Part 7 - Brama Tebar Pesona

6.3K 333 6
                                    

Sasha kali ini tidak mengambil bekal di kelas. Sebenarnya setiap hari, ibunya selalu membuatkan bekal untuk makan siang. Biasanya Sasha memakannya pada jam istirahat kedua. Jam istirahat pertama digunakan untuk meminjam buku di perpustakaan, nanti di jam kedua, dia akan makan sambil membaca novel. Setelah selesai makan, dia mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru, juga mengerjakan PR. Novelnya dilanjutkan dibaca di rumah, setelah mengulang pelajaran terakhir.

Langkah kecilnya menuju kantin, diambilnya satu roti dan satu gelas air mineral, lalu memasukkan uang di kotak. Di sini ada kantin kejujuran. Di mana tiap kue ada label harga. Para murid tinggal ambil kue dan membayar, memasukkan pada kotak yang tersedia. Namun, untuk makanan berat ada penjualnya sendiri. Misalnya bakso dan mi ayam. Tak jarang murid-murid melebihkan uang pembayaran, walau masih ada juga yang malah mengambil tanpa membayar.

Setelah mengambil tempat duduk di pojok taman, Sasha menikmati roti sambil membaca novel. Taman terletak tak jauh dari kantin, seumpama ingin makan berat, dia bisa dengan mudah berjalan ke sana. Setelah membaca beberapa halaman, serta makanan yang dia beli habis, telinganya mendengar murid-murid di kantin ramai.

"Huuu, Bu Sofia curang!" teriak salah satu siswi yang bisa ditangkap oleh telinganya.

Kepala Sasha mendongak. Dilihatnya para murid yang tidak masuk kelas bergerombol di kantin membentuk lingkaran. Penasaran, Sasha menutup novel. Dibawanya novel itu dan juga bungkus makanan dan air mineral. Dibuangnya sampah di tempatnya, lalu menuju kerumunan.

Tanpa bertanya, Sasha melihat ke dalam kerumuman, dia membetulkan kacamata, memastikan pandangannya. Dilihatnya Brama tersenyum sambil memandang Sofia, sementara wanita itu menjelaskan pada murid-murid.

"Bu, ikut gabung juga, dong," ucap seorang murid perempuan.

"Kalian kan udah gabung!" kata Sofia sambil mengibaskan rambutnya.

"Yaelah, Bu Sofia. Kita satu meja aja, ya, makannya?"

"Jangan satu meja, nanti saya jadi kenyang, tak jadi makan," kata Brama sambil tersenyum menggoda.

"Huuuu, Pak Brama! Emang pingin berduaan dengan Bu Sofia, ya?"

"Hancur hati adek, Bang! Kamu hancurkan dalam sekejap mata!"

"Hush, hus, pergi sana! Kalian gak masuk kelas?" Sofia menghalau murid-murid centilnya.

"Pak Brama, jawab dong pertanyaannya. Emang Pak Brama pengin berduaan sama Bu Sofia?" tanya seorang siswi yang belum mendapatkan jawaban.

"Iya nih Pak Brama! Gak asik, ih!"

Brama tersenyum manis. "Kalian boleh kok duduk di sini. Tapi apa kalian tega sama saya? Saya jadi gak bisa makan, lho. Karena lihat kalian aja, rasanya sudah kenyang. Nanti malah salah masukin gula dan garam karena gak fokus lihat wajah kalian yang cantik."

"Waaaa!" teriak murid-murid bebarengan.

"Bahkan nih Pak Brama bisa jadi minum kopi kebanyakan karena tak ada pahitnya, terlalu manis jika ditemani sama kalian," ucap Brama lagi sambil tersenyum.

"Nah, kan, Pak Brama bukan milik Bu Sofia. Jadi, kami bisa gabung dong! Yeeey!" Murid-murid tadi langsung duduk bersama di meja Brama dan Sofia.

"Masih ada kesempatan dong buat jadi pacar Pak Brama?" tanya seorang siswi centil sambil menatap Brama dengan mata beningnya.

Brama tersenyum, tidak menggeleng maupun mengangguk. Dia hanya tersenyum sambil memainkan alis dan bola mata, terlihat tampan.

"Pak Brama udah punya pacar apa belum, sih?"

"Belum. Gak ada yang mau sama Bapak," jawab Brama sambil tersenyum

"Bohooong! Bapak cakep juga. Apa jangan-jangan Bapak maunya yang cantik pake banget? Bisa milih lho, Pak. Di sini anaknya cantik-cantik, seksi lagi!"

Suami Rahasia (Sudah Terbit) Repost Sampai TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang