Part 17

2.3K 158 6
                                    

~❤️❤️❤️~

Angin bertiup perlahan, udara hangat yang perlahan mulai menjadi dingin karena mulai pergantian musim. Daun-daun yang perlahan mulai berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan.

Leilah dan Dominic duduk sambil bersandar di bawah pohon favorit mereka, melihat danau yang berkilau karena pantulan cahaya matahari pada permukaan air danau.

"Ini." Dominic menyerahkan papper bag berisi dua potong sandwich kepada Leilah. Leilah mengambil satu dan menyerahkan sisanya pada Dominic.

Mereka memutuskan untuk mampir ke drive thru dan membeli makan siang mereka untuk dimakan sambil menikmati suasana danau yang tenang dan sepi.

"Ini." Dominic menyerahkan sebotol air mineral kepada Leilah, botol itu bahkan sudah terbuka.

"Terima kasih." Leilah mengambilnya dan meneguk perlahan. Ia lalu mengembalikannya kepada Dominic karena Dominic masih memegang tutupnya.

Leilah mengira Dominic akan langsung menutupnya namun Dominic malah meminumnya dengan santai.

Leilah sedikit tersipu mengingat ia baru saja meminum dari botol yang sama.

Leilah berdeham membersihkan tenggorokannya. Ia takut suaranya akan keluar aneh karena terkejut dengan sikap Dominic barusan.

"Jadi... Apa yang terjadi?" Tanya Leilah.

"Sebelumnya saat kita berdebat di lorong. Kau bilang, kau mengalami saat yang sulit sesudah aku pergi lima tahun yang lalu." Leilah mengingatkan Dominic.

Dominic terkekeh. "Kau sama sekali tidak mau berbasa basi dulu ya?"

Leilah hanya menanggapinya dengan mengangkat bahu sambil tersenyum.

Dominic mendesah lalu tersenyum miris. "Kau tahu, sesudah kau pergi aku baru sadar ternyata selama ini bukan hanya dirimu yang bergantung padaku. Ternyata aku juga sangat bergantung padamu." Dominic tidak menatap Leilah dan memfokuskan pandangannya ke kejauhan.

Dominic menyisir rambutnya dengan jarinya, rambut Dominic telah berantakan karena telah berulang kali ia melakukannya sejak mereka keluar dari ruang kepala sekolah.

"Mereka ternyata menyebut kita the beauty and the weird di belakang kita. Mereka menyebutku aneh karena aku selalu menempel padamu. Dan setelah the beauty pergi yang tersisa hanyalah the weird."

"Aku tidak menyalahkanmu Leilah, aku tahu kau harus pergi karena keluargamu. Aku hanya... aku hanya tidak tahu siapa aku tanpamu." Dominic mendesah lelah.

"Hampir setahun aku diam saja di perlakukan sebagai The weird. Aku pernah berada di posisi mereka, Leilah, mereka yang aku bully." Kata Dominic sambil melihat tangannya dengan tatapan rumit.

Dominic mengepalkan kedua tangannya lalu kembali tertawa miris. "Singkat cerita aku muak dianggap sebagai si aneh yang kehilangan si cantik. Dan aku berubah. Awalnya aku hanya ingin mereka berhenti menggangguku."

"Tetapi saat aku SMA dan melihat betapa sulitnya pergaulan, aku memutuskan untuk menjadi lebih kuat, lebih dingin, lebih mengintimidasi dan berada di atas mereka yang lebih lemah dan tidak berani melawan. Pada saat itu aku berpikir untuk menjadi the beast yang ditakuti orang-orang dari pada the weird yang diremehkan oleh semua orang." Dominic nampak merenung.

Complicated {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang