Part 9

2.3K 179 13
                                    

~❤️❤️❤️~

"Hei, kau bisa mendengarku." Leilah berjongkok di samping si besar.

"Ok. Lihat jariku." Leilah mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan kesepuluh jarinya di depan wajah si besar.

"Dari skala 1 sampai sepuluh berapa besar rasa sakit yang kau rasakan, jika di bawah lima aku hanya akan membawamu ke klinik sekolah. Tapi jika di atas 5 aku akan membawamu ke rumah sakit." Jelas Leilah.

"Jadi seberapa besar rasa sakit yang kau rasakan?" Leilah melambaikan jari-jarinya di depan si besar.

Murid itu nampak mengangkat kelima jarinya.

Leilah terkejut melihat kelima jari si besar, ia tidak menyangka kalau ia sampai memukul dan membanting si besar terlalu kuat.

"Umm... Ok. Karena masih lima maka aku hanya akan membawamu ke klinik sekolah." Kata Leilah setelah berpikir sejenak.

"Ayo, pria besar. Bersandarlah padaku."
Leilah membantu si besar berdiri dan memapahnya.

Saat mereka akan berjalan menuju klinik Leilah melihat Nana yang masih setia berdiri mematung.
"Nana, kenapa kamu belum ke kelas?"

Nana nampak bingung dan seakan sadar dan melihat kesekitar, ia melihat tas Leilah di tangannya.
"Tasmu."

"Ah, benar juga. Apa kita sekelas pagi ini?" Tanya Leilah setelah mengingat ia menitipkan tasnya tadi.

Nana mengangguk.

"Bisakah kau membawakan tasku, letakkan saja di kursi kosong di sampingmu. Aku akan mengantar dia dulu." Leilah menatap si besar yang bersandar padanya sambil memeluk tubuhnya dengan satu tangan nampak kesakitan.

Setelah melihat Nana kembali mengangguk, Leilah pun pergi membawa si besar ke klinik sekolah dan seorang petugas kesahatan segera menolongnya. Seorang wanita mungkin berusia sekitar 30 tahun, dari nametag, Leilah melihat namanya Luisa Trent. Melihat cincin emas di jari manisnya, ia sudah menikah.

Si besar di baringkan di atas tempat tidur dan petugas itu mulai memeriksanya.

"Kamu memar sedikit di bagian perut dan bahu." Jelas perawat itu setelah ia memeriksa si besar. "Bahumu tidak terkilir, kau akan baik-baik saja."

"Apa yang terjadi?" Tanya Mrs.Trent.

"Dia dipukul." Jawab Leilah santai.

"Oh ya ampun. Kalian anak lelaki, sangat suka menunjukkan kekuatan kalian dengan berkelahi! Ada-ada saja." Omel Mrs. Trent sambil menggeleng tidak setuju, sementara Leilah hanya tersenyum dan mengangguk setuju kepada Mrs.Trent seakan bukan dirinya yang memukul dan membanting si besar.

"Oleskan ini pada memarmu, dalam dua hari memarmu akan hilang." Mrs.Trent memberikan sebuah saleb yang diterima si besar dengan patuh.

"Kau boleh istirahat di sini jika kau mau." Kata Mrs.Trent pada si besar. "Dan kau sebaiknya segera ke kelas." Katanya sambil menatap Leilah yang dari tadi setia menunggu.

"Bolehkah aku menemaninya sebentar?" Tanya Leilah sambil memberikan senyum termanisnya.

Mrs.Trent mendesah kalah.
"Baiklah, tapi jangan lama, kelas sudah dimulai." Kata Mrs.Trent setelah mempertimbangkannya sejenak.

"Aku mau keluar untuk mengambil persediaan obat di mobilku." Mrs.Trent keluar meninggalkan Leilah dan si besar.

"Hei, siapa namamu?" tanya Leilah.

Complicated {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang