31 - FLASH BACK (XII) HAMPIR

851 79 36
                                    

Tak sampai lima belas menit kami pun sampai di sebuah bangunan dua lantai yang terdiri dari kamar-kamar sederhana yang berjajar keliling membentuk kotak. Dan tanpa atap di bagian tengah.

Kak Reyhan naik ke tangga yang letaknya berada di luar ruangan diikuti aku di belakang.

Kost ini terlihat sangat sepi. Hampir semua pintunya tertutup kecuali satu kamar di seberang bagian ujung yang terbuka lebar dengan lampu di bagian dalam yang menyala. Aku melihat seorang wanita tengah asik tertidur di kasur lantai sambil menonton televisi.

Seketika kerut di keningku pun menjelas.

"Ini kost-kostan cowok atau cewek?" tanyaku bingung pada Kak Reyhan yang saat itu sedang membuka kunci pintu kamar kostnya yang terletak di lantai dua deretan ke tiga dari arah tangga.

"Bebas, bisa cowok bisa cewek. Ayo masuk," jawab Kak Reyhan santai. Dia membuka pintu kamar kostnya lebar-lebar.

"Kok bebas sih? Nanti kalau terjadi hal-hal yang nggak seharusnya terjadi gimana?" seruku panik. Imajinasiku sudah kembali berputar menuju hal-hal negatif yang berbau dewasa. Konon katanya kehidupan anak kost-kostan itu bebas. Bahkan banyak dari mereka yang berlainan jenis tapi tinggal dalam satu atap berdua hanya mengandalkan status pertemanan semata. Ngeri bangetkan?

Kak Reyhan menatapku sambil sebelah tangannya memegang daun pintu. "Hal-hal yang nggak seharusnya terjadi? Contohnya?" tanyanya dengan wajah cuek.

"Tuhkan pura-pura!" aku melipat ke dua tanganku di depan dada. Melirik ke arah Kak Reyhan dengan sedikit kesal. Bohong banget kalau dia nggak ngerti maksudku. Di handphonenya aja aku pernah menemukan sebuau film beradegan dewasa yang dia safe di galeri. Pasti dia sering nontonin begituan sama temen-temen satu kostnya. Atau jangan-jangan Kak Reyhan udah pernah juga ngelakuin hal itu sama mantan-mantannya? Astaga? Secara kehidupan Kak Reyhankan bebas banget? Nggak ada orang tua pula?

Kayaknya aku perlu interogasi dia deh nanti mengenai masalah itu? Awas aja kalo sampai hal itu benar adanya! Aku mau langsung minta putus!

"Begini nih kalau anak kecil kebanyakan nonton film drama korea, pikirannya jadi aneh-aneh," ucap Kak Reyhan seraya menoyor kepalaku yang masih pasang tampang cemberut. "Kamu mau masuk atau nggak? Kalau nggak aku tutup pintunya. Aku udah kedinginan mau ganti baju," tegas Kak Reyhan yang kini sudah melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kostnya.

Aku sedikit melongokkan kepalaku ke dalam sebelum aku memutuskan untuk masuk. Hanya sekedar waspada saja. "Di dalem ada siapa aja? Sepi banget kayaknya?" tanyaku was-was.

"Emang nggak ada siapa-siapa. Jam segini Bang Nindra masih narik, kamu mau masuk nggak? Air hujannya nyiprat nih ke dalam," ajak Kak Reyhan lagi.

Akhirnya dengan hati setengah terpaksa, akupun masuk ke dalam ruangan kecil itu. Kak Reyhan memberiku handuk dan satu kemeja panjang bernuansa kotak-kotak berwarna hitam. Dia menyuruhku untuk mengganti pakaian di kamar mandi.

Usai mengganti pakaian, aku hendak kembali menuju ruangan depan, saat tiba-tiba langkahku tertahan ketika aku melewati ruang tengah. Sepasang bola mataku terbelalak kaget saat aku melihat pemandangan yang sangat memalukan, hingga aku reflek berteriak histeris seraya menutup wajahku dengan ke dua tangan.

"Aaaaaaaaa...."

Di ruangan itu, di depan lemari pakaian, Kak Reyhan yang sudah bertelanjang dada sedang membuka celana panjangnya yang basah. Dan teriakanku membuat Kak Reyhan sangat terkejut. Saat tubuhnya bahkan hampir bugil dihadapanku.

CINTA DIBALIK CADAR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang