawakan tinggi dengan tubuh yang ramping. Steve memiliki senyum manis yang jika ia tersenyum padamu kau tak akan tahan untuk tidak balas tersenyum padanya.

Leilah tertawa kecil dan mengangguk. "Tentu saja, aku mengingatmu. Kau selalu duduk di depanku. Kau sangat hebat dalam perhitungan."

Steve nampak tersipu.

"Apa... apa kau hanya akan minum susu saja?" Tanya Steve ragu-ragu sambil menunjuk kotak susu di tangan Leilah.

"Um.. ya. Aku sedang tidak berselera." Leilah berusaha tersenyum pada Steve karena dia kembali mengingat kenapa dia tak selera makan saat itu. Kesialan beruntunnya hari ini.

"Sebaiknya kau makan buah, jangan hanya minum susu, tidak baik untuk kesehatan." Steve mengambil apelnya dan menyodorkannya pada Leilah.

Melihat sikap manis dan perhatian Steve, Leilah tak dapat menahan tawa kecil dari bibirnya dan senyuman manis bertahan di wajahnya.

Complicated {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang