Part 5

2.3K 162 14
                                    

~❤️❤️❤️~

Panggilan telfon Leilah diangkat sesudah dering kedua. Dan tanpa basa basi "Ada hirarki di antara murid Royal, King dan Queen. Kau tahu?" Tanya Leilah.

("Ya. Nona. Saya mengetahuinya. Itu adalah gelar yang diberikan untuk pasangan yang dipilih menjadi prom king dan queen. Beberapa tahun terakhir gelar itu tidak hanya bertahan untuk acara malam itu, tetapi sampai king dan queen prom berikutnya dipilih. Apakah hal itu menimbulkan masalah?")

Leilah diam dan mendengarkan dengan seksama tiap kalimat yang dikatakan oleh orang di seberang telfon.

"Mereka menggunakan gelar itu dengan salah." Sahut Leilah tenang.

("Apa anda mau saya membereskannya? Saya akan memperbaiki sistem sekolah dari atas sampai bawah untuk menerapkan sistem yang anda inginkan untuk Royal Highschool.")

Leilah kembali diam dan mendengarkan. Leilah merasa perlahan dirinya yang tertidur sejak dia tiba di situ perlahan mulai bangkit. Dan Leilah tak suka itu.

"Tidak perlu." Sahut Leilah memutuskan telfon tanpa menunggu sahutan lagi.

Leilah masih sangat kesal mengingat kejadian di sekolah tadi. Sesudah mendengarkan dan menuruti kemauan Nana. Leilah harus menahan diri mati-matian saat Viviane dan teman-temannya juga teman-teman Dominic bahkan Dominic sendiri membully siapa saja yang mereka rasa pantas untuk di bully.

Mereka membully murid lain hanya karena mereka merasa ada murid yang tidak menarik, pendiam, kutu buku dan yang paling populer dan tak bisa di bantah adalah menghalangi jalan King dan Queen.

Bukan hanya King dan Queen dan teman-teman mereka saja. Murid lainpun yang merasa diri mereka kuat atau populer akan menindas murid yang kurang populer atau lemah. Hal itu yang seakan menjadi hal yang masuk akal di Royal membuat Leilah geram setengah mati.

Leilah juga harus menahan diri melihat Viviane yang terus bergelayut manja pada lengan dan leher Dominic. Leilah tak tahu apa dia harus tertawa atau muntah melihat Dominic yang diam saja dengan sikap Viviane.

Apakah mereka pacaran?

Leilah tahu, dia tak punya hak untuk marah atau cemburu. Leilah dan Dominic hanya berteman. Namun Leilah tak akan bohong bahwa dia mencintai Dominic. Dan sikap Dominic pada Leilah selama ini, minus lima tahun terakhir, memberi Leilah harapan bahwa Dominic memiliki rasa yang sama dengannya. Dominic lah alasan Leilah kembali.

Dominic terus menghindari tatapan Leilah di sekolah. Walau Leilah terus menatapnya saat di tempat parkir berharap Domimic mungkin akan menghampirinya, namun nihil. Malah Viviane yang menatap Leilah dengan garang saat memergoki Leilah menatap Dominic.

Viviane menaiki mobil Dominic dan mereka berlalu.

Ya, kurasa mereka memang pacaran. Apa Dominic takut Viviane tahu tentang kami?

Leilah mendengus.

Memangnya ada apa diantara kami, selain teman, yang bahkan tidak diakui oleh Dominic.

Pintu kamar Leilah diketuk perlahan. Membuat dia tersadar dari lamunannya.
"Leilah." Panggil Bibi Vic.

"Masuk saja Bibi Vic, aku tak mengunci pintu." Jawab Leilah.

Bibi Vic membuka pintu dan memasuki kamarnya. Ia melihat Leilah yang sedang berdiri menghadap jendela. Wajahnya nampak muram.

Bibi Vic tahu pasti telah terjadi sesuatu di sekolah. Namun ia tahu Leilah tak ingin membaginya. Sejak Leilah pulang sekolah hari ini, mereka seperti melihat sosok lain dari Leilah. Dingin, kaku dan menjaga jarak.

Complicated {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang