Cuaca di kota Bandung hari ini cerah.
Seorang laki-laki berperawakan jangkung dengan setelan kantor yang casual terlihat menggenggam minuman kaleng di kedua tangannya. Dia berjalan dari arah kasir menuju salah satu bangku kedai mini di lantai teratas sebuah gedung perkantoran di Bandung. Dia berjalan menghampiri rekan satu kantornya yang bernama Hardin, selaku CEO Company Grup.
Indo Multi Food Company, atau biasa dikenal dengan nama beken Company Grup. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman.
Dan di sanalah kini Reyhan bekerja.
"Cewek baru lagi?" Reyhan melirik ponsel android laki-laki yang duduk di sebelahnya. Dia menyodorkan satu gelas minuman kaleng di tangan kanannya kepada laki-laki disebelahnya.
"Cantik nggak?" Hardin menge-Zoom foto seorang wanita berpakaian seksi di ponselnya dan memperlihatkannya pada Reyhan. Reyhan tersenyum tipis lalu meneguk minuman kalengnya.
"Semua cewek itu cantik, tapi cantik itu relatif. Lagian tipe cewek lo ya paling begitu-begitu aja, nggak jauh-jauh dari selangkangan," ujar Reyhan cuek. Hardin meninju pelan bahu Reyhan sambil tertawa.
"Bisa aja lo, Bro. Cewek kalau belum buat gue puas, belum cantik!" Jelas Hardin dengan senyum nakal andalannya. Dia menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. Lalu mulai membuka minuman bersodanya.
Reyhan tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Heran dengan laki-laki yang kini duduk bersamanya di Kedai Mini.
Hardin Putra Surawijaya. Seorang laki-laki mapan berusia 29 tahun yang memiliki segala-galanya dalam hidup. Wajah tampan, harta melimpah, karir bagus serta wanita-wanita cantik yang mengelilinginya. Sempurna.
Dan dia juga, laki-laki yang hampir saja membunuh Reyhan sekaligus menyelamatkan nyawanya secara bersamaan.
Berawal sejak lima tahun lalu ketika Reyhan pertama kalinya menginjakkan kaki di Kota Surabaya hanya demi mencari seseorang. Sejak saat itulah hubungan antara Reyhan dan Hardin terjalin, hingga saat ini.
Sebuah hubungan yang bermula hanya sebatas bawahan dengan atasan. Kini semua itu berubah seiring waktu berjalan. Hubungan Hardin dan Reyhan sudah layaknya seorang saudara kembar yang seringkali menghabiskan waktu bersama baik itu di kantor atau tempat-tempat hang out lain. Jalinan persahabatan mereka sangat erat. Bahkan Hardin percaya, di tangan Reyhan, perusahaannya pasti bisa maju pesat. Seperti yang sudah terjadi sebelumnya.
"Minggu depan, gue udah harus cabut ke Jakarta. Peresmian Kantor cabang di sana dipercepat dua hari. Nggak lucukan kalo gue selaku CEO perusahaan nggak hadir? Jadi gue mau lo urus semua kerjaan disini sampai Pak Charles selesai cuti," perintah Hardin membuyarkan lamunan Reyhan.
Kening Reyhan berkerut. "Apa-apaan lo? Perjanjiannyakan gue cuma back up Pak Kamal doang di Bandung? Jadi minggu depan gue udah bisa balik ke Surabaya," tegas Reyhan tak setuju.
"Di Surabaya udah ada Om gue, tenang aja. Keberadaan lo nggak terlalu dibutuhin di sana, oke?"
"Nggak bisa gitu dong, Bro. Lo taukan ada urusan yang masih harus gue selesein di sana," kali ini Reyhan berbicara dengan nada meminta belas kasihan. Meski dia tahu orang yang dimintai belas kasihan bukan orang yang suka berbelas kasih.
"Jiah, masih aja Bro, lo nyariin tuh cewek! Bijaksanalah dalam mencintai seseorang. Harus tau kapan waktunya mengejar dan kapan waktunya berhenti. Cewek masih banyak. Makanya lo cobain dulu, kalau lo udah tahu rasanya, lo pasti ketagihan. Lagian, lo mau sampe kapan sih menyandang status 'Jomblo Akut'? Apa lo nggak kasian tuh sama si Mr. Pranki lo itu, keburu kisut, nggak pernah di ospek!" Hardin terkekeh di akhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DIBALIK CADAR (End)
RomanceFollow dulu sebelum membaca... Kategory : Romance Dewasa.18+ Yang paling suka dengan kisah romantis yang bikin baper mari merapat... Katrina harus menelan pil pahit kehidupan saat sang Bunda membawanya pindah ke Surabaya demi memisahkan dirinya deng...