33 - FLASH BACK (XIV) PERPISAHAN

961 74 20
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya.

Hari ini aku kembali ikut menemani Kak Reyhan mengamen, tapi di tempat yang berbeda dari biasanya.

Bukan hanya tempat yang berbeda, hari ini aku dan Kak Reyhan mengamen ditemani Kak Nindra dan beberapa teman Kak Reyhan yang lain.

Suasana ramai membuat aku merasa terhibur apalagi di saat Kak Nindra yang jahil terus saja menggodaku dengan Kak Reyhan.

"Udah dicium berapa kali sama Reyhan, Trin?" tanya Kak Nindra saat itu.

Mendengar pertanyaan frontal itu, Kak Reyhan langsung memelototi Kak Nindra yang jadi cengengesan. Sementara aku cuma bisa senyum-senyum.

"Reyhan mah banci, dia takut sama cewek," goda kawan-kawan yang lain.

"Takut apaan? Orang mantan pacarnya Kak Reyhan aja banyak," sambungku cepat dengan bibir yang manyun.

Tawa Kak Nindra pecah setelahnya.

"Mantan dari hongkong! Reyhan itu nggak pernah pacaran kali! Baru kali ini dia punya pacar dan itu, kamu, Nona Katrina yang cantik," ucap Kak Nindra.

Aku reflek menoleh ke arah Kak Reyhan yang langsung melengos. Sepertinya dia malu karena sudah ketahuan berbohong padaku sewaktu aku mengkonfirmasi ulang hal itu padanya sepulang kami menonton di bioskop beberapa bulan yang lalu, tepatnya sewaktu Kak Reyhan pertama kalinya menyatakan perasaannya padaku. Saat itu dia bilang kalau dia memang memiliki mantan banyak sampai dia lupa untuk menghitungnya.

"Huh, dasar tukang ngibul!" omelku sambil menoyor pelan kepala Kak Reyhan.

Saat itu, saking asiknya bersenda gurau, Kami sampai lupa waktu.

"Ini jam berapa Trina?" tanya Reyhan padaku yang langsung sigap mengecek jam di tangan kiriku.

"Jam setengah lima, ya ampun!" pekikku kaget. Aku langsung bangkit dari tepi trotoar dan merapikan sejenak pakaian sekolahku.

Sadar, aku harus segera sampai di rumah sebelum keduluan Bunda.

Sore itu Kak Reyhan kembali meminjam motor Kak Nindra untuk mengantarku pulang.

Sewaktu kami hendak pamit, sebuah mobil mewah tiba-tiba terparkir di sisi jalan raya yang tak jauh dari tempat kami berkumpul.

Seorang wanita dengan pakaian kantornya yang rapi keluar dari mobil itu dan berjalan cepat ke arah kami.

Aku langsung mencengkram kuat jemari Kak Reyhan ketika sepasang netraku menangkap jelas wajah wanita itu.

Dia Bunda.

Astaga!

"Jadi kamu yang bernama Reyhan?" hardik Bunda dengan wajah merah padam. Matanya menyelidik menyusuri tiap detail wajah Kak Reyhan yang berdiri dihadapannya. Wajah Kak Reyhan yang saat itu kebetulan agak memar karena dua hari lalu dia baru saja terlibat bentrok dengan anak-anak punk di jalanan.

"Coba kamu liat diri kamu? Mengurus diri kamu sendiri saja kamu tidak becus, sekarang kamu mau mengajak anak saya supaya hidupnya jadi kacau seperti kamu? Iya?" suara Bunda kembali terdengar.

CINTA DIBALIK CADAR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang