Part 14

2.3K 157 2
                                    

Leilah's outfit👆🏻

~❤️❤️❤️~

Leilah menatap bayangannya di cermin. Ia berpakaian dengan nuansa hitam lagi hari itu. Sejak pulang dari rumah bibi Sarah mood Leilah menjadi semakin suram.

Sebelum Leilah pergi lima tahun yang lalu, tidak pernah sekalipun Leilah merasa suram seperti itu sejak ia mengenal Dominic. Namun suasana kini berbeda.

"Haruskah aku pergi saja?" Tanya Leilah pada bayangannya dicermin. Mata abu-abu pucatnya menatap balik padanya, memantulkan ekspresinya yang datar.

Tapi jika aku pergi....

Pintu kamar Leilah diketuk dan di ambang pintu yang terbuka berdiri Bibi Vic.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Bibi Vic khawatir.

Leilah menjadi merasa bersalah dengan pikirannya untuk pergi. Walau tujuan utamanya adalah Dominic, namun Leilah juga punya paman dan bibi serta tujuan lain yang harus ia urus di situ.

Leilah memasang senyuman di wajahnya. "Aku baik-baik saja, Bibi Vic."

"Tapi kau terlihat muram, sayang." Bibi Vic menghampiri Leilah dan memperhatikan wajah Leilah.

"Ini karena aku lapar. Apa yang kamu buat untuk sarapan, bibi Vic?" Leilah mengalihkan pembicaraan dengan santai. Menggandeng tangan bibinya dan membawanya turun bersama ke ruang makan.

"Selamat pagi, paman Max." Sapa Leilah saat melihat paman Max yang sedang membaca koran sambil sarapan. Mata Leilah berbinar saat melihat sarapan di atas meja.

Oh. Daging asap dan telur orak arik.

Leilah duduk di meja makan dan mulai memakan sarapannya dengan lahap, seiring dengan perutnya yang mulai terisi, suasana hatinya menjadi lebih baik.

"Apa kau akan ke sekolah hari ini?" Tanya paman Max.

Leilah mengangguk. "Iya, paman."

"Leilah, kau tahu kau tidak perlu memaksakan diri." Paman Max nampak khawatir.

"Aku tahu, paman Max. Aku bisa mengatasi semuanya." Jawab Leilah santai.

Bibi Vic juga ikut menimpali.
"Tapi tetap saja Leilah. Kau masih muda. Nikmatilah masa mudamu sedikit. Lagi pula ada Ivanovich yang membantumu. Bermain bersama teman-temanmu selama kau bersekolah bukanlah masalah, bukan?"

Leilah tertegun sejenak.

Leilah tersenyum menenangkan pada paman dan bibinya.
"Aku akan memikirkan sesuatu untuk bersenang-senang. Kalian jangan khawatir."

"Aku pergi dulu. Aku tidak ingin Nana menunggu lama." Kata Leilah setelah menghabiskan sarapannya.

Sejak Leilah mengantar Nana, ia menawarkan diri (memaksakan kehendaknya pada Nana) untuk menjadi supir pribadi Nana dan mengantar jemput Nana ke sekolah.

Leilah menghampiri paman Max dan mencium pipinya.
"Hati-hati mengemudi." Tegas paman Max.

"Iya...."

Leilah menghampiri bibi Vic untuk mencium pipinya namun bibi vic menarik Leilah masuk ke dalam pelukannya.
"Jangan lupa, nikmati masa mudamu." Bibi Vic melepaskan pelukannya dan menatap Leilah dengan tegas "Tapi jangan juga sampai lepas kendali. Jadilah anak muda yang bertanggung jawab."

Leilah tertawa renyah melihat tingkah bibi dan pamannya yang mengkhawatirkannya.

"Aku akan mengingatnya. Aku menyayangi kalian. Sampai jumpa." Kata Leilah sambil melenggang keluar dari rumah. Suasana hatinya sudah baik kembali berkat sarapan dan perhatian dari paman dan bibinya.

Complicated {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang