Yuk siapa yang mau ikut ke KUA jadi saksi pernikahannya Brama dan Sasha. Aku tungguin yaaaa.
💐💐💐💐💐
Hari masih pagi, Sasha sudah tampil dengan sangat cantik. Tak ada makeup berlebih, rambut panjangnya pun disanggul dengan rapi. Ada beberapa hiasan rambut yang semakin membuat wajahnya terlihat cantik. Sebuah kebaya berwarna biru muda membungkus tubuh.
"Kamu emang udah cantik. Diapa-apain juga tetep cantik," ucap Widya sambil memandang putrinya.
"Apa kita langsung ke KUA?" tanya Sasha dengan jemari yang mulai berkeringat dingin.
"Iya, Sayang. Ayah dan Ibu akan nemani kamu kok." Atmaja muncul dari balik pintu dengan mengenakan baju batik, sama seperti yang dikenakan oleh ibunya.
"Surat perjanjiannya?" tanya Sasha pelan.
"Sudah Ayah siapkan. Tenang saja." Atmaja menunjukkan sebuah map berwarna biru, mengangkatnya, agar Sasha tahu bahwa semua sudah dipersiapkan dengan baik.
"Yah, nanti kita pulang lagi, kan?" Entah sudah berapa kali gadis itu menanyakan hal yang sama. Dia terlalu takut jika sampai setelah menikah malah tinggal bersama Brama.
"Iya, Sayang. Sini putri cantik Ayah." Atmaja membawa Sasha dalam pelukannya, menenangkan gadis yang jantungnya sudah berdegup tak beraturan.
"Ayo, kita ke bawah. Sopir sudah siap, pasti Brama dan keluarganya sudah menunggu di KUA." Tangan kanan Widya menyentuh punggung sang putri.
Sasha mengangguk, lalu melepas pelukan Atmaja, "Sampai kapan pun, Sasha sayang sama Ayah."
Atmaja mengangguk, air mata sudah menggenang di pelupuk mata lelaki paruh baya itu. Setelah ini, tanggung jawab Sasha tak lagi ada padanya. Semua telah berpindah pada Brama. Berkali-kali lelaki itu meyakinkan diri bahwa pilihan untuk menikahkan Sasha dan Brama adalah bukan sebuah kesalahan. Itu adalah pilihan terbaik.
"Ayah juga sayang sama Sasha. Selamanya, Sasha adalah putri Ayah. Apa pun yang terjadi, Ayah adalah orang pertama yang nantinya akan melindungi Sasha. Jika ada apa-apa, Sasha cerita sama Ayah, ya?" Air mata mulai bergulir di atas pipi Atmaja. Tak sanggup rasanya menahan lebih lama agar air mata itu tak keluar dari tempatnya.
Atmaja memeluk putrinya sekali lagi, pun dengan Sasha. Sementara Widya mengusap air mata dengan tisu, entah sejak kapan jebol dari pertahanan. Tak ada suara tangis, hanya lelehan air mata yang menjadi saksi betapa ada banyak cinta di keluarga itu.
{{{
Sasha melirik lelaki tampan yang sedang duduk di sebelahnya. Lelaki dengan kemeja berwarna putih, ditambah jas dan celana hitam, juga mengenakan kopiah hitam. Wajahnya terlihat segar, walaupun ada bulir-bulir keringat yang mulai keluar dari pori-pori kulitnya.
"Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu pada orang-orang yang hadir dalam acara pernikahan itu.
"Saaah!" Suara menggema, menghentikan detak jantung dua manusia yang kini telah terikat janji suci untuk saling menjaga dan melindungi.
"Alhamdulillah ...."
"Silakan dipasangkan cincinnya," ucap penghulu pada Brama setelah membacakan doa untuk kedua mempelai.
Brama mengeluarkan cincin dari kotaknya, mahar yang diberikan darinya untuk sang istri. Dengan tangan bergetar, dipasangkannya cincin itu di jari manis Sasha. Pas, tidak terlalu kecil maupun terlalu besar.
"Ayo, dicium tangan suaminya." Widya memberi instruksi pada Sasha yang dibalas dengan anggukan.
Sasha memegang tangan kanan Brama yang berkeringat, tangan Sasha pun bergetar saat memegang tangan itu. Dengan takzim, Sasha mencium punggung tangan Brama beberapa detik. Rasanya berbeda jika dibandingkan dengan bagaimana mereka kemarin berpegangan tangan. Jantung seperti akan melompat dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Rahasia (Sudah Terbit) Repost Sampai Tamat
RomanceSasha Atmaja, seorang anak yang bersekolah dengan beasiswa. Bukan gadis populer karena lebih suka berada di perpustakaan, daripada berkumpul dengan teman-temannya. Kehidupannya yang tenang dan damai berubah 180° saat hadir guru muda, Bramasta. Guru...