Part 26

9.7K 73 37
                                    

Eits masih baper nggak nih sama cerita yang kemarin. Yuk baca cerita selanjutnya dan jangan lupa like, komen yaa.

===

"Kak, sudah pagi nih." Sasha menggoyangkan tubuh suaminya yang masih terlelap. Pelukan erat lelaki itu tak mudah dilepaskan.

Hal baru bagi gadis itu, tidur berdua dengan orang lain. Walau hatinya berdebar dan masih malu-malu, tapi tetap bisa tidur dengan nyenyak di pelukan lelaki itu. Wajah gadis itu memerah saat menyadari apa yang semalam mereka berdua lakukan. Tidak, dia sekarang bukan gadis lagi.

"Hm ...." Brama menjawab dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Kak, udah pagi nih. Sasha mau mandi. Katanya mau masak dulu sebelum berangkat?"

"Mau lagi?" tanya Brama dengan mata memicing.

"Mau mandi. Bukan mau lagi," jawab Sasha dengan wajah memerah.

"Masih sakit, Sayang?" tanya Brama sambil mengusap lembut rambut Sasha.

Sasha mengangguk malu. Dia menajamkan pendengaran. Kali ini tak salah. Lelaki itu memanggilnya dengan sebutan sayang. Ah, betapa bahagianya.

"Kalau gitu kamu mandi dulu, aku yang masak."

"Eh, tapi?"

"Gak apa-apa, kan? Aku ke kamar mandi dulu, ya?"

"Okey." Akhirnya Sasha mengalah sambil tersenyum, walau dia tahu bagaimana hasil masakannya nanti. Dibayangkannya dapur yang pasti akan sangat kotor seperti kemarin.

Setelah Brama pergi ke luar kamar, Sasha masih mematung di atas tempat tidur. Beginikah rasanya malam pertama? Lalu, bagaimana jika nantinya dia hamil? Bagaimana sekolahnya? Sasha menggigit bibir pelan. Berbagai macam kemungkinan mulai muncul.

"Kok masih di sana? Katanya mau mandi? Apa mau digendong?" tanya Brama saat masuk kamar dengan handuk yang melilit di pusar sampai ke bawah.

Sasha menelan saliva dengan bersusah payah melihat Brama. Wajahnya memerah. Tidak salah jika lelaki itu menjadi makhluk paling indah yang pernah dia lihat.

"Kenapa? Mau lagi?" goda Brama sambil tersenyum.

"Apaan sih, Kak? Sasha ke kamar mandi dulu." Sasha menutupkan selimut ke tubuhnya, lalu berjalan tertatih sambil menahan nyeri.

Melihat sang istri yang kesulitan berjalan, Brama pun menghampiri. "Aku gendongin sampai kamar mandi, ya?"

Sasha mengangguk malu. Namun, kali ini dia tak akan menolak tiap perlakuan manis Brama padanya.

"Selimutnya taruh kamar aja. Lagian cuma ada kita berdua," kata Brama sambil tersenyum menggoda.

"Eh?"

"Tadi malam aku udah lihat semua kok, pake handuk aja, ya? Sulit kalau bawa selimut."

Sasha mengangguk. Membiarkan tubuhnya dililit handuk, lalu digendong oleh suaminya menuju kamar mandi.

"Kalau udah selesai, kamu panggil aja. Aku ada di dapur."

Lagi-lagi Sasha hanya bisa mengangguk sambil menutup pintu kamar mandi.

Brama kembali ke kamar. Dilihatnya sprei yang kusut dan tak lagi berwarna biru polos. Ada noda darah di sana. Lalu bibirnya tersenyum simpul saat teringat apa yang dilakukan tadi malam. Digantinya sprei dengan yang baru, lalu dirapikan dengan cepat.



"Em, Kak. Ini nasi?" tanya Sasha saat melihat isi ricecooker.

Brama tersenyum sambil menggaruk kepala. Nasinya memang telah menjadi bubur. Sangat lemas.

Suami Rahasia (Sudah Terbit) Repost Sampai TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang