~❤️❤️❤️~
Walau hanya sekilas saat Mr.Winston menyebutkan nama Leilah, ia bisa melihat bahwa Dominic langsung menatapnya dengan panik.
Namun Leilah tetap bersikap tenang.Leilah berdiri dan menghampiri Mrs.Green.
"Ayo, ikut aku." Mrs.Green menatap Leilah.
"Terima kasih. Mr.Winston." Mrs.Green tersenyun ramah.Saat telah berada di luar kelas. "Mrs.Green, kalau aku boleh tahu, kenapa aku dipanggil ke ruangan kepala sekolah?" Leilah berjalan di samping Mrs.Green.
"Kau akan tahu di sana." walau samar Leilah bisa menangkap nada ketus dari Mrs.Green.
Sadar sesuatu yang tidak menyenangkan akan atau mungkin sudah terjadi.
"Mrs.Green, bolehkah aku ke kamar kecil dulu, aku ingin buang air kecil." Leilah tersenyum meminta maaf.
Mrs.Green mendesah, kejengkelan di wajahnya terlihat jelas.
"Baiklah." Mereka pun berjalan menuju kamar kecil.
"Pergilah, aku akan menunggu di sini. Cepat. Jangan terlalu lama. Kepala sekolah sedang menunggu." Mrs.Green berhenti di depan pintu masuk kamar kecil.
Leilah mengangguk dan tersenyum kecil. Di dalam hati ia bersyukur Mrs.Green tidak mengikutinya masuk ke dalam.
Leilah masuk ke dalam kamar kecil dan memeriksa semua bilik. Setelah memastikan Leilah sendirian, ia segera mengeluarkan handphone nya. Menekan angka 1 pada panggilan dan menunggu.
Telfon Leilah di angkat pada dering ke dua.
("Ya. Nona.")
"Aku dipanggil ke ruang kepala sekolah." Kata Leilah saat mendengar suara yang sangat ia kenal di seberang telfon.
("15 menit.")
Leilah berdecak tidak senang.
"8 menit."("Baik, Nona.")
Tanpa menjawab Leilah mematikan sambungan telfon lalu memasuki bilik toilet dan menunggu. Setelah merasa sudah cukup lama. Leilah segera keluar dan menghampiri Mrs.Green yang menunggunya dengan tidak sabar.
Setibanya di depan ruang kepala sekolah, Mrs.Green mengetuk pintu dan menyuruh Leilah masuk.
Ketika Leilah masuk Mr.Harold, kepala sekolah Royal, menyuruh Leilah duduk di kursi di depan meja kerjanya.
Mr.Harold memiliki tubuh tinggi yang cukup berisi. Dengan rambut pirang yang disisir dengan sangat rapi. Ia menggunakan kemeja putih dengan dasi berwarna merah yang mencolok. Jasnya berwarna abu-abu gelap nampak ia gantung di sandaran kursi.
Setelah Leilah duduk, Mr.Harold menautkan kedua tangannya di atas meja dan menatap Leilah dengan pandangan yang jelas tidak senang.
"Ms.Deleilah, apa kamu tahu kenapa aku memanggilmu?" Tanya Mr.Harold dengan nada dingin mengintimidasi.
Namun Leilah bahkan tidak merasa gentar sedikitpun. Ia membalas tatapan Mr.Harold dengan tenang.
"Tidak."
Jawaban singkat dan tatapan tenang Leilah membuat Mr.Harold sedikit terkejut. Ia tidak menyangka ada murid yang bisa begitu tenang saat menghadapi dia yang dalam 'mode mengintimidasi on'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated {Completed}
Teen FictionAkhirnya setelah 5 tahun, Leilah kembali ke Amerika. Dia berpikir semuanya masih sama seperti sebelum dia pergi. Bertemu dengan sahabatnya Dominic, kembali bersekolah dengan Dominic dan menjalani hari-hari bahagia dengan Dominic. Itulah harapannya. ...